PATI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati diharapkan memberikan pendidikan seks kepada anak. Ihwal tersebut diutarakan oleh Muntamah, Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Pati.
"Pendidikan seks pada anak ini bisa melindungi buah hati dari kejahatan seksual dan penyimpangan perilaku anak," kata Muntamah, Rabu (1/2/2023).
Pendidikan ini penting, mengingat perkembangan teknologi dan internet yang kian mempengaruhi tumbuh kembang anak.
"Harga Handphone yang murah dan kemudahan pengoeprasiannya membuat anak bisa leluasa mengakses informasi di internet," terangnya.
Bahaya internet menyebabkan berbagai penyimpangan perilaku anak, mulai dari pelecehan hingga kekerasan.
“Kami prihatin dengan kasus-kasus pelecehan yang terjadi saat-saat ini. Pendidikan moral bagian dari itu adalah pendidikan seks saat ini sangat penting diberikan pada anak,” imbuhnya.
Pendidikan seks penting dilakukan, sebab kerap anak tidak paham bahwa dirinya sedang dilecehkan atau dicabuli oleh orang dewasa yang dikenalnya.
Sayangnya, terkadang Pendidikan seks di sisi orang tua masih dianggap hal yang tabu. Terlebih jika tidak mengetahui indikasi dari tindak pelecehan yang terjadi pada buah hati.
“Pemerintah dan kita semua seyogyanya punya perhatian, Pemkab dengan OPD terkait kami dorong untuk lebih intens memberikan Pendidikan seks pada anak-anak dan remaja. juga orang tua juga harus tahu dan memberikan perhatian pada anaknya,” imbuhnya.
Selain pendidikan seks, orang tua juga diminta untuk mengarahkan anak kepada kegiatan yang positif.
Untuk diketahui, seperti dilansir dari statemen dokter spesialis kedokteran jiwa dari RSUD RAA Soewondo Pati dan Keluarga Sehat Hospital Dr Yarmaji Sp KJ dalam acara Webinar Kesehatan Mental Anak penggunaan perangkat internet memicu tindakan kurang terpuji kepada murid tingkat TK hingga SMA.
“Mulai TK, SD, SMP, maupun juga SMA ada. Dan kemarin yang membuat kami miris ada remaja putri yang datang diantar Ortu, akibat penggunaan HP yang tak terkontrol, anak tersebut kecanduan pornografi hingga melakukan tindakan yang kurang terpuji dengan teman SMP-nya yang sama-sama perempuan,” ungkapnya.
Tak kalah mengejutkan pasien gangguan mental dari kalangan anak juga saat ini makin marak. Kepala Sentra Margo Laras di Pati, Jiwaningsih menyebut bahwa pihaknya sejak tahun 2019 telah menangani puluhan anak dengan gangguan jiwa.
“Sejak 2019 sampai sekarang, kami ada 30 anak dengan gangguan jiwa, dan beberapa diantara penyebab paling banyak adalah karena kecanduan game dan bullying,” ungkap Kepala Sentra Margo Laras di Pati, Jiwaningsih. (adv)
EmoticonEmoticon