PATI - Anggota Komisi B DPRD Pati, M Nur Sukarno menyebutkan jika operasi pasar yang digelar oleh Bulog Pati di sejumlah titik di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani, masih kurang prima untuk menekan melonjaknya harga beras.
“Operasi pasar yang dilaksanakan Minggu kemarin sebenarnya kurang efektif dan berkelanjutan karena sehari digelontorkan beras sebanyak 50 ton dan pelaksanaannya harus juga di pasar rakyat yang jauh dari perkotaan,” ujar Sukarno, Rabu (1/2/2023).
Sebelumnya, Bulog Pati menyiapkan 500 ton beras cadangan untuk operasi Pasar. per harinya Bulog mengklaim mampu menyalurkan 50 ton beras untuk dijual dengan harga yang lebih murah.
Beras cadangan Bulog tersebut dijual dengan harga Rp8.600 per kilogram, lebih rendah dibandingkan harga pasar yang menyentuh Rp10 ribu hingga Rp12 ribu per kilogramnya.
Artinya Politisi dari Partai Golkar itu menginginkan Bulog juga menambah frekuensi operasi pasar.
“Seharusnya untuk meredam harga beras di pasaran operasi pasarnya harus melihat situasi di pasaran jangan sampai penggelontoran ya melebihi permintaan masyarakat dan yang lebih penting harus berkelanjutan atau interval jangan hanya sehari saja di Juwana saja,” tuturnya.
Diketahui, hingga pekan ini, harga beras di Kabupaten Pati sudah turun meski tidak signifikan. untuk beras kualitas premium di harga Rp12.400, kualitas medium berada di harga Rp10 ribu. Sementara jika dilansir dari website hargajateng.go.id, harga beras premium di Kabupaten Pati masih menyentuh harga Rp13 ribu. (adv)
EmoticonEmoticon