PATI - Anggota Komisi B DPRD Pati, M Nur Sukarno soroti terjangkitnya 80-an sapi di Pati oleh Lumpy Skin Disease (LSD). Terlebih wabah ini muncul selepas wabah Penyakit Mulut Kuku (PMK).
“Dampaknya luar biasa. Ternak akan mager dari biologisnya, nafsu makan menurun. Walaupun tidak mematikan seperti PMK dampaknya luar biasa,” ujarnya, Senin (6/2/2023).
Lebih lanjut, anggota Dewan di Fraksi Golkar itu menginginkan adanya tindakan cepat dari dinas terkait, agar penyakit ini tak menular dan berkepanjangan. Mengingat jumlah peternak di Pati juga cukup banyak.
“Pemerintah harus turun tangan dan memperhatikan peternak. Harus dikontrol dari dinas,” imbuh Sukarno.
Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati Andi Hirawadi, saat diwawancara terpisah menyebutkan bahwa puluhan kasus ternak terjangkit LSD tersebar di empat kecamatan diantaranya Kayen, Tambakromo, Jakenan, dan Tlogowungu.
“Kasus LSD di Kabupaten Pati laporan terakhir sekitar 80 ekor. Tersebar di beberapa wilayah. Wilayah Kayen, Tambakromo, Jakenan, dan Tlogowungu,” ujar Andi.
Selain ciri fisik, penyakit LSD pada ternak juga menyebabkan gejala ikutan diantaranya demam tinggi, penurunan tajam produksi susu dan mastitis sekunder, hingga penurunan berat badan.
“Ini akibat virus seperti cacar. Kematiannya rendah, gak seperti PMK. Penularannya lewat lalat dan nyamuk. Ndak menular ke manusia. Cuma kualitas dagingnya menurun,” ujar Andi saat diwawancarai terpisah.
Andi mengaku, pihaknya terus melakukan sosialisasi penyembuhan penyakit LSD kepada peternak terdampak.
Para peternak juga diimbau melaporkan kepada Dinas Pertanian jika ternak terindikasi terjangkit LSD, agar mendapatkan vaksinasi serta pemahaman pencegahan dan pengobatan. (adv)
EmoticonEmoticon