PATI – Sejumlah anggota DPRD Kabupaten Pati meminta pengisian perangkat desa tahun ini ditunda. Para wakil rakyat tersebut menilai proses pengisian perangkat desa kali ini penuh dengan kejanggalan, ditambah dengan penunjukan Unisbank sebagai pihak ketiga penyelenggaran ujian tertulis.
“Kami menerima banyak masukan dan keluhan dari masyarakat di bawah soal pengisian perangkat desa ini. Apalagi penunjukan Unisbank sebagai pihak ketiga penyelenggara ujian tertulis,” terang Ketua DPRD Pati Ali Badrudin dalam rapat kordinasi bersama Sekda, Bagian Tata Pemerintahan Setda Pati dan juga Unisbank.
Dalam rapat tersebut dihadiri seluruh pimpinan DPRD dan anggota Badan Anggaran (Banggar).
Penunjukan Unisbank sebagai pihak ketiga disebut menghianati keputusan rapat Banggar beberapa waktu yang lalu, sebelum penyelenggaraan pengisian perangkat desa kali ini.
Sebab dalam rapat tersebut dewan memberikan catatan agar penyelenggara ujian tertulis merupakan kampus yang memiliki jurusan atau program studi pemerintahan. Hal itu sudah disepakati namun kenyataannya Unisbank tetap dipakai.
“Padahal pengisian perangkat desa tahun 2020 sempat geger, karena ada penundaan pengumuman calon yang lolos sampai 8 jam. Hal ini memicu kecurigaan publik. Kenapa ini ditunjuk lagi sebagai pihgak ketiga,” papar politikus PDI Perjuangan ini.
Lebih lanjut, Ali menegaskan, sebelum menyetujui adanya anggaran pengisian perangkat desa, pihaknya sudah merekomendasikan untuk tidak menggunakan Unisbank.
Selain itu, pihaknya juga mempertanyakan tempat ujian tertulis perangkat desa berada di UTC, Semarang. Ia menilai pelaksanaan ujian bisa digelar di Kabupaten Pati. Hal ini juga didukung anggota yang lain yang juga tidak sepakat ujian digelar di luar Pati.
"Kenapa tidak di Kabupaten Pati saja. Di Hotel Safin, atau gedung-gedung lainnya. Bisa menghemat waktu dan biaya bagi para pelamar," paparnya.
Sementara itu Jumani berkilah jika dalam paparan yang telah dilakukan hanya Unisbank yang sanggup. Pihaknya mengaku mengundang 12 perguruan tinggi lainnya untuk paparan. Dari jumlah itu ada 8 yang datang.
"Semua Perguruan tinggi yang mengajukan sanggupnya di Semarang kalau dengan sistem CAT. Dari berbagai perguruan tinggi, Unisbank yang terbaik. Unnes tidak sanggup CAT, hanya ujian tulis LJK. Selain itu ada komitmen dari Unisbank untuk menggandeng tenaga ahli," jelas Jumani yang menjabat Ketua Panitia Pengawas Kabupaten ini. (awe)
EmoticonEmoticon