CEK SUHU : Tim Satgas Covid-19 SMA Negeri 1 Kayen saat melakukan ukur suhu tubuh sebelum siswa masuk ke dalam lingkungan sekolah |
PATI - Untuk mencegah adanya penularan virus Covid-19 di lingkungan sekolah, Pihak SMA Negeri 1 Kayen menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
Di sekolah setempat juga sangat memaksimalkan peran dari Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 di tingkat sekolah.
Menurut Kepala SMA Negeri 1 Kayen, Mulyono, keberadaan Satgas Covid-19 di sekolanya benar-benar difungsikan sesuai dengan tugasnya.
Di SMA Negeri 1 Kayen sendiri ada 25 orang yang tergabung dalam tim Satgas Covid-19 sekolah. Anggota satgas diambil dari para guru dan karyawan sekolah.
Sesuai dengan namanya, tim Satgas Covid-19 tingkat sekolah ini bertugas untuk memantau kegiatan para murid serta guru saat melakukan kegiatan di lingkungan sekolah.
"Tugas dari tim Satgas Covid-19 ini adalah untuk memantau aktivitas baik para siswa maupun guru agar senantiasa mematuhi protokol kesehatan saat berada di sekolah," kata Mulyono.
Tim Satgas Covid-19 SMA Negeri 1 Kayen sedang melakukan penyemprotan cairan disinfektan di halte sekolah. |
Setiap harinya, tim Satgas Covid-19 ini mempunyai kegiatan rutin yakni mengukur suhu tubuh para siswa sebelum mereka masuk ke dalam sekolah.
Tim Satgas juga membuat jalur atau rute untuk keluar masuk agar tidak terjadi kerumunan. Selain itu Satgas Covid-19 juga mengarahkan para siswa untuk membasuh tangan di wastafel yang telah disiapkan sebelum masuk ke dalam kelas.
"Satgas Covid-19 di SMA Negeri 1 Kayen ini sudah dibentuk sejak 10 Juli 2020. ," ujar Kepala SMA Negeri 1 Kayen.
Mulyono menambahkan, peran dari tim Satgas Covid-19 ini sangat membantu dalam penerapan protokol kesehatan di sekolah, Apalagi saat ini kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah mulai kembali diberlakukan.
"Sesuai dengan Surat Edaran dari Bapak Bupati Pati, mulai Senin (7/3/2022) pembelajaran tatap muka secara terbatas mulai diaktifakan kembali. Dari intruksi itu kami juga telah melakukan pembelajaran tatap muka secara terbatas yakni 50% dari jumlah siswa," terang Mulyono.
Untuk per kelasnya, lanjut Mulyono, diisi separuh dari jumlah siswa yang ada. Pembagian jadwal PTM pun disesuaikan dengan nomor urut absen.
"Misalnya hari ini absen 1-18 yang masuk, besoknya absen 19-36 gantian yang masuk. Saat tidak ada jadwal PTM siswa yang di rumah tetap belajar secara daring," pungkasnya. (gus)
EmoticonEmoticon