![]() |
Banjir di Kabupaten Pati |
Pati – Bencana banjir yang melanda Kabupaten Pati sejak awal bulan Februari lalu hingga sekarang belum surut. Diketahui 6 kecamatan terdampak bencana ini.
Konon yang paling
terdampak dari bencana tahunan ini adalah petani padi Pati di area dataran
rendah. Dinas Pertanian Pati menyebutkan sekitar 5,964 hektare lahan
pertanian di Pati terendam banjir, dan 2,269 hektare di antaranya mengalami
puso atau membusuk.
Hal ini
menuntut Pemerintah Kabupaten Pati melakukan beberapa langkah strategis
termasuk diantaranya mengajukan bantuan tebus benih ke Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah. Di sisi lain Anggota
Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Narso menyebut
yang paling terpukul dalam bencana banjir ini bukan hanya para petani padi,
melainkan juga para pelaku usaha tambak.
Oleh karenanya Politisi di
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini meminta agar para pelaku usaha tambak
diperhatikan keberlangsungan mata pencaharian.
Lebih spesifik, Ketua
Fraksi Nurani Keadilan Rakyat Indonesia (NKRI) ini berharap agar pemerintah
juga segera memberikan bantuan bibit ikan, agar para pelaku tambak dapat
menanam benih kembali setelah dipastikan curah hujan turun.
“Jangan
cuma padi saja karena ada ratusan hektare kolam air tawar yang terendam harus
dipikirkan supaya masyarakat bisa bangkit,” kata Narso saat diwawancara
Mitrapost.com belum lama ini. Dari data terakhir yang dihimpun dari
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati menyebut sekitar 558
hektare tambak ikan di Pati ikut tersapu air banjir. Kondisi ini membuat para
petani mengalami kerugian materiil yang banyak.
Beberapa
ahli menyebut, banjir yang terjadi tahun ini disebabkan oleh fenomena La Nina
yang menyebabkan curah hujan lebih tinggi dibanding sebelumnya. Di Pati, faktor
kerusakan hutan dan alih fungsi lahan juga disinyalir menjadi penyebab utama
terjadinya banjir.(Adv)
EmoticonEmoticon