PESERTA PELATIHAN BORDIR: Kepala Disnakerperinkop dan UKM Kabupaten Kudus, Dra. Rini Kartika Hadi Ahmawati, MM foto bersama peserta pelatihan bordir BLK Kudus. |
KUDUS-Kejuruan bordir pada Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi, Usaha Kecil Menengah (Disnakerperinkop dan UKM) Kabupaten Kudus, siap melahirkan sejumlah pelaku usaha baru di Kota Kretek. Mereka pun dinilai dapat meramaikan dunia usaha mikro kecil dan menengah di Kudus.
Diketahui, kejuruan bordir merupakan salah satu bidang pelatihan kerja yang diselenggarakan UPT BLK Disnakerperinkop dan UKM Kudus. Total terdapat 21 kejuruan yang diselenggarakan tahun ini.
Instruktur bordir BLK Kudus, Sri Darojatun mengatakan, antusias para peserta pelatihan tahun ini cukup besar. Semangat ingin memiliki kemampuan membordir yang ditunjukkan para peserta juga cukup tinggi. Hal itu dibuktikan saat mereka praktik membordir.
‘’Pada dasarnya mereka sudah bisa membordir. Hal itu terlihat saat praktik. Tinggal jam terbang mereka setelah pelatihan untuk menghasilkan hasil bordir yang halus dan bagus,’’ kata Sri.
Sri, yang sudah sudah menjadi instruktur di BLK Kudus sejak 2009 ini, pun mengaku bersedia memfasilitasi peserta secara gratis yang mengalami kendala alat setelah lulus pelatihan.
‘’Peserta yang terkendala, bisa datang ke rumah untuk meningkatkan jam terbang agar hasil bordir yang dihasilkan semakin bagus dan halus,’’ ujarnya.
‘’Salah satu peserta ada yang sudah memiliki usaha pakaian sampingan, tapi terkendala mendapat tenaga bordir untuk pakaian yang sedang dikerjakan,’’ imbuhnya.
Sementara Kepala Disnakerperinkop dan UKM Kabupaten Kudus, Rini Kartika Hadi Ahmawati mengungkapkan, bahwa peluang pasar dari kejuruan bordir ini sangat bagus. Bahakn di tengah pandemi Covid-19, pelaku bordir di Kudus pasarnya masih bisa bertahan.
“Selain permintaan dari Pemerintah Kabupaten Kudus untuk seragam yang di kenakan ASN setiap hari Kamis. Bordir termasuk memiliki pasar unik untuk kalangan kelas menengah ke atas. Termasuk juga untuk batik serta tas dan dompet rajutan yang di BLK juga ada pelatihannya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rini menerangkan, bahwa untuk pelatihan kerja di BLK, Kabupaten Kudus tahun ini mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,693 miliar melalui anggaran Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT). Adapun peruntukannya sesuai PMK-206 yakni mengadakan pelatihan kerja khusus bagi pekerja atau buruh rokok maupun keluarganya.
Ia menambahkan, pada tahun 2021 di BLK Kudus terdapat kejuruan baru. Kejuruan tersebut yakni pelatihan digital marketing, hidroponik, roasting coffee dan barista yang banyak menarik banyak peserta.
"Semoga dengan memaksimalkan pelatihan yang bersumber dari dana cukai ini, dapat menumbuhkan UMKM di Kudus semakin berkembang dan naik kelas,” pungkasnya. (han)