 |
PENDIDIKAN POLITIK: Ketua DPRD Kudus, Masan memberikan pendidikan politik kepada Arina Septi Aprilia siswa Kelas X MAN 1 Kudus yang baru saja lulus Parja 2020 Direktorat Jenderal DPR RI. |
KUDUS-Ketua DPRD Kabupaten Kudus, Masan, memberikan apresiasi kepada Arina Septi Aprilia, salah satu murid kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kudus. Penghargaan itu diberikan atas kesuksesannya lulus dalam seleksi Parlemen Remaja (Parja) 2020, yang digelar secara virtual oleh Sekretariat Jenderal DPR RI, 2-6 November 2020.
Diketahui, total pendaftar Parja 2020 bertajuk “Gotong-royong Menghadapi Pandemi Covid-19, Optimis Bisa”, sebanyak 6.257 siswa jenjang pendidikan SMA/SMK/MA sederajat di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 134 peserta dari 80 daerah pemilihan (dapil) di 34 provinsi se-Indonesia dinyatakan lulus, dan berhak mengikuti seleksi Parja 2020 secara virtual.
Sedang Arina menjadi satu-satunya peserta wakil madrasah dari Dapil II Jawa Tengah yang lulus seleksi Parja 2020, dengan mengangkat tema “Jika Aku Menjadi Parlemen” di bawah bimbingan guru MAN 1 Kudus yakni Charisfa Nuzula dan Desiana Jayanti Andaruli. Capain itu tentunya membuat bangga karena mampu membawa nama baik MAN 1 Kudus di Senayan.
Menanggapi hal itu, Masan mengatakan, event Parja 2020 ini bagian dari pendidikan politik awal yang diajarkan di lingkungan sekolah. Dengan adanya pendidikan politik di sekolah, stigma (ciri buruk) tentang politik akan semakin tergerus. Sebab para pelajar sudah memahami arti yang sebenarnya tentang ilmu politik.
‘’Negara kita negera demokrasi, dan partai politik (Parpol) akan melahirkan sosok pemimpin yang sesuai undang-undang,’’ ujar Masan, Rabu (11/11).
Sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kudus, Masan menyebut kebijakan politik menjadi penentu arah pembangunan daerah ke depan. Sehingga perlu dipahami dengan benar bahwa politik itu memiliki banyak manfaat, diantaranya mensejahterakan masyarakat.
Sambungnya, jika sudah faham tentang ilmu politik, langkah selanjutnya adalah bagaimana cara memperjuangkan dan merealisasikan apa yang menjadi keinginan masyarakat. Dengan demikian, Masan menyebut tugas wakil rakyat itu gampang, tinggal bagaimana anggota legislatif itu menjalankan proses dinamika politik di lingkungan DPR.
‘’Jadi, tergantung pada kepiawaian masing-masing anggota dan bagaimana cara memperjuangkan aspirasi masyarakat,’’ tandasnya.
Lebih lanjut kata Masan, kesadaran masyarakat dalam partisipasi pemilihan umum (Pemilu) sudah cukup tinggi. Tidak hanya sekedar memilih berbasis “Serangan Fajar”. Namun demikian diakui atau tidak, money politic (politik uang,red) tidak bisa dihilangkan karena sudah menjadi bagian dari bumbu demokrasi.
‘’Kami berharap ke depan, kualitas pemilu semakin baik dan sesuai dengan Luber (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia) dan Jurdil (Jujur dan Adil). Jika semua itu dapat dilalui, pemilu akan melahirkan sosok pemimpin yang baik dan ideal,’’ ujarnya.
Masan menambahkan, pihak sekolah di Kudus diharapakan dapat turut serta memberikan pemahaman atau pencerahan tentang ilmu politik kepada peserta didiknya. Para guru jangan apatis terhadap politik karena semua bidang tidak lepas dari ilmu politik.
‘’Hanya cara menjalankan ilmu politik itu yang berbeda,’’ kata Masan.
Sementara Kepala MAN 1 Kudus, Suhamto mengaku bersyukur anak didiknya bisa lulus seleksi Parja 2020. Even ini merupakan pengalaman pertama yang diikuti siswa MAN 1 Kudus. Diharapkan pada even berikutnya, siswanya yang lain dapat mengikuti jejak Arina.
‘’Pengalaman ini diharapkan dapat menggugah siswa yang lain, untuk ikut event Parja tahun depan,’’ kata Suhamto.
Suhamto menuturkan, pihkanya berencana juga akan membuka ekstrakurikuler tentang Parlemen Remaja. Namun untuk pelaksanaannya belum bisa ditentukan, mengingat masih ada pandemi Covid-19.
‘’Kami sudah susun, dan pematerinya nanti dari anggota dewan atau yang lain,’’ pungkasnya. (adv)