![]() |
DPRD : Juru bicara Fraksi Gerindra, Yeti Kristianti, ketika menyampaikan pandangan umum fraksi tentang Rancangan APBD Kabupaten Pati 2021, Selasa (6/10/2020). |
PATI – Fraksi Partai Gerindra DPRD Pati menilai rasio pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Pati masih rendah. Hal itu disampaikan juru bicara Fraksi Gerindra, Yeti Kristianti, ketika menyampaikan pandangan umum fraksi tentang Rancangan APBD Kabupaten Pati 2021, Selasa (6/10/2020).
Dalam
Rancangan APBD tersebut, PAD 2021 ditargetkan sebesar Rp 331,5 miliar.
Persentasenya hanya 12,43 persen dari total anggaran pendapatan daerah yang
sebesar Rp 2,66 triliun.
Mayoritas pendapatan
daerah masih ditopang oleh pendapatan transfer, yang pada rancangan APBD 2021
diproyeksikan sebesar Rp 2,19 triliun.
“Angka rasio (PAD) ini masih cukup rendah sehingga belum dapat
mengimbangi dinamika kebutuhan belanja dalam mendukung program prioritas
pembangunan. Persoalan ini menuntut peningkatan kemandirian daerah dengan
meningkatkan PAD melalui optimalisasi potensi pendapatan daerah,” ujar dia.
Menanggapi
hal tersebut, Bupati Pati Haryanto sependapat bahwa tingkat kemandirian fiskal
Kabupaten Pati masih berada pada kategori rendah.
“Namun demikian, kami
berupaya semaksimal mungkin untuk mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan asli
daerah, terutama dari sektor pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah,”
papar dia di podium Ruang Rapat Paripurna DPRD Pati, Rabu (7/10/2020).
Haryanto menjelaskan,
secara keseluruhan, anggaran pendapatan daerah dalam Rancangan APBD Kabupaten
Pati Tahun Anggaran 2021 mengalami penurunan target dibanding dalam APBD
Perubahan 2020.
Hal tersebut lantaran
adanya penurunan target pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD). Adapun pendapatan RSUD diproyeksikan turun sebagai
dampak adanya pandemi Covid-19.(gus)
EmoticonEmoticon