![]() |
BAGI-BAGI DOORPRIZE : BPKAD Pati memberikan doorprize sepeda motor kepada pemenang undian Percepatan PBB-P2 Periode Pertama di Pendopo Kabupaten Pati, Kamis (26/8). |
PATI - Untuk memacu desa-desa dan masyarakat agar tertib membayar pajak, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pati menggelar Gebyar Lunas PBB-P2 2020 dan Pemberian Doorprize Percepatan PBB-P2 Periode Pertama di Pendopo Kabupaten Pati, Kamis (26/8) kemarin.
Dalam
pengundian doorprize tersebut, total ada 181 hadiah yang diberikan
kepada kecamatan, desa, dan masyarakat yang sudah melunasi pajaknya
sebelum tanggal yang ditentukan.
“Untuk pembagian doorprize pada
tahap pertama ini ada 15 sepeda motor, 35 notebook, 21 televisi, 3
kulkas, dan 100 kipas angin,” ungkap Kepala BPKAD Pati, Turi Admoko usai
acara.
Turi mengatakan, Pihaknya optimis mampu memenuhi target
Pajak Bumi Bangunan Perkotaan dan Perdesaan (PBB-P2) tahun ini. Ini
terlihat dari pencapaian pelunasan PBB-P2 di delapan dari dua puluh satu
kecamatan, hingga Agustus ini, PBB-P2 sudah lunas seratus persen.
“Target
untuk pagunya itu Rp 22 milyar tapi di APBD saya berikan target Rp 21,2
milyar. Mudah-mudahan bisa tercapai targetnya. Untuk tahun ini sampai
26 Agustus 2020, yang lunas sudah delapan kecamatan atau porsinya sudah
mencapai 78%,” katanya.
Saat ini pihaknya pun terus memacu
desa-desa dan kecamatan-kecamatan dalam pelunasan PBB-P2. Salah satunya
dengan memotivasi dengan pemberian doorprize periode II di bulan Oktober
atau November mendatang.
“Sambil di akhir tahun nanti sekalian
dengan pajak yang lain. Kita merencanakan untuk memberikan reward kepada
wajib pajak hotel dan wajib pajak restaurant. Sekarang ini kita itu
punya alat perekam data transaksi di hotel dan di restaurant, nah
setelah mereka membayar akan ditulis nama dan alamatnya kemudian akan
kita undi di akhir tahun untuk kita berikan reward,” jelasnya.
Sementara
itu, Bupati Pati Haryanto dalam sambutannya mangatakan. Walaupun PBB-P2
sudah dikelola selama 6 tahun. Namun permasalahan-permasalahan terkait
pemungutan PBB-P2, kemudian pelaksanaan teknis terkait SPPT, dan
utamanya adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat selaku wajib pajak
untuk membayar pajak juga masih ada.
“ini memerlukan kiat-kiat
khusus. Sehingga memerlukan terobosan khusus guna memberikan pemahaman
kepada masyarakat agar dengan sadar mematuhi untuk membayar Pajak.
Karena pada akhirnya uang Pajak akan kembali ke masyarakat lagi,”
pungkasnya. (mel/gus)
EmoticonEmoticon