Bungkusan Bangkai Ayam Gegerkan Warga

Friday, June 19, 2020 Add Comment
PENYELIDIKAN: Anggota Infafis Polres Kudus bersama tim Medis Puskesmas Kaliwungu saat melakukan penyelidikan penemuan bangkai ayam di makam Sedyo Luhur Desa Bakalan Krapyak, Kamis malam.
KUDUS - Warga Desa Bakalan Krapyak Kecamatan Kaliwungu, Kudus digegerkan dengan penemuan sembilan ekor bangkai ayam yang dibungkus menggunakan kain mori di komplek pemakaman Sedyo Luhur desa setempat, Kamis (18/6) malam kemarin.

Diantara sembilan bangkai ayam tersebut, juga diketemukan sebuah foto seorang gadis, kertas asmak pengasihan yang dibubuhi tulisan mantra disertai nama perempuan Yulia Fera Ayu Lestari. Warga yang menemukan bungkusan bangkai ayam tersebut menduga, bahwa bangkai ayam itu diduga sebagai media guna-guna atau pelet.

Setelah dilakukan penelusuran, nama Yulia Fera Ayu Lestari itu merupakan warga Desa Karangmalang, RT 4 RW 8 Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Karangmalang, Mashuri pun membenarkan nama yang disebut merupakan warganya.

"Iya benar, orang tuanya bernama Junaedi seorang pedagang. Tetapi sudah tidak serumah dengan ayahnya,’’ ungkap Mashuri saat ditemui di rumahnya, Jumat (19/6).

Saat ini, sambungnya, Yulia (sapa akrab Yulia Fera Ayu Lestari) tinggal di rumah ibu kandungnya, sejak kedua orang tuanya itu bercerai. Soal kehidupan sehari-harinya, Yulia diketahui berbaur dengan gerombolan anak punk. Teman-teman itu pun sering diajak berkumpul di rumahnya.

Lebih lanjut, gadis kelahiran 8 Juli 2001 itu sudah tidak sekolah dan memilih kehidupan yang bebas dari tanggungjawab orang tuanya. Pihaknya pun mengaku sudah pernah mengajak untuk melanjutkan sekolah, tetapi yang bersangkutan tidak berkenan.

"Pernah diajak melanjutkan sekolah tapi tidak mau. Sekarang memilih bebas dan kumpul sama anak-anak punk itu,’’ terangnya.

Saat dilakukan penelurusan di rumahnya, yang bersangkutan tidak ketemu karena belum pulang ke rumah sejak ada kabar tersebut.

Terpisah, Kapolres Kudus AKBP ‎Aditya Surya Dharma mengaku akan melakukan pemeriksaan dan penyeldikan terhadap penemuan sembilan bungkusan bangkai ayam ditemukan Kamis malam itu.

"Kami masih menyelidiki, siapa yang membuang bungkusan itu ke dalam makam,’’ singkatnya saat ditemui di Taman Bojana Kudus usai menyerahkan bantuan sembako kepada pedagang kaki lima (PKL), Jumat pagi kemarin. (han/gus)

Bagikan Ribuan Masker kepada Tenaga Medis

Friday, June 19, 2020 Add Comment
BANTUAN: Alat pelindung diri termasuk masker masih sangat dibutuhkan oleh para tenaga kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.
REMBANG - Gugus Tugas Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Rembang untuk Penanganan Covid-19 membagikan ribuan masker kepada tenaga medis, Jumat (19/6). Bantuan sebanyak 4.000 masker medis dibagikan kepada tenaga medis di Rumah Sakit Islam Arafah Rembang.

Bantuan masker medis disalurkan antara lain karena kasus penyebaran Covid-19 belum terkendali di Kabupaten Rembang.

Menurut data Pemerintah Kabupaten Rembang, hingga Kamis (18/6), jumlah positif Covid-19 di daerah ini, sebanyak 14 pasien. Rinciannya, 5 orang sudah sembuh, 6 orang masih dirawat, dan 3 orang meninggal dunia.

Koordinator Gugus Tugas GP Ansor Kabupaten Rembang untuk Penanganan Covid-19 M Hanies Cholil Barro' mengatakan, masker medis dibagikan kepada dokter dan perawat. Harapannya, pencegahan dan upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 bisa semakin solid.

Menurut Gus Hanies, sapaannya, semakin tinggi kebutuhan masyarakat terhadap peranan tenaga kesehatan, maka risiko para tenaga kesehatan terpapar oleh virus ini, juga tinggi.

"Bantuan APD dasar berupa masker medis sebagai tindak lanjut program Ansor untuk Negeri dari Pimpinan Pusat GP Ansor menjadi pilihan realistis untuk mengawal para tenaga kesehatan dari risiko terpapar Covid-19, sekaligus diharapkan mengikis potensi kembali langkanya APD," ujar Gus Hanies yang juga Ketua Dewan Penasehat Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Rembang.

Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Rembang Muhammad Nadhif Shidqi menambahkan, pihaknya bertekad tidak absen mendampingi masyarakat terdampak pandemi Covid-19.

"Sebisa dan semampu kami, kita saling bantu. Saling bahu, seperti nasehat Gus Hanies, tempo hari. Kami masih terus menggalang bantuan beras kemanusiaan dan hari ini, kita bagikan masker medis bagi tenaga kesehatan," katanya didampingi Kepala Satkorcab Banser Kabupaten Rembang Abdul Rosyid seusai penyerahan bantuan masker medis. (sov)

Semen Gresik Bantu Tangani Gizi Buruk

Wednesday, June 17, 2020 Add Comment
NUTRISI: Ahli Gizi UPT Puskesmas Gunem memberikan nutrisi tambahan kepada bayi gizi buruk, melalui progam SG Ayomi yang diprakarsai PT Semen Gresik.
REMBANG - Jumlah kasus anak dengan gizi buruk di Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang dinilai masih memprihatinkan, sehingga butuh penanganan segera, baik oleh pemerintah dan semua pihak. 

Atas kondisi tersebut, Semen Gresik melalui program Ayo Optimalkan Gizi (SG Ayomi) kini ikut menangani kasus gizi buruk, sedikitnya di empat desa sekitar lokasi Pabrik Rembang.

Empat desa yang disasar progam SG Ayomi yaitu Desa Kajar, Timbrangan, Pasucen dan Tegaldowo. Sebanyak 16 anak kasus gizi buruk dibantu progam hasil kolaborasi dengan UPT Puskesmas Gunem tersebut.

Nutrisionis UPT Puskesmas Gunem Nuruz Zahrotun Nisa mengatakan progam SG Ayomi sangat membantu jajarannya dalam penanganan kasus gizi buruk. Pemenuhan nutrisi anak gizi buruk yang memang berasal dari keluarga kurang mampu itu juga tercukupi seiring progam itu.

Ia mencontohkan balita AZ asal Desa Pasucen. Awal Januari 2020, saat pertama kali ikut progam SG Ayomi, bobot bayi yang kala itu berusia 14 bulan hanya 7 kilogram. Namun setelah hampir enam bulan, bobotnya naik signifikan dan saat ini mencapai 8,3 kilogram.

"Keluarga anak gizi buruk itu juga sangat terbantu sekali, terlebih saat pandemi Covid-19 seperti sekarang. Sebab ekonomi keluarga mereka mayoritas memang tergolong kurang mampu," kata Nuruz Zahrotun Nisa, Rabu (17/6).


Progam SG Ayomi pertama kali digulirkan September 2019. Saat itu salah seorang balita yang dibantu SG Ayomi adalah Laila Qurrota Ayuni, buah hati pasangan suami istri Mukijan (45) – Ngamijah (32). 

Selain pendampingan dan pemberian nutrisi, Semen Gresik juga membantu Rp 5 juta untuk membayar biaya perawatan Laila Qurrota Ayuni selama di rumah sakit. Orang tua Laila termasuk keluarga tidak mampu dan waktu itu belum terdaftar sebagai penerima program BPJS Kesehatan.


Tahun 2020 ini, PT Semen Gresik kembali menganggarkan dana puluhan juta untuk progam SG Ayomi. Anggaran itu untuk beragam kegiatan. Mulai dari pendampingan pola asuh anak dan pemberian makanan penambah gizi yang terjadwal secara periodik hingga pemberian bantuan untuk balita gizi buruk yang menjalani perawatan di rumah sakit. 

Menurut Nuruz Zahrotun Nisa, progam SG Ayomi ikut mempercepat penurunan angka gizi buruk di wilayah kerjanya. Berdasar hasil pendataan, saat ini masih ada 37 anak dengan gizi buruk yang tersebar di 16 desa se-Kecamatan Gunem. Jika penanganan 16 anak gizi buruk yang tahun ini disasar progam SG Ayomi rampung, maka hampir separo persoalan itu teratasi.

"Semoga tahun 2021 masih ada progam SG Ayomi. Dan kita berharap kegiatannya juga bisa diarahkan untuk desa-desa lain di Kecamatan Gunem yang ada kasus gizi buruk," harapnya.

Kepala Unit Humas dan Bina Lingkungan PT Semen Gresik Syaichul Amin mengatakan progam SG Ayomi sejalan dengan progam pemerintah yang juga serius menangani gizi buruk. Persoalan gizi buruk memang tidak boleh dianggap sepele. Sebab gizi buruk yang kronis bisa memicu munculnya stunting. Yakni pertumbuhan tubuh balita yang tidak normal untuk usianya. Lazimnya ditandai dengan kerdil, gampang sakit hingga kemampuan kognitif yang tidak optimal.

"Anak-anak gizi buruk harus mendapat penanganan yang optimal. Sebab mereka juga calon generasi penerus bangsa. Makanya Semen Gresik juga komitmen mengawal hal ini," tandas Syaichul Amin. (sov/gus)

Pembukaan Taman Budaya Belum Jelas

Wednesday, June 17, 2020 Add Comment
DITUTUP: Gedung Kesenian Taman Budaya Kudus hingga kini masih ditutup, untuk mencegah penularn Covid-19.
KUDUS - Pengelola Taman Budaya Kudus masih menunggu keputusan dari Pemkab Kudus terkait pembukaan kembali gedung kesenian tersebut. Mengingat sampai sekarang kasus positif Covid-19 di Kota Kretek terus meningkat. Perkembangan kasus itu pun berdampak pada persiapan penerapan tatanan baru atau new normal.

Kepala Kepala UPTD Taman Budaya Kudus, Kasman Sutiyono menuturkan, sampai saat ini belum ada kepastian kapan Taman Budaya Kudus dibuka kembali. Pihaknya masih menunggu Surat Edaran (SE) dari Pemkab Kudus melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus terkait hal itu.

"Kami belum tahu kapan boleh dibuka kembali karena kasus Covid-19 di Kudus masih terus bertambah,’’ ujar Kasman baru-baru ini.

Dia memaparkan, sejak ditutup per Maret 2020 lalu hingga Juni ini, tercatat sebanyak 24 even yang rencana digelar di Taman Budaya Kudus terpaksa dibatalkan. Saat ini, masih ada catatatn dua even yang rencana akan digelar di gedung kesenian itu pada bulan Juli 2020 mendatang.

"Kalau pemerintah belum memberikan izin, kemungkinan besar juga akan dibatalkan,’’ tandasnya.  

Kasman menuturkan, Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Taman Budaya Kudus 2020 sebesar Rp 120 juta, lebih besar dari target 2019 yakni Rp 116 juta. Namun hingga kini realisasi PAD tahun ini baru tercapai 10 persen atau sebesar Rp 10 juta.

"Pemasukan itu dari even yang digelar pada Januari-Februari 2020. Mulai Maret hingga Juni ini tidak pemasukan sama sekali karena semua even dibatalkan,’’ jelasnya.  

Melihat data realisasi pendapatan itu, sambungnya, Pemkab Kudus akhirnya memutuskan menurunkan target PAD di Taman Budaya sekitar 60 persen menjadi Rp 48 juta.

"Kalau pemerintah sudah mengizinkan kembali, kami optimis bisa memenuhi target pendapatan itu,’’ ujarnya.

Diketahui, gedung kesenian Taman Budaya Kudus berdiri diatas tanah seluas 11.000 meter persegi. Gedung utama difasilitas umum tersebut, dapat menampung sekitar 500 orang.

Pihaknya menambahkan, target PAD di Museum Kretek Kudus juga diturunkan dari Rp 900 juta menjadi Rp 400 juta. Saat ini target PAD tersebut baru terealisasi sebesar Rp 140 juta. Adapun pendapatan yang diperoleh di Museum Kretek, per bulan diketahui antara Rp 40 juta hingga Rp 60 juta.

"Target PAD Museum Kretek sebelumnya juga dinaikkan. Tahun 2019 sebesar Rp 900 juta menjadi Rp 1,2 miliar lebih,’’ jelas Kasman yang juga kepala UPTD Museum Kretek.

Untuk menyambut tatan baru, pihakya mengaku sudah melakukan simulasi pada Minggu (14/6). Rencananya, sebelum dibuka kembali akan melakukan sosialisai kepada warga yang tinggal di sekitar lokasi wisata Museum Kretek. Namun untuk kepastian kapan dibuka, juga masih menunggu SE dari Disbudpar Kudus.

"Tetapi sebelum itu akan kembali melakukan simulasi. Renacanya dua pekan lagi,’’ pungkasnya. (han/gus)

Pengawasan di Pasar Tradisional Diperketat

Wednesday, June 17, 2020 Add Comment

PATI - Kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan saat berkunjung ke pasar tergolong masih sangat rendah. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Satpol PP Kabupaten Pati Hadi Santosa.

Menurutnya, ketika warga di pos penjagaan, mereka masih mau memakai masker, mencuci tangan dengan sabun serta menjaga jarak. Namun, saat di dalam pasar, sudah tidak demikian.

“Kami melakukan patroli keliling di dalam pasar, masih banyak masyarakat yang tidak memakai masker dengan benar dan tidak menjaga jarak,” jelasnya.

Oleh karena itu pihaknya mengatakan masih perlunya edukasi maupun sosialisasi ke masyarakat tentang penerapan protokol kesehatan.

Bahkan, lanjut Hadi Santosa, nantinya akan ada rapid test lanjutan di beberapa pasar yang belum melaksanakannya. Yaitu, Pasar Gabus, Pasar Sukolilo, Pasar Tambakromo, Pasar Runting Tambaharjo, Pasar Ngemplak Margoyoso, Pasar Kuniran Batangan, Pasar Tlogowungu, Pasar Sumberrejo Jaken dan Pasar Karaban.

“Rapid tes di pasar-pasar ini akan dimulai kembali pada Hari Rabu 17 Juni 2020 (red_kemarin). Untuk jadwal harinya mulai Rabu, Kamis, Sabtu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu, Senin dan Selasa,” kata dia.

Selain itu, berdasarkan rapat bersama Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid – 19 Kabupaten Pati, bahwa ada penambahan pos penjagaan di beberapa pasar. Yaitu Pasar Hewan Winong, Pasar Hewan Margorejo, Pasar Puncel, Pasar Ngablak, Pasar Trangkil, Pasar Runting dan Pasar Bulumanis.

“Nantinya akan dijaga dari pihak Polri, TNI, Satpol, dan Linmas,” jelasnya.

Menurut Hadi, penjagaan itu dilakukan untuk mendisiplinkan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, juga dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada pengunjung yang masuk pasar. Serta, ada pembagian masker bagi pengunjung yang tidak memakai masker.

"Kami juga melakukan penjagaan di Stadion Joyokusumo Pati. Sebab setiap hari Minggu pagi, Stadion ternyata begitu ramai digunakan masyarakat untuk berbagai aktivitas,” tandasnya. (gus)

34 Ketua Pengkab Ancam Mengundurkan Diri

Wednesday, June 17, 2020 Add Comment
Ketua Forum Komunikasi Pengkab Kudus, Mas’ud
KUDUS - Sebanyak 34 Ketua Pengurus Kabupaten (Pengkab) Olahraga di bawah nangungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kudus, mengancam akan mengundurkan diri dari kepengurusan organisasi KONI Kudus. Hal itu diungkapkan Ketua Forum Komunikasi Pengkab Olahraga Kabupaten Kudus, Mas’ud, Rabu (17/6).

"Kalau dari KONI Jateng tidak menyetujui Musorkablub (Musyawarah Olahrga Kabupaten Luar Biasa), 34 Ketua Pengkab sepakat akan keluar dari kepengurusan,’’ ungkap Mas’ud yang juga Ketua Pengkab atlet Angkat Berat.

Sambung Mas’ud, wacana Musorkablub baru akan disampaikan secara mendetail ke KONI Jateng pada Jumat (19/6) mendatang dan akan diikuti oleh 15 ketua Pengkab. Alasan digelarnya Musorkablub adalah ketua dari 34 pengkab tidak mempercayai kepemimpinan Ketua KONI Kudus saat ini yakni Antoni Alfin dan harus diganti.

Selain itu, lanjutnya, pemberian uang pembinaan juga kurang transparan dan ada kesenjangan, serta tidak ada program kerja yang jelas. Program yang dimaksud adalah persiapan menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jateng XVI Tahun 2022. Tidak hanya itu, Antonin juga dinilai tidak mampu memperjuangkan hak bonus atlet dan pelatih berprestasi [ada ajang Porprov 2018, yang berakibat menurunnya motivasi atlet dan pelatih.

"Ketua umum KONI saat ini juga tidak bisa merangkul dan mempersatukan Pengkab,’’ jelasnya.

Untuk itu, kata Mas’ud, sebelum melayangkan surat pengunduran diri ke Ketua KONI Kudus, sejumlah ketua Pengkab meminta Ketua KONI Kudus dan Jateng untuk memfasilitasi menggelar Musorkablub.

Namun jika dalam waktu 30 hari tidak bisa memfasilitasi musyawarah tersebut, pihaknya dan sejumlah pengurus harian KONI Kudus serta sejumlah ketua Pengkab olahraga lainnya akan menggelar Musorkablub sendiri dan memilih ketua umum KONI Kudus yang baru.

"Wacana Musorkablub ini sebelumnya juga telah dibahas pada pertemuan di rumah Peter M Faruq pada 1 Juni 2020,’’ paparnya.

Terpisah, Ketua KONI Kudus, Antoni Alfin saat dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui ada jadwal audiensi sejumlah Pengkab ke KONI Jateng. Mengingat hingga Rabu sore kemarin, pihaknya tidak pemberitahuan baik secara lisan maupun tertulis.

"Tetapi kalau benar ke KONI Jateng saya sangat meyayangkan. Sebab persoalan ini masalah internal dan harusnya dibahas dulu di Kudus,’’ pungkasnya. (han/gus)

BLT DD Tahap ll Mulai Dibagikan

Wednesday, June 17, 2020 Add Comment
MONITORING: Bupati Pati Haryanto bersama sejumlah pejabat terkait, melakukan monitoring Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) Tahap Kedua.
PATI - Bupati Pati Haryanto bersama sejumlah pejabat terkait, Rabu (17/6), melakukan monitoring Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) Tahap II  di tiga desa yang berada di Kecamatan Jakenan, yaitu Desa Kedungmulyo, Desa Sonorejo dan Desa Tlogorejo.

"BLT DD tahap 1 sudah selesai. Sekarang ini sudah ada beberapa kecamatan yang melakukan penyaluran tahap kedua", ujarnya mengawali keterangannya saat diwawancarai awak media.

Sampai saat ini, menurutnya, kecamatan yang telah siap menyalurkan bantuan tahap kedua ialah Kecamatan Dukuhseti, Kecamatan Winong Kidul, Kecamatan Jakenan, Kecamatan Juwana, Kecamatan Wedarijaksa, dan Kecamatan Tlogowungu.

"Nanti penyaluran berikutnya akan disesuaikan dengan pihak terkait. Sehingga apa yang menjadi program pemerintah pusat dapat langsung disalurkan", ucapnya.

Oleh karena itu, lanjut Bupati meskipun roda perekonomian saat ini berbeda dengan kondisi sebelum adanya pandemi, setidaknya bantuan yang disalurkan tersebut dapat sedikit membantu masyarakat yang terdampak covid-19.

Karena menurut Bupati, bantuan dari pemerintah pusat, provinsi maupun pemerintah daerah tujuannya ialah membantu masyarakat yang saat ini terkena dampak covid-19.

"Untuk BLT DD tahap kedua ini, kami targetnya dua minggu sudah selesai, yaitu minggu ini dan minggu depan sebanyak 401 desa", tegasnya.

Penyaluran BLT DD ini, lanjut Haryanto, perlu adanya transparansi atau keterbukaan oleh pihak desa.

Sebab menurut Bupati, dengan melaksanakan peraturan dan ketentuan yang ada, maka tidak akan ada komplain maupun persoalan. (mas/gus)

Target Pendapatan Pariwisata Kudus Diturunkan

Wednesday, June 17, 2020 Add Comment

KUDUS - Target pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor kepariwisataan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus diturunkan dari target semula Rp 4,3 miliar menjadi Rp 1,7 miliar. Penurunan itu dilakukan karena selama pandemi banyak tempat-tempat pariwisata yang ditutup untuk mencegah rantai penularan virus korona.

Kepala Bidang Pariwisata pada Disbudpar Kudus, Mutrikah mengatakan, sejak ada wabah virus Corona semua tempat pariwisata di Kudus harus ditutup, sehingga berdampak pada pendapatan. Sampai saat ini, realisasi PAD pada sektor kepariwisataan baru mencapai 34,75 persen atau sebesar Rp 606 juta dari beban target yang telah direvisi.

"Saat penutupan tidak ada pengunjung dan pemasukan sama sekali,’’ kata Mutrikah saat dikonfirmasi baru-baru ini.

Sambungnya, menghadapi tatanan baru atau new normal, Disbudpar juga tengah melakukan simulasi pembukaan dua tempat pariwisata untuk sementara waktu guna menarik wisatawan. Dua tempat wisata itu adalah Makam Sunan Muria dan Taman Sardi di Desa Colo, Kecamatan Dawe. Namun selama dibuka, pengunjung tidak ditarik retribusi karena masih dalam masa percobaan.

Pihaknya optimis, jika kondisinya telah membaik dan semua destinasi wisata telah dibuka kembali. Target pendapatan pada sektor kepariwisataan dapat terpenuhi,’’Kemungkinan antusias masyarakat akan bertambah setelah pandemi dan bisa memenuhi target pendapatan,’’ ujarnya.

Dia menambahkan, jika tempat wisata sudah dibuka kembali, pihaknya akan memperketat penerapan protokol kesehatan Covid-19. Termasuk menjaga kebersihan dan keamanan lokasi wisata. Pihak pengelola pun harus selalu memperhatikan protokol kesehatan itu. Tak terkecuali masyarakat dan wisatawan.

"Ketiga aspek tersebut sangat memengaruhi datangnya wisatawan ke Kudus. Karena memang masyarakat sangat berhati-hati apalagi dimasa pandemi seperti ini,’’ kata Mutrikah. 

Sementara Kepala DPPKAD Kudus, Eko Djumartono saat dikonfirmasi membenarkan target PAD hampir diseluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Kudus diturunkan. Termasuk Disbudpar, Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan dan OPD lain. Bahkan target PAD pada sektor perpajakan juga diturunkan.

"Ditempat kami (kantor DPPKAD) seperti pajak hotel dan restoran juga turun karena selama pandemi tidak ada pengunjung yang menginap di hotel dan makan di restoran,’’ pungkasnya. (han/gus)

Komplotan Pencuri Kabel Telepon Diringkus

Monday, June 15, 2020 Add Comment
PENCURIAN KABEL TELEPON: Kapolres Kudus AKBP Catur Gatot Efendi (tengah) didampingi Kasat Reskrim Polres Kudus AKP Agustinus David (kiri) mengungkap kasus pencurian kabel jaringan telepon PT Telkom yang dilakukan lima pelaku asal Purworejo, Jateng.
KUDUS - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Kudus berhasil meringkus komplotan pencuri kabel milik PT Telkom, di Jalan Kudus-Purwodadi tepatnya di jalan Desa Undaan KM 08 turut DEsa Undaan Lor Gang 12 RT 6 RW 2 Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus.

Tindak pidana pencurian dengan pemberatan (curat) itu diungkapkan Kapolres Kudus AKBP Catur Gatot Efendi didampingi Kasat Reskrim Polres Kudus AKP Agustinus David, di ruang loby Mapolres Kudus, Senin (15/6) pagi kemarin.

Dikatakan, aksi pencurian kabel milik PT Telkom Indonesia itu dilakukan oleh lima orang asal Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yakni yakni PP (30), GH (30), TY (28), FS (25) dan AD (24). Saat ditangkap, mereka sedang menggulung kabel pada, Kamis (4/6) sekitar pukul 20.00 dan memakai seragam khas perusahaan plat merah tersebut.

"Seragam yang dipakai ini untuk mengelabuhi masyarakat, agar aksinya itu tidak ketahuan,’’ ungkap Catur dihadapan wartawan.

Catur menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan tim penyidik, kelima pelaku sudah melakukan aksi pencurian kabel jaringan telepon itu sudah tiga kali ditempat berbeda. Namun untuk yang ketiga ini berhasil ditangkap anggota Satreskrim Polres Kudus berkat laporan warga.

Saat itu, sambungnya, salah seorang warga Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan melihat lima pelaku itu sedang menurunkan kabel jaringan telepon pada malam hari. Karena curiga, kemudian saksi melapor ke Polres Kudus untuk menyampaikan kecurigaannya.

Setelah mendapat laporan, anggota Satreskrim Polres Kudus langsung menghubungi petugas PT Telkom Witel Kudus Muhammad Andi Norkholis. Sambil menunggu konfirmasi, tim menuju ke lokasi tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan pemeriksaan.

Setelah mendapat jawaban bahwa penurunan kabel jaringan telepon di Jalan Kudus-Purwodadi itu tidak dilakukan pihak PT Telkom Kudus. Aparat langsung melakukan penangkapan terhadap kelima pelaku itu. Salah satu dari pelaku merupakan karyawan kontrak salah satu vendor yang bekerjasama dengan PT Telkom sebagai penarik kabel.

Dari tangan pelaku, Polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa satu buah tangga teleskop, satu buah tracker kabel, lima potong seraga, PT Telkom Indonesia dan kabel jaringan telepon sepanjang 600 meter dengan dimater 3 sentimeter. Selain itu, anggota Satreskrim Polres Kudus juga berhasil mengamankan dua unit mobil sebagai sarana tindak pidana curat tersebut.

"Dari kasus ini, pihak PT Telkom mengalami kerugian sebesar Rp 80 juta,’’ jelas Catur.

Catur menambahkan, akibat perbuatannya, kelima pelaku asal Kabupaten  Purworejo itu terancam hukuman maksimal tujuh tahun penjara sesuai pasal 363 kitab undang-undang hukum pidana (KUHP) tentang pencurian dengan pemberatan,’’Palaku kami jerat pasal 363 KUHP dengan hukuman tujuh tahun penjara,’’ tandasnya.

Salah satu pelaku, PP (30) mengaku melakukan tindak pidana curat itu karena terdesak masalah ekonomi keluarga. Dirinya mengaku juga memiliki hutang yang harus segera dibayarkan. Ia juga mengakui bisa mengambil kabel itu karena bekerja di PT Telkom sebagai penarik kabel jaringan.

"Saya belerja menarik kabel di PT Telkom,’’ katanya.

Jika berhasil, sambung PP, kabel tersebut dilucuti dengan cara dibakar agar tembaganya dapat diambil, kemudian dijual ke pengepul rongsok dengan harga Rp 50 ribu per kilogram. Hasil penjualan barang haram tersebut selanjutnya dibagi. Setiap orang tidak sama. Ada yang mendapat bagian Rp 500 ribu da nada yang mencapai Rp 1 juta. Sedang peralatan untuk mencuri itu adalah milik PP sendiri yang biasa untuk bekerja.

"Alat yang dipakai ini milik saya sendiri yang biasa untuk bekerja,’’ pungkasnya. (han/gus)

Dirut PDAM Kudus Dicecar 25 Pertanyaan

Monday, June 15, 2020 Add Comment
DOORSTOP: Dirut PDAM Kudus Ayatullah Humaini didampingi kuasa hukumnya memberikan keterangan kepada wartawan usai diperiksa tim Penyidik Kejari Kudus salama 3,5 jam.
KUDUS - Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (Dirut PDAM) Kudus Ayatullah Humaini telah memenuhi panggilan Kejaksaan Negeri (Kejari) Kudus, Senin (15/6) pagi kemarin. Saat diperiksa penyidik Kejari Kudus Ahmad Muhlisin, dirinya mengaku dicecar 25 pertanyaan terkait operasi tangkap tangan (OTT) yang menyeret Toni Yudiantoro selaku Kepala Pelayanan Kepegawaian PDAM Kudus, Kamis (11/6) pekan kemarin.

Pada pemanggilan tahap pertama, kata Humaini, ada enam orang yang dipanggil. Termasuk dirinya. Pemeriksaan itu dilakukan mulai pukul 09.00 sampai pukul 12.00 siang. Selama 3,5 jam jam itu, Ia pun menjawab pertanyaan tim penyidik secara normatif.

"Tidak ada yang ditambahi dan dikurangi. Juga tidak ada tekanan dari pihak manapun. Dan 25 pertanyaan itu juga subtantif,’’ jelas Humaini kepada wartawan saat ditemui di halaman kantor Kejari Kudus.

Dia juga mengungkapkan, bahwa tempat kejadian OTT tersebut tidak di lingkungan kantor PDAM Kudus, tetapi dibengkel tambal ban yang lokasi jauh dari kantornya. Sedang pengetahuannya terkait OTT dan uang senilai Rp 65 juta yang ditemukan, Humaini mengaku mengetahui hal itu dari membaca berita yang beredar.

"Saya tidak tahu menahu karena saya tidak perintahkan (meminta uang) dan hal-hal lain. Saya tahu dari jenengan-jenengan (wartawan),’’ jelasnya.

Humaini menegaskan akan selalu bersikap kooperatif. Sehingga jika diperlukan maupun dimintai keterangan selanjutnya terkait OTT yang menyeret karyawannya itu siap hadir,’’Jika diperlukan keterangan selanjutnya saya akan hadir,’’ tuturnya.               

‎Usai menjalani pemeriksaan, pihaknya juga memohon kepada Kejari Kudus untuk membuka ruangannya kembali. Selain itu mengembalikan sejumlah perangkat keras yang disita petugas, agar pelayanan di kantor PDAM Kudus dapat berjalan normal.

"Jika semua sudah selesai (proses penyelidikan), saya minta berkas dan server yang disita petugas dikembalikan lagi. Agar pelayanan berjalan normal. Termasuk ruang yang disegel juga bisa dibuka,’’ ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, oknum pegawai PDAM Kudus berinisial T (Toni Yudiantoro) ditangkap petugas Kejari Kudus saat melakukan OTT di Jalan Mejobo dekat komplek perkantoran Pemkab Kudus, Kamis (11/6) siang.

Saat dilakukan penangkapan, petugas juga berhasil menemukan uang tunai senilai Rp 65 juta di jok kendaraannya. Uang pecahan Rp 100 ribu itu diduga terkait perekrutan pegawai perusahaan plat merah tersebut. (han/gus)

Seorang Pegawai PDAM Kudus Diamankan Kejari

Friday, June 12, 2020 Add Comment
BARANG BUKTI: Kepala Kejari Kudus Rustriningsih menunjukkan barang bukti uang tunai yang diduga untuk suap perekrutan pegawai PDAM Kudus.
KUDUS - Seorang pegawai di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kudus berinisial T diamankan tim Kejaksaan Negeri (Kejari) Kudus di jalan dekat komplek perkantoran Pemkab Kudus, Kamis (11/6) sekitar pukul 14.30. Saat dilakukan penangkapan, tim juga berhasil menyita uang tunai sebesar Rp 65 juta.

Penangkapan T tersebut diungkapkan Kepala Kejari Kudus Rustriningsih, saat press rilis di halaman Kantor Kejari Kudus, Jumat (12/6) pagi kemarin. Dikatakannya, penangkapan T beserta barang bukti uang pecahan Rp 100 ribu itu terkait perekrutan pegawai di perusahaan plat merah itu.

"Empat saksi sudah dimintai keterangan," jelas Rustriningsih didepan awak media.

Dia menjelaskan, sebagai permulaan pihaknya sudah mendapat tiga barang bukti mulai dari keterangan para saksi, surat-surat dan CPU (mesin komputer). T pun saat ini masih dalam proses penahanan dan dititipkan di rumah tahanan Kudus.

"Yang bersangkutan sudah dititipkan di rumah tahanan Kudus," ungkapnya.

Dia menegaskan, OTT yang dilakukan itu berkat informasi yang didapat dari warga. Bukan dari proses penyadapan oleh sejumlah lihak yang dicurigai. Sebab jika akan melakukan penyadapan, ada prosedur yang harus dilalui pihaknya,"Penangkapan ini berkat informasi dari warga," jelasnya.

Namun sayangnya, pada press rilis Jumat pagi kemarin, Rustriningsih belum bisa memberikan keterangan secara gamblang siapa sosok T tersebut. Sehingga belum bisa diketahui secara pasti, apakah T pejabat struktural di PDAM Kudus atau tidak. Mengingat kasusnya masih dikembangkan.

Empat sosok saksi yang diperiksa juga tidak dijelaskan dari internal PDAM Kudus atau luar. Rustriningsih hanya menyebutkan, empat saksi itu mengetahui persoalan yang menyeret T ke tahanan. Direktur Utama PDAM Kudus Ayatullah Humaini, disebut juga akan diperiksa dalam waktu dekat.

Pantauan dilapangan, setelah tim Kejari Kudus melakukan operasi tangkap tangan (OTT), Kamis siang. Dilanjutkan melakukan penyegelan di dua ruangan, selesai mengambil sejumlah barang bukti. Dua ruang yang disegel itu, salah satunya ruang Dirut PDAM Kudus. (han)

Kumpulkan Warga, Sadewo Dinilai Langgar Aturan Keselamatan Covid-19

Monday, June 08, 2020 Add Comment
SOSIALISASI: Anggota DPR RI, Sadewo (tidak mengenakan masker) saat mengadakan kegiatan sosialisasi program bedah rumah dari Kementrian PUPR, belum lama ini.
PATI - Di tengah upaya pemerintah memutus penyebaran dan penularan virus Covid-19, ternyata masih ada saja yang melanggar ketentuan dengan tidak mengindahkan intruksi untuk melakukan social dan physical distancing.

Seperti yang terlihat dalam beberapa kegiatan yang diadakan oleh Anggota DPR RI, Sadewo saat melakukan sosialisasi program bedah rumah di sejumlah kecamatan di Kabupaten Pati.

Dalam pertemuan itu, anggota dewan yang duduk di Komisi V DPR Pusat ini mengundang warga dengan jumlah lebih dari 50 orang.

Padahal dalam aturanya di tengah pandemi virus Covid-19 warga dilarang berkumpul untuk mencegah penularan virus Corona.

Menanggapi hal tersebut, pemerhati sosial, Riyanta, cukup menyayangkan apa yang telah dilakukan oleh Sadewa.

Menurutnya, sebagai Anggota DPR RI, Sadewo hendaknya bisa memberikan contoh kepada masyarakat dan tidak melanggar ketentuan yang sudah dibuat. Apalagi saat ini pemerintah sedang berjuang untuk memerangi penyebaran penularan virus Covid-19.

"Pemerintahkan sudah mengeluarkan aturan yang jelas untuk mencegah penularan Covid-19, diantaranya warga dilarang untuk berkumpul. Kalaupun sifatnya mendesak diperbolehkan namun jumlahnya tidak boleh dari 20 orang," jelas Riyanta yang juga Ketua LSM Gerakan Jalan Lurus (GJL).

Lanjut Riyanta, berdasarkan rekaman video kegiatan yang diadakan Sedewa dihadiri banyak warga. Dan pada pertemuan itu banyak warga tidak menerapakan protokol keselamatan Covid-19. Sadewo selaku penyelenggara kegiatan juga tidak mengenakan masker, jarak tempat duduk warga yang datang juga berdekatan. 

"Ini tentu sangat disayangkan, karena sebagai Anggota DPR pusat, harusnya beliau (Sadewo-red) bisa memberikan tauladan serta bisa mendukung penuh dan melaksanakan anjuran pemerintah," lanjut Riyanta.

"Tentunya dengan adanya pelanggaran ini harus ada tindakan dari Bandan Kehormatan DPR RI untuk menyikapi secara internal sesuai ketentuan yang berlaku," tutup Riyanta.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Sadewa membenarkan, pihaknya beberapa waktu lalu memang telah mengadakan beberapa kali pertemuaan dengan warga untuk memberikan sosialisai tentang bantuan bedah rumah dari Kementrian PUPR untuk warga miskin di Kabupaten Pati.

"Kemarin saya memang mengadakan sosialisasi bantuan bedah rumah di beberapa desa di Kecamatan Kayen, Sukolilo, Tambakromo, dan Gabus," ujar Sadewo melalui sambungan selulernya.

Mengenai tudingan yang menyoal tentanang kegiatan tersebut , Sadewo enggan berkomentar banyak. Karena menurutnya apa yang dilalukan adalah untuk berniat baik dan menurutnya dia sama sekali tidak pernah melanggar aturan.

"Aturan seperti apa yang sudah saya langgar. Kalau tidak boleh mengumpulkan lebih dari 20 orang mana aturannya. Kalaupun ada aturanya, mengapa itu pasar, mal dan swalayan tidak dibubarkan di situkan banyak orang berkumpul," cetus Sadewo

Dia juga menjelaskan dalam pertemuan yang diadakanya sudah menjalankan atuaran sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19. 

"Sebelum berkumpul warga juga kami minta untuk cuci  sesuai protokol kesehatan. Jadi tidak ada yang perlu dipersoalkan dan saya tidak ingin banyak-banyak menanggapi tudingan dari LSM itu," tutupnya. (gus)

150 Pedagang Pasar Puri Dirapid Tes

Tuesday, June 02, 2020 Add Comment

PATI - Sebanyak 150 pedagang Pasar Puri Pati, menjalani Rapid Test atas inisiatif Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdakperin) setempat, Selasa (2/6) kemarin.

Pemeriksaa itu karena pada akhir Maret lalu, di pasar itu pernah muncul hiruk pikuk merebaknya virus Corona (Covid-19) dikaitkan dengan meninggalnya salah seorang anggota Komisi IX DPR RI asal Pati, H Imam Suroso, karena sebelum meniggal yang bersangkutan pernah berinteraksi langsung dengan sejumlah pedagang pasar saat melakukan penbagian bantuan masker.

Dari hasil test kemarin, dipastikan ada dua pedagang yang tereaksi sehingga harus menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu swab. Jika hasil pemeriksaan swab ternyata mengindisikasikan positif, maka sesuai ketentuan pihak Gugus Penanggulangan Percepatan Covid-19 Kabupaten Pati harus membawa pedagang yang bersangkutan untuk menjalani isolasi mandiri di bawah pengawasan Gugus Tugas di tingkat desa maupun kecamatan dan juga kabupaten.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperind) Kabupaten Pati, Riyoso mengatakan, Rapid Test harus dilakukan terhadap para pedagang pasar secara acak. Pertibangannya, karena para pedagang ini setiap hari bertransaksi langsung dengan pembeli, sehingga harus benar-benar terbebas dari pengaruh penularan Covid-19.

Dengan demikian, jika para pedagang negatif atau zero dari penularan virus corona, maka pembeli yang dalam kesempatan belanja juga harus berinteraksi secara langsung benar-benar aman dan terhindar dari penularan virus tersebut.

”Karena itu, semua pedagang tiap hari wajib memakai masker dan dalam melakukan transaksi juga jharus selalu mencuci tangan, serta tetap menjaga jarak,” tandasnya.

Berkait dengan pemakaian masker, katanya lagi, seluruh pedagang pasar di Kabupaten Pati yang jumlahnya tidak kurang dari 10.000 orang, semua sudah barang tentu menerima bantuan masker. Pihaknya sudah melakukan droping masker ke pasar-pasar tersebut jumlahnya juga tidak sedikit, yaitu mencapai 25.000 lembar, dan di pasar-pasar juga disediakan tempat untuk mencuci tangan dan juga tersedia lengkap dengan sabunnya.

Jika melalui upaya tersebut masih ada pedagang pasar yang tidak mematahuinya, maka para petugas yang ada dipasar wajib mengingatkan dan menegurnya. Jika dengan teguran ternyata mereka masih abai atau belum juga mengindahkan, maka larangan berjualan di pasar harus diberlakukan dengan cara pertama mereka diminta pulang sambil memabawa daganganmnya bila mereka seperti di Pasar Puri ini ada yang berjualan di pelataran.

Demikian pula yang berjualan di kios dalam los, jika masih ada yang mengabaikan ketentuan demi kepentingan bersama, yaitu mencegah penyebaran virus Corona maka penutupan kiosnya juga harus dilakukan. Sebaliknya, jika yang masih mengabaikan ketentuan memakai masker, mencuci tangan, dan tidak patuh untuk menjaga jarak, maka sewaktu-waktu hal itu terjadi dengan terpaksa pasar tempat berjualan para pedagang tersebut harus ditutup.

Lebih lanjut Riyoso menegaskan, selain sudah banyak upaya yang dilakukan dalam mencegah penyebaran Covid-19, pihaknya juga sudah memberlakukan sistem belanja online yang bisa dilakukan oleh siapa saja dengan mengakses aplikasi yang ada.

”Hal itu mengurangi transaksi secara langsung karena hasil belanjaaan juga bisa diantar oleh pihak yang sudah bekerjasama, termasuk di antaranya ojek pangkalan,”ujarnya. (gus)

Enam Petugas Puskesmas Kaliwungu Positif Covid-19

Tuesday, June 02, 2020 Add Comment
SEPI: Suasana di Puskesmas Kaliwungu terlihat sepi pasca ditemukan enam nakes terkonfirmasi positif covid-19.
KUDUS - Layanan kesehatan di Puskesmas Kaliwungu, Kudus untuk sementara ditutup, menyusul adanya enam tenaga kesehatan di Puskesmas setempat terkonfirmasi positif Covid-19. Hal itu diungkapkan Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kabupaten Kudus, dr Andini Aridewi saat ditemui di komplek Pendapa Kabuapten Kudus, Selasa (2/6). 

"Sementara ditutup sejak Minggu (31/5) karena semua petugas kontak dengan penderita dan akan akan diskrening,’’ ungkap Andini di depan Command Center Diskominfo Kudus.

Selama ditutup, sambung Andini, layanan kesehatan untuk masyarakat akan dialihkan ke Puskesmas Sidorekso dan Gribig. Sedang untuk layanan kedaruratan akan dirujuk langsung ke rumah sakit. Dengan demikian masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Kaliwungu dan sekitarnya, tetap memperoleh layanan kesehatan.

"Rencana sampai (dibuka kembali) Rabu (3/6). Tetapi menunggu evaluasi dan hasil polymerase chain reaction (PCR) atau treking keluar semua,’’ ungkapnya.  

Dia menceritakan, awal diketahui adanya nakes di Puskesmas Kaliwungu terpapar virus korona, bermula dari salah satu hasil rapid test nakes di sana. Kemudian dilakukan treking kontak dan melakukan swab kepada 73 orang, yang terdiri dari pasien dan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan tersebut.

"Dari hasil swab, kembali ditemukan ada lima nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19,’’ jelasnya.



Lebih lanjut, kata Andini dari keenam nakes yang tekonfirmasi positif covid-19, hanya satu nakes yang dirawat di rumah sakit  Mardi Rahayu. Sebab mengeluh merasakan sakit akibat terpapar korona. Sedang kelima nakes lainnya, saat ini melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

"Kelima nakes lainnya tidak ada gejala, sehingga melakukan isolasi mandiri,’’ imbuhnya.

Terpisah, Plt Bupati Kudus HM Hartopo membernarkan untuk sementara ini layanan kesehatan di Puskesmas Kaliwungu ditutup sementara karena ada enam naskes yang terkonfirmasi positif korona. Namun dari enam nakes itu, hanya satu nakes yang dirawat di rumah sakit.

"Jadi, saya minta DKK (Dinas Kesehatan Kabupaten) untuk memantau terus kelima nakes itu,’’ ujar Hartopo.

Pihaknya pun mengaku sudah mempersiapkan sejumlah rekayasa untuk penanganan Covid-19 di Kabupaten Kudus. Rekayasa penanganan tersebut sebagai antisipasi jika terjadi peningkatan pasien Covid-19 yang cukup signifikan. Dia berharap, rekayasa ini juga akan membuat Kota Kudus menjadi zona hijau Covid-19.

"Saya akan persiapkan semua, dari hal baik hingga yang terburuk,’’ tandasnya.

Hartopo mengimbau, menghadapi tatanan pola hidup yang baru atau New Normal, masyarakat harus menerapkan pola hidup maupun gaya hidup yang baru.

Seperti halnya selalu memakai masker saat keluar rumah, tidak berkerumun dan jaga jarak dengan warga lain.

Tidak cukup hanya itu, sambungnya, setiap harinya juga harus bisa menjaga kesehatan dengan cuci tangan pakai sabun dan olahraga serta memakan makanan yang bergizi. Mengingat virus korona sampai saat ini belum ditemukan vaksin atau obat penyembuh.

"Maka kita harus menerapkan pola hidup yang baru dan menjalankan protokol kesehatan,’’ pungkasnya. (han/gus)

Ahmad Mualif Dilatik Jadi Penjabat Sekda Rembang

Tuesday, June 02, 2020 Add Comment
PELANTIKAN: Achmad Muallif yang menjabat Asisten Sekda bagian Pemerintahan dan Kesra Pemkab Rembang kini bertugas menjadi Pj. Sekda.
REMBANG - Pemerintah Kabupaten Rembang Selasa (2/6) kemarin, melantik Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Rembang, Achmad Mu'alif, menggantikan Sekda Subhakti yang baru saja pensiun. Kegiatan berlangsung di Aula lantai 4 Kantor Bupati Rembang, dipimpin oleh Bupati Rembang, Abdul Hafidz.

Bupati mengucapkan selamat atas dilantiknya Achmad Mu'alif sebagai Pj. Sekda Rembang yang memimpin kesekretatariatan daerah dan sekaligus pembina Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Rembang. Saat ini Mualif menjabat sebagai Asisten Pemerintahan dan Kesra, sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris DPRD.

"Kami tidak perlu menyampaikan terhadap tugas pokok. Karena saya yakin Bapak Mu'alif ini, sudah menggeluti semua tugas fungsi OPD dan lain-lain. Karena beliau secara definitif menempati jabatan Asisten 1, yang salah satu tugasnya adalah untuk mengatasi tentang pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat dan hal-hal yang lain yang diberikan oleh Bupati," kata Bupati Rembang.

Abdul Hafidz berharap Mualif dapat mengemban amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya, bertindak cepat, inovatif, mampu mengkoordinasikan perangkat daerah guna untuk pencapaian target-target pembangunan, mengoptimalkan Sumber Daya Manusia dan yang terpenting mengkoordinasikan pengelolaan keuangan daerah yang tepat sasaran.

Hafidz menjelaskan, harapan tersebut mengingat tantangan ke depan semakin berat diantaranya adanya pandemi Covid-19 yang secara nasional belum ada tanda-tanda mereda, selain adanya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tanggal 9 Desember 2020 yang mengamanatkan supaya ASN netral tidak terbawa kepentingan politik.

Sementara itu, Achmad Mu'alif kepada wartawan menuturkan program yang akan pertama kali dilakukan setelah dilantik yaitu bersama forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompinda) untuk merumuskan new normal di saat pandemi Covid-19.

"Banyak hal yang menjadi catatan bahwa hari ini, kita harus concent terhadap masalah bagaimana terselamatkan dari masalah Covid-19 yang nanti akan kita akan rumuskan dalam new normal yang akan diterapkan di lingkungan pemerintahan kabupaten Rembang dan masyarakat Kabupaten Rembang, " terangnya.

Selain itu Mualif juga akan melakukan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di jajaran Pemkab Rembang agar penggunaan anggaran yang ada di OPD terkait bisa efektif dan efisien.

Dilantiknya pejabat asal Selopuro, Kecamatan Lasem itu menjadi Pj. Sekda Rembang karena Sekda Rembang definitif, Subakti telah purna tugas per 1 Juni 2020 kemarin.(sov/gus)

Lulus Sekolah, Tiga Anak Papua Dipulangkan

Tuesday, June 02, 2020 Add Comment
SERIMONIAL: Bupati Pati Haryanto bersama Wakil Bupati Saiful Arifin melepas para pelajar Papua yang telah lulus dari SMA Negeri 1 Kayen Pati.
PATI - Bertepatan dengan Peringatan Hari Lahir Pancasila, Senin (1/5) Bupati Pati Haryanto bersama Wakil Bupati Saiful Arifin melepas beberapa pelajar Papua yang telah lulus dari SMA Negeri 1 Kayen Pati.

Bupati mengatakan, tiga pelajar asal Papua telah menyelesaikan pendidikan SMA tahun ini dan berencana untuk melanjutkan pendidikan ke bangku perguruan tinggi.

"Mereka mau melanjutkan ke perguruan tinggi dan tidak ada salahnya apabila mereka bertemu dahulu dengan keluarganya. Untuk itu kita berikan kesempatan mereka untuk pulang ke Papua," ujar Bupati saat melepas ketiganya di Pendopo Kabupaten Pati.

Bupati menegaskan kepulangan mereka tetap mengacu pada protokol kesehatan, yaitu dengan menjalani rapid tes di RSUD RAA Soewondo Selasa pagi, 2 Juni 2020.

"Apabila hasilnya non reaktif maka kita perbolehkan pulang, namun bila hasilnya reaktif akan kita karantina terlebih dahulu sampai dinyatakan negatif baru diperbolehkan pulang," jelasnya.

Bupati mengungkapkan bahwa anak Papua yang hendak pulang ke kampung halaman sebanyak 3 orang. Sedangkan 2 orang lagi saat ini masih kelas XI di SMA Negeri 1 Kayen.

"Mereka yang sudah lulus ini rencananya akan melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi di Solo,"  tutur Bupati.

Bupati Pati, Wakil Bupati Pati, Sekda, Wakil Ketua DPRD menyempatkan berfoto dengan anak- anak Papua di Pendopo Kabupaten Pati sebelum pulang ke kampung halaman. (mas/gus)

Kasus Positif COVID-19 di Kudus Bertambah Tiga Orang

Monday, June 01, 2020 Add Comment
Ruang isolasi khusus di RSUD Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah.
KUDUS - Jumlah kasus warga terkonfirmasi positif virus corona baru (COVID-19) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah bertambah tiga sehingga total menjadi  37 kasus.

“Total kasus baru ada empat, tetapi tiga kasus di antaranya yang terkonfirmasi positif corona berasal dari dalam wilayah dan satu dari luar wilayah,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kudus Andini Aridewi di Kudus, Minggu.

Ia mengungkapkan kasus pertama seorang laki-laki berusia 23 tahun berdomisili di Kecamatan Kota Kudus serta tidak memiliki penyakit penyerta.

Akan tetapi, lanjut dia, terdapat riwayat kontak dengan penderita COVID-19 serta terdapat riwayat perjalanan ke daerah terjangkit.

Pasien tersebut dirawat di RSUD Loekmono Hadi sejak 30 Mei 2020 dan hasil swab (usap) tenggorokan dari Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Semarang dinyatakan positif pada Minggu ini.

Kasus kedua, seorang perempuan berusia 55 tahun berdomisili di Kecamatan Gebog dan tidak memiliki penyakit penyerta, namun penelusuran kontak ternyata memiliki riwayat kontak dengan penderita COVID-19.

Usai hasil tes cepat corona dinyatakan reaktif, kemudian dilakukan swab pada 29 Mei 2020, sedangkan hasil swab dari RSND Semarang pada Minggu ini dinyatakan positif dan saat ini mulai dirawat di RSUD Loekmono Hadi Kudus.

Pasien ketiga, seorang perempuan berusia 39 tahun berdomisili di Kecamatan Kaliwungu dan diketahui tidak memiliki penyakit penyerta maupun perjalanan ke daerah terjangkit.

Hanya saja, yang bersangkutan memiliki riwayat kontak dengan penderita COVID-19.  Pasien dilakukan swab pada 29 dan 30 Mei 2020 dengan hasil swab pertama dari RSND Semarang dinyatakan positif dan dilakukan isolasi mandiri.

Hasil swab positif yang keluar pada Minggu ini, termasuk seorang perempuan usia 43 tahun berdomisili di Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak dan memiliki riwayat kontak dengan penderita positif. Kemudian dirawat di RSUD Kudus sejak 30 Mei 2020 dengan hasil swab dari RSND Semarang pada Minggu ini dinyatakan positif corona.

Hingga Minggu, jumlah kasus positif COVID-19 dari Kabupaten Kudus empat orang, tiga orang dirawat dan satu orang isolasi mandiri, sedangkan kasus positif warga luar daerah empat kasus sehingga dirawat totalnya tujuh orang.

Dari 37 kasus positif COVID-19, sebanyak 29 orang dinyatakan sembuh dan meninggal empat orang dan tiga dirawat di rumah sakit serta satu orang isolasi mandiri. (fid/ant)