45.000 Rumah Warga Miskin Ditempeli Stiker

Friday, May 15, 2020
DITEMPEL STIKER PRASEJAHTERA: Petugas Dinas Sosial P3AP2KB Kabupaten Kudus menempelkan stiker di salah satu rumah milik keluarga prasejahtera di Kelurahan Wergu Kulon, Kota Kudus.
KUDUS - Sebanyak 45.000 rumah warga prasejahtera atau miskin di Kabupaten Kudus, mulai ditempeli stiker sebagai penerima bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah. Pemasangan stiker tersebut ditargetkan sudah selesai dalam tujuh hari kedepan, dimulai sejak Jumat (15/5).

Plt Kepala Dinas Sosial P3AP2KB Kabupaten Kudus, Sunardi mengatakan, stiker yang ditempel itu sebagai penanda bahwa rumah tersebut, merupakan keluarga pra sejahtera atau miskin yang menerima bansos dari Pemkab Kudus, Pemprov Jateng maupun pusat.

"Bansos yang diberikan seperti program bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH) dan Penerima Bantuan Iuran (PBI),’’ jelas Sunardi disela-sela kegiatan pemasangan stiker di Kelurahan Wergu Kulon, Jumat pagi kemarin.

Dia menegaskan, keluarga yang menerima bansos, harus bersedia rumahnya ditempeli stiker yang bertuliskan keluarga prasejahtera atau miskin. Jika dikemudian hari ketahuan melepas stiker tersebut, maka akan mendapat sanksi dari Dinas Sosial P3AP2KB Kudus.

"Sanksinya tidak mendapat bansos lagi, artinya kalau melepas stiker dianggap keluar dari program penerimaan bansos daru pemerintah,’’ ungkapnya.

Diketahui, 45.000 rumah warga tersebut sebelumnya masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kabupaten Kudus per Oktober 2019. Adapun anggaran untuk belanja stiker tersebut sebesar Rp 150 juta, yang bersumber dari APBD 2020.

Suhaemah (83) warga Kelurahan Wergu Kulon RT 7 RW 3, mengaku menerima rumahnya dipasangi stiker bertuliskan keluarga pra sejahtera. Dia tidak keberatan karena memang mendapat bantuan dari program keluarga harapan (PKH) Kementrian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI).

"Saya sudah tidak bekerja dan mendapat bantuan dari PKH. Dipasangi stiker tidak apa-apa, memang kerjanya cuma makan,’’ ujarnya.

Diakui, saat ini dirinya tinggal bersama empat orang anak perempuannya, yang juga menjadi janda semua. Sedang kondisi keuangannya juga sulit karena tidak ada yang bekerja.

"Anak saya perempuan semua, sekarang sudah jadi janda,’’ imbuhnya.

Warga lain, Dwi Winarti (50) warga Kelurahan Wergu Kulon juga mengaku tidak keberatan jika rumahnya di pasangi stiker keluarga prasejahtera tersebut. Dia menuturkan, kondisi ekonomi keluarga sangat sulit, pendapat dari bekerja hanya cukup untuk makan saja. Sedangkan empat anaknya masih duduk di bangku SMP dan SD.

"Anak saya lima, satu sudah bekerja dan yang empat masih sekolah di SMP dan SD,’’ Pungkasnya. (han/gus)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »