![]() |
MURAH: Harga ayam broiler pedaging dipasaran anjlok sejak pandemi Covid-19. |
Salah seorang peternak ayam broiler asal Desa Gondosari Kecamatan Gebog, Hariyanto (44) mengungkapkan, sebelum ada wabah Covid-19 harga ayam broiler sempat anjlok di angka Rp 15.000 per kilogram. Penurunan harga itu dikarenakan tidak seimbangnya jumlah suplai dan permintaan. Mengingat jumlah produksi di awal tahun ini cukup tinggi.
‘’Sebelumnya kami berharap Maret kemarin beranjak naik hingga menjelang lebaran, tetapi malah jatuh kerna virus corona,’’ kata Haryanto, Rabu (29/4).
Dia menambahkan, pada awal April ini sebenarnya sudah ada kesepakatan dengan pemerintah, terkait peningkatan harga ayam broiler di angka Rp 12.000 per kilogram. Namun kesepakatan itu hanya bertahan dua pekan hingga pertengahan bulan ini.
Setelah itu, lanjut Haryanto, harganya turun kembali di angka Rp 8.000 per kilogram. Sejak Selasa (28/4) lusa kemarin, produsen inti berusaha mendongkrak harga ayam broiler ke angka Rp 10.000 per kilogram untuk bobot di atas dua kilogram dan tampaknya berhasil.
‘’Bahkan ayam broiler dengan berat 1,5 kilogram, harganya mencapai Rp 12.000 per kilogram karena stoknya mulai menipis,’’ paparnya.
Meski demikian, secara umum produsen inti mengalami kerugian cukup besar akibat terpuruknya harga ayam broiler sejak ada wabah Covid-19. Sedang petani plasma yang mengeluarkan biaya operasional, hanya dapat kembali modal saja dan dinilainya sudah cukup bagus.
Sehingga sebagian besar petani plasma memilih tiarap sampai kondisi pandemi Covid-19 berakhir dan harga ayam broiler pedaging berangsur normal. Pihaknya pun memperkirakan, stok ayam pedaging broiler sejak akhir Mei jelang lebaran hingga Juni, akan terjadi kekosongan stok ayam broiler pedaging di pasaran.
‘’Kalau itu benar terjadi, harga daging ayam jelang atau saat dan paska lebaran cukup tinggi,’’ pungkasnya.
Diketahui, populasi ayam pedaging di Kota Kudus cukup besar mencapai 10,155 juta. Dalam satu siklus panen sekitar 60 hari, dari sekitar 300 peternak ayam skala menengah hingga besar. Pangsa ternaknya tak hanya memenuhi pasar di Kudus, tetapi juga daerah lain seperti Kota Salatiga, Temanggung, Wonosobo, Jakarta, Surabaya, Kediri, Blitar, hingga Bali. (han/gus)
EmoticonEmoticon