![]() |
FOTO BERSAMA: Tim monolog Teater Tigakoma beserta kru foto bersama usai penyerahan hadiah lomba monolog tingkat Nasional di TBJT Surakarta. |
KUDUS - Kelompok Kajian Teater Tigakoma sukses meraih juara pertama dalam kompetisi monolog antar universitas tingkat nasional di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Surakarta.
Tiga kategori nominasi yang diperebutkan, seluruhnya diboyong oleh kelompok teater yang beranggotakan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus (FKIP UMK).
Ketua Teater Tigakoma, Afif Khoirudin mengatakan, pihaknya merasa bersyukur atas capaian prestasi di 2020 ini. Dalam lomba tersebut, tim teater Tigakoma membawakan lakon “Cermin” karya Nano Riantiarno. Sementara proses latihan yang dijalani, kurang lebih selama tiga bulan.
‘’Semoga ini jadi penyemangat untuk proses karya selanjutnya,’’ ujar Afif, Jumat (13/3).
Adapun prerstasi yang berhasil diraih dalam lomba bertajuk Art and Sport Appreciation by Economic and Business Faculty of UNS (ARTEFAC), yang digagas Universitas Sebelas Maret (UNS) itu adalah Juara I Penyaji Terbaik, Juara I Penata Artistik Terbaik, dan Juara I Penata Musik Terbaik.
‘’Kompetisi ini diikuti 20 kelompok teater kampus dari seluruh Indonesia, mulai dari Kudus, Semarang, Solo, Yogyakarta, Banyuwangi, Jember, Malang, Bandung, Jakarta, dan Palu,’’ paparnya.
Sementara Aktor monolog Cermin, Muhammad Rifky menjelaskan, lakon “Cermin” yang ditampil pada lomba itu, bercerita tentang perjalanan hidup dan pergulatan batin seorang tokoh yang hendak menjalani hukuman mati. Hal itu akibat dari apa yang dilakukannya, yakni membunuh enam orang dan melukai tiga orang.
“Tafsir lakon ini dibebaskan dari ikatan gaya realisme yang tampak dalam proses penulisan naskah. Hal itu agar pementasan dapat dieksplorasi lebih bebas. Agar kami dapat leluasa menggali kemungkinan-kemungkinan dan potensi ide di luar teks naskah,’’ jelasnya.
Kendati demikian, gaya realisme sebagai bagian dari gerakan dan sejarah seni teater tetap dihargai olah pihaknya.
"Untuk itu kami mencoba tetap meminjam gaya ini, dengan menyebut gaya kami sebagai realisme simbolis,’’ imbuhnya.
Diketahui, ada tiga orang yang menjadi dewan juri dalam lomba yang digelar selama 10-11 Maret 2020 itu. Seperti Rangga Riantiarno, Rano Riantiarno salah satu tokoh teater modern Indonesia, Hanindawan tokoh teater nasional sekaligus pimpinan Teatar Gidag-Gidig Solo dan Irwan Jamal teaterawan asal Bandung.
Pengumuman hasil lomba monolog disampaikan di Teater Arena TBJT, Rabu (11/3) malam. Sedang juara kedua diraih Sanggar Seni Gimba asal Kota Palu dan juara ketiga Teater Soekamto dari Kota Solo. (han/gus)
EmoticonEmoticon