Pasien Diduga Terpapar Corona Dipulangkan

Friday, March 13, 2020
PRESS RILIS: Plt Bupati Kudus HM Hartopo besama jajaran RSUD dr Loekmono Hadi Kudus dan DKK Kudus menggelar press rilis terkait hasil pemeriksaan pasien yang diduga terpapar virus corona.

KUDUS - Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementrian Kesehatan Jakarta, pasien berinisial A warga Kabupaten Kudus yang dirawat di ruang isolasi RSUD dr Loekmono Hadi Kudus dinyatakan negatif  atau tidak terjangkit virus corona.

Hal itu diungkapkan Plt Bupati Kudus HM Hartopo saat menggelar press rilis didampingi Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus dr Abdul Aziz Achyar, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Joko Dwi Purwanto dan tim medis, di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, Kamis (12/3).

‘’Dari sampel lendir yang dikirim ke Balitbangkes Jakarta, pasien dinyatakan negatif virus corona. Hasilnya baru keluar kemarin, Rabu (11/3),’’ jelas Hartopo didepan awak media.

Adapun hasil penelitian itu, lanjut Hartopo, pasien hanya mengalami peradangan paru-paru karena bronchitis. Dengan demikian, pasien A itu sudah diperbolehkan pulang. Dia berharap, pasien yang baru keluar dari ruang isolasi atau ruang khusus pasien virus Corona tersebut, dapat diterima kembali ditengah masyarakat.

‘’Terkait dengan biaya pengobatan, semua sudah ditanggung oleh Pemkab Kudus,’’ imbuhnya.

Menurutnya, langkah yang dilakukan beberapa waktu lalu, sebagai antisipasi mengingat yang bersangkutan baru datang dari Korea Selatan, negara yang terpapar virus Covid-19. Bersamaan itu, A juga mengalami batuk serta demam. Dua penyakit itu masuk ciri-ciri virus corona.

Hartopo mengimbau, masyarakat tidak perlu panik dengan adanya isu penyebaran virus corona di Kota Kretek dan selalu menjaga kesehatan serta kebersihan lingkungan.        

‘’Diupayakan selalu cuci tangan ‎untuk mengurangi terkena virus yang masuk ke dalam tubuh,’’ tandasnya.

Sementara Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, dr Abdul Aziz Achyar menambahkan, riwayat perjalanan ke luar negeri menjadi acuannya untuk memasukkan pasien ke dalam ruang isolasi, selain gejala peradangan saluran pernafasan dan demam.

‘’Kalau tidak ada riwayat perjalanan dari luar negeri, hanya gejala batuk dan demam bisa jadi bukan virus corona. Tetapi tipes atau yang lainnya,’’ imbuhnya.

Dia menegaskan, pemeriksaan kesehatan pasien terkait virus corona di Indonesia masih diberlakukan satu pintu di Balitbangkes Jakarta. Sehingga proses penelitian dan pemeriksaan kesehatan itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Setidaknya lebih dari lima hari pihak rumah sakit baru bisa memperoleh hasil pemeriksaan.

‘’Itu instruksi dari Kementerian Kesehatan. Pemeriksaannya dilakukan satu pintu, meski rumah sakit memiliki peralatan yang memadai untuk melakukan uji kesehatan tersebut,’’ tuturnya.

Selain alat uji kesehatan virus corona, Aziz mengaku telah memiliki 50 perlengkapan alat pelindung diri (APD) yang dipakai tim medis agar terhindar dari paparan virus tersebut. ‎Termasuk jumlah masker yang tersedia mencukupi di tengah kelangkaan masker yang ada.

‘’Kami pastikan tidak kekurangan masker, jumlahnya sangat mencukupi sekitar 1.700 buah,’’ ujar dia. (han/gus)  

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »