Andrea Dian Dipindah ke Wisma Atlet

Tuesday, March 31, 2020 Add Comment
DIKARANTINA: Andrea Dian jalani isolasi setelah dinyatakan poitif terinfeksi virus corona atau COVID-19.* /dok.Instagram @andreadianbimo
JAKARTA - Andrea Dian sebelumnya menjalani perawatan di rumah sakit rujukan pemerintah setelah dinyatakan positif Corona. Hari ini, Andrea Dian mengawali harinya dengan senyuman dari Wisma Atlet.

Istri Ganindra Bimo itu memperlihatkan aktivitasnya setiap pagi dengan berolahraga.

"Good morning everyone. Yeay semangat pagi. Lebih positif kita olahraga dulu 30 menit supaya imunnya naik," ucap Andrea Dian dilihat lewat Instagram Stroies, Selasa (31/3/2020).

Menggunakan baju sport, Andrea Dina memperlihatkan cara olahraga ringan seperti burpee selama 10 kali dalam 3 set, kemudian squat 10 kali, walk 5 kali, dan squat lagi 10 kali dari kiri ke kanan dan kebalikannya diulang sebanyak tiga kali.

Ada juga bulgarian squat untuk kaki kiri dan kanan masing-masing 10 kali dan diulang sebanyak 3 kali. Dilanjut melakukan push up bisa 10 kali, plank time selama satu menit sebanyak 3 kali, plank rotation sebanyak 15 kali dan diulang 3 kali.

Terakhir Andrea menunjukkan gerakan crunch seperti sit up sebanyak 20 kali dan diulang tiga kali. Andrea menegaskan dirinya saat ini masih berada di Wisma Atlet.

"Ini aku masih di wisma atlet masih di karantina & pengobatan semoga cepat sehat," tulis Andrea Dian yang juga kembali mengingatkan untuk semua orang di rumah saja.

Meski positif corona, Andrea berniat  melakukan penggalangan dana untuk alat medis tetap ia lakukan.

Dalam salah satu unggahannya di Instragram, Andrea pun mengajak masyarakat untuk dapat membantunya melakukan donasi kepada tenaga medis. Hal itu pun turut ia tuliskan dalam keterangan foto yang ia unggah.

"Aku positif terinfeksi corona COVID-19 dan sekarang aku lagi diisolasi. Aku melihat sendiri bagaimana kewalahannya para petugas medis menghadapi banyaknya pasien, baik yang positif maupun yang suspect," tulis Andrea.

Bukan tanpa alasan, ia melakukan hal ini karena merasa peralatan tenaga medis sudah tak begitu memadai. Hal ini pun turut ia ceritakan.

"Kondisi di RS sekarang sudah benar-benar parah, sudah tidak cukup menampung tambahan pasien, dan semua tenaga medis kewalahan," ungkap Andrea.

Ia berharap masyarakat dapat tergugah untuk memberikan bantuan berupa tissue, hand sanitizer, sabun, serta APD.

"Aku mau ngajak teman-teman membantu para tenaga medis ini untuk menyediakan fasilitas bagi penanganan pasien yang diisolasi, seperti hand sanitizer, tissue, sabun, air minum, dan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap," paparnya.

Diketahui, Andrea telah ditetapkan positif virus corona pada 18 Maret 2020. Ia langsung menjalankan isolasi diri pada salah satu rumah sakit. (dtc/muz)

Satgas Corona Semprot Desinfektan Massal

Tuesday, March 31, 2020 Add Comment
STERILISASI: Petugas menyemprotkan desinfektan dari mobil Damkar untuk sterilisasi virus corona di sejumlah jalan utama di Blora.
BLORA - Satgas tangkal corona terdiri dari Polres Blora, Kodim 0721/Blora, Satpol PP, BPBD, dan Instansi terkait lainnya lakukan penyemprotan disinfektan secara serentak di 16 kecamatan.

Kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari Maklumat Kapolri tentang kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan penyebaran virus corona (covid-19).

Kapolres Blora AKBP Ferry Irawan,S.I.K. mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya pencegahan merebaknya wabah virus corona.

Kapolres membeberkan bahwa dalam penyemprotan masal tersebut melibatkan seluruh elemen masyarakat dengan mengerahkan delapan puluh kendaraan meliputi kendaraan operasional BPBD, Kendaraan Dinas Polres Blora, Kodim 0721/Blora serta Kendaraan Dinas Polsek Jajaran Polres Blora.

Untuk tingkat Polres dipimpin langsung oleh Kapolres Blora AKBP Ferry Irawan,SIK bersama Dandim 0721/Blora Letkol Inf. Ali Mahmudi, SE, Serta Kepala pelaksana BPBD Blora Hadi Praseno, S.Sos dan Kepala Satpol PP Kabupaten Blora, Djoko Sulistiyono

Iring iringan enam kendaraan pemadam kebakaran yang berisi cairan disinfektan start dari Mapolres Blora melintasi jalan raya Blora Cepu, kemudian sasaran pertama penyemprotan dilakukan di kawasan terminal gagak rimang Blora. 

Setelah penyemprotan di terminal gagak rimang, penyemprotan dilanjutkan di sepanjang jalan Jendral Sudirman, Jalan Pemuda, Jalan A.Yani, Jalan Mr Iskandar, dan Jalan Gatot Subtoto. Adapun kawasan umum yang menjadi tempat berkerumun massa juga menjadi sasaran penyemprotan seperti kawasan terminal lama, Blok T, Lapangan Kridosono dan Alun Alun, serta tempat fasilitas umum lainnya.

"Penyemprotan tersebut dilakukan serentak di enam belas kecamatan di seluruh wilayah kabupaten Blora, Intinya kita antisipasi bersama agar virus corona tidak mewabah di Blora," tandas Kapolres, Selasa (31/03).

Sementara itu, Siti, salah satu pemilik warung di terminal gagak rimang Blora mengaku senang dengan adanya penyemprotan disinfektan tersebut.

"Alhamdulilah kami senang dengan adanya penyemprotan ini, semoga virus corona segera sirna, jadi bisa kerja lagi seperti biasa," kata Siti.

Sedangkan untuk tingkat Polsek dipimpin oleh Kapolsek bersama Forkompincam dengan melakukan penyemprotan di wilayah masing masing. (feb)

Warga Desa Mulai Sadar Bahaya Corona

Tuesday, March 31, 2020 Add Comment
CEGAH VIRUS: Polres Rembang melakukan penyemprotan disinfektan di 50 titik wilayah, sembari menyebarkan imbauan kepada warga untuk tetap di rumah.
REMBANG - Peringatan pemerintah dan aparat di kabupaten Rembang akan bahaya penyebaran virus corona (Covid-19) mulai membuahkan hasil. Hingga di pelosok Desa, warga setempat tampak semakin sadar untuk mencegah penularan virus. Mulai dari menjaga jarak fisik, rajin mencuci tangan dan tidak berkerumun.

Kesadaran memutus rantai penyebaran virus corona salah astunya ditunjukkan masyarakat di Desa Ketanggi, Kecamatan Rembang. Di Desa ini, setiap pemilik rumah menyediakan wadah air dan sabun secara swadaya untuk mencuci tangan.

Sementara itu, salah satu dusun di Kecamatan Rembang melakukan langkah yang lebih ekstrim. Yaitu dengan menutup akses masuk dusun menggunakan portal yang terbuat dari bambu.

Pada Selasa (31/3), Desa Ketanggi dan puluhan wilayah lainnya di Kabupaten menjadi salah satu titik penyemprotan disinfektan serentak, yang dilakukan Polres Rembang. Sambil berkeliling, Kapolres AKBP Dolly A Primanto, Wakil Bupati Bayu Andriyanto, serta Dandim Letkol Arh Andi Budi Sulistianto secara bergantian menyampaikan himbauan menggunakan pengeras suara.

Kapolres AKBP Dolly A Prmanto mengatakan, terdapat 50 titik wilayah di Kabupaten Rembang yang menjadi sasaran penyemprotan disinfektan. Mobil tangki dan pompa untuk menyemprot telah dimodifikasi dahulu, agar bisa masuk celah sempit pemukiman warga.

Pihaknya menghimbau masyarakat untuk hindari kerumunan, jaga jarak dan di rumah saja. Sementara bagi warga yang mudik agar melakukan pemeriksaan kesehatan.

"Kami tekankan kepada warga apabila anggota keluarganya yang mudik disarankan untuk memeriksakan kesehatannya agar semuanya steril di kabupaten rembang," pintanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Rembang Bayu Andriyanto memastikan belum ada rencana local lock down di Kabupaten Rembang. Terkait warga perantau, menurutnya sejauh ini sangat kooperatif dengan melapor dan memeriksakan diri di Puskesmas.

"Saat ini kita fokuskan 3 hal. Pencegahan, pemantauan terhadap ODP, penanganan suspect, dan edukasi kepada masyarakat," tegasnya.

Pihaknya juga memastikan gerakan masyarakat di semua desa terus berjalan, baik penyemprotan disinfektan oleh desa, maupun edukasi kepada masyarakat. (sov)

Lawan Penyebaran Virus Corona, Polres Kudus dan Forkompimda Lakukan Penyemprotan Disinfektan

Tuesday, March 31, 2020 Add Comment
PENYEMPROTAN DISINFEKTAN: Forkopimda Kudus kembali melakukan penyemprotan disinfektan di jalan protokol dan tempat umum serta tempat ibadah.
KUDUS - Jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kudus kembali melakukan penyemprotan di sepanjang jalan protokol dan tempat umum, seperti pasar, tempat ibadah, swalayan, dan tempat keramaian lain di wilayah Kota Kudus, Selasa, (31/3).

Kapolres Kudus AKBP Catur Gatot Efendi mengatakan, kegiatan ini menindaklanjuti kebijakan Kapolri, agar jajaran Polres melakukan penyemprotan disinfektan bersama pimpinan daerah masing-masing. Tujuannya, ingin mengedukasi dan mensosialisasikan bahaya virus corona kepada masyarakat.

"Kegiatan ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia," jelas Catur, kemarin.

Catur menjelaskan, penyemprotan ini dilakukan sebagai upaya melawan penyebaran virus corona di Kota Kretek sekaligus untuk menyadarkan masyarakat, agar mematuhi atau mentaati imbauan dari jajaran Polres Kudus yakni berdiam diri di rumah selama 14 hari sampai 21 hari. Dengan demikian, masyarakat Kudus tidak ada yang terindikasi atau positif terpapar corona virus.

Menurutnya, masyarakat boleh keluar dari rumah jika ada sesuatu hal yang dinilai penting, seperti belanja di pasar atau kegiatan lain. Namun setelah kegiatan tersebut selesai segera pulang ke rumah. Untuk memastikan masyarakat mematuhi anjuran itu, pihaknya akan terus melakukan pantauan di tempat-tempat umum.

"Jika masih ada yang melanggar, kami akan melakukan tindakan tegas terukur. Tindakan ini kami lakukan untuk memutus penyebaran virus corona," tandasnya.

Pihaknya pun mengapresiasi masyarakat Kudus, yang sudah mematuhi anjuran tersebut. Bahkan warga Kudus sudah mengetahui protokol kesehatan yang harus dilakukan, seperti ketika batuk atau mengalami gejala Covid-19 langsung melakukan pengecekan di fasilitas kesehata atau mengisolasi diri.

Meski demikian, jajaran Polres Kudus akan terus mengingatkan masyarakat agar selalu berupaya menjaga lingkungan tetap bersih, mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kesehatannya dengan minuk vitamin, olahraga dan kegiatan lainnya untuk menjaga stamina tubuh.

"Kami juga akan selalu berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, terkait pantauan warga yang baru datang dari daerah lain atau daerah yang terpapar corona atau warga yang habis naik angkutan umum," jelasnya.

Catur menambahkan, imbuan ini akan terus dievaluasi dengan melihat perkembangan situasi wilayah. Jika jumlah orang dalam pantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terus mengalami peningkatan, pihaknya akan meningkatkan pengecehan kesehatan di wilayah. (han/gus)

Pemkab Kudus Siapkan Rp 15,3 Miliar untuk Penanganan Corona

Tuesday, March 31, 2020 Add Comment
ilustrasi penanganan virus corona (freepik.com)
KUDUS - Pemkab Kudus mengucurkan anggaran penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebesar Rp 15,3 miliar, yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2020. Dana sebesar itu untuk belanja barang dan kegiatan penanganan pencegahan penyebaran corona virus di Kabupaten Kudus.   

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Kudus, Eko Djumartono, Selasa, (31/3).

Dikatakan, untuk penanganan dan pencegahan Covid-19 di Kabupaten Kudus, Pemkab Kudus telah mengucurkan anggran sebesar Rp 15,3 miliar yang bersumber dari DBHCHT.

"Untuk pengguna anggarannya adalah Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus,’’ jelasnya.

Terpisah, Kepala DKK Kudus, Joko Dwi Putranto saat dikonfirmasi menjelaskan, anggaran tersebut dipakai untuk pengadaan alat kesehatan, seperti alat pelindung diri (APD), alat rapid test, dan alat penyemprot disinfektan.

"Sebagian alat kesehatan sudah datang. Tapi detail barang yang dibeli saya kurang hafal,’’ ungkapnya.

Joko menuturkan, salah satu alat yang dibeli untuk penanganan Covid-19 adalah rapid test. Alat tersebut untuk mempercepat proses pengecekan kondisi pasien dalam pengawasan (PDP).

Sebab bantuan alat rapid test dari Pemprov Jateng, kata Joko, untuk Pemkab Kudus ‎hanya diberi jatah 50 pcs. Sehingga DKK Kudus perlu melakukan pengadaan sendiri.

"Kemarin itu sudah datang tapi jumlahnya sedikit, makanya kami perlu untuk menambah lagi,’’ tandasnya.

Sementara Kapolres Kudus AKBP Catur Gatot Efendi menegaskan akan memantau anggaran yang digunakan untuk penanganan Covid-19, melalui tim saber pungli yang telah disiapkan. Sehingga dana tersebut benar digunakan untuk penanganan can pencegahan pandemic corona.

"Kami sudah punya tim saber pungli yang akan melakukan pemantauan anggaran,’’ jelas Catur.

Selain memantau anggaran, pihaknya juga akan melakukan pemantauan di media sosial terkait informasi yang dinilai tidak sesuai fakta atau disebut hoaks tentang corona virus. Menyusul banyaknya berita hoaks tentang corona yang beredar yang meresahkan masyarakat.

"Ya misalnya tentang ODP (orang dalam pemantauan) dan PDP (pasien dalam pengawasan) yang jumlahnya tidak sesuai dan justru dibesar-besarkan. Itu membuat resah masyarakat,’’ ujarnya.

Sejauh ini, sambung Catur, tim dari Polres Kudus sudah mendapatkan lima akun media sosial yang masih dalam pengawasan. Dia tak segan akan menjerat pelaku penyebar hoaks itu dengan undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

"Sekarang sedang kami pantau dan akan melakukan take down terhadap konten hoaks‎,’’ pungkasnya. (han/gus)

38 PDP di Kudus Dinyatakan Sehat

Tuesday, March 31, 2020 Add Comment

32 Masih Dirawat, 6 Meninggal

SIMULASI : Foto ilustrasi petugas kesehatan di RSUD dr.Loekmono Hadi Kudus sedang melakukan simulasi protokol penangan pasien Covid-19.
KUDUS - Sebanyak 38 orang dari 76 orang yang dikategorikan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dinyatakan sehat, dan saat ini sudah diperbolehkan pulang. Sementara 6 pasien diantaranya telah meninggal dengan penyakit penyerta, sedang 32 PDP lainnya masih dirawat di tiga rumah sakit rujukan.

Data tersebut berdasarkan catatan tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kudus yang diunggah dalam website http://corona.kuduskab.go.id pada Selasa (31/3) pukul 12.00 WIB.       

Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kudus, dr Andini Aridewi mengatakan, jumlah pasien PDP masih bisa bertambah maupun berkurang. Dengan demikian, data yang diunggah dalam website akan selalu berubah.

‘’PDP yang dinyatakan negatif atau sembuh, sudah dipulangan untuk melakukan perawatan sendiri,’’ jelas Andini.

Sementara 6 PDP yang meninggal, lanjutnya, dua PDP diantaranya sebelumnya telah menjalani perawatan di ruang isolasi khusus di RS Mardi Rahayu Kudus dan empat PDP lainnya sudah menjalani perawatan di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus.

‘’Namun meninggalnya PDP tersebut, bukan hanya karena terjangkit virus corona saja tapi ada penyakit penyerta,’’ tegas Andini.

Diakui, semua PDP yang masih dalam perawatan belum sempat diambil sampel air liurnya atau di swab. Termasuk yang sudah meninggal dengan penyakit penyerta itu. Sehingga pihaknya belum mengetahui, apakah PDP tersebut positif terpapar corona virus atau tidak.

‘’Hasil swabnya masih kami tunggu,’’ imbuhnya.

Diketahui, jumlah orang dalam pemantauan yang terdata sampai, Selasa siang (31/3), kemarin terus mengalami peningkatakan. Total ODP yang tercatat ada 223 orang terdiri dari dalam wilayah 160 orang dan luar wilayah 63 orang.

Sedang data PDP total ada 32 pasien, dengan kategori dalam wilayah 23 pasien dan 9 pasien dari luar wilayah.

Untuk PDP baik dari luar maupun dalam wilayah, saat ini masih dirawat di RSUD dr Loekmono Hadi sebanyak 20 pasien, di RS Mardi Rahayu sebanyak 8 pasien dan di RSI Sunan Kudus sebanyak 4 pasien. Andini berharap, ODP diimbau untuk mengisolasi secara mandiri selama 14 hari kedepan.

‘’Mengisolasi diri ini sebagai langkah preventif, untuk mencegah penyebaran virus corona,’’ jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, pasien dalam pengawasan (PDP) yang di rawat di dua rumah sakit rujukan virus corona di Kabupaten Kudus tercatat ada sembian pasien, Minggu (22/3). PDP tersebut di rawat di RSUD dr Loekmmono Hadi Kudus 8 pasien dan RS Mardi Rahayu satu pasien.

Hal itu diungkapkan Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kudus, dr Andini Ari Dewi kepada Jateng Pos Biro Pati melalui pesan whatsapp, Minggu siang kemarin. Sembilan PDP itu terdiri dari 4 pasien asal Kabupaten Kudus, 2 pasien rujukan dari Demak, 2 pasien dari Jepara dan satu pasien dari Grobogan.


‘’ Delapan pasien masih dirawat di RSUD dan 1 pasien di rawat di RR Mardi Rahayu,’’ jelasnya. (han/gus)

Pasien Positif Corona di Rembang Sembuh

Tuesday, March 31, 2020 Add Comment
ilustrasi (freepik.com)
REMBANG - Kabar baik datang dari Kota Garam. Pasien asal Kecamatan Pamotan, Selasa, (31/3), dinyatakan sembuh dan negatif Covid-19. Pria 28 tahun tersebut sebelumnya diduga terpapar corona pada 15 Maret lalu, usai pulang bekerja dari Bali.

Kabar kesembuhan pasien yang dirawat di RSUD Wongsonegoro, Semarang, selama dua pekan, disampaikan juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Pemkab Rembang, dr.Ali Syofii. Pasien dinyatakan negatif mengidap corona, setelah dua kali menjalani tes Swab.

Setelah dinyatakan sembuh, tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang langsung menjemput yang bersangkutan untuk diantarkan ke rumahnya. Pihaknya pun meminta warga di lingkungan rumah yang bersangkutan agar tidak cemas maupun takut terpapar.

“Sudah dinyatakan negatif , sehingga sudah tidak membawa virus corona lagi dalam tubuhnya, ini yang perlu digaris bawahi. Mohon disampaikan kepada warga bahwa yang bersangkutan sudah tidak berpotensi menularkan apapun terkait corona, ” ungkapnya.

Ali menambahkan, kondisi pasien baru sembuh tentu membutuhkan fase pemulihan atau istirahat. Sehingga yang bersangkutan diminta untuk di rumah saja agar segara bisa pulih seperti sedia kala. Hal tersebut juga mencegah kembali terjangkit.

"Setelah yang bersangkutan dinyatakan sembuh maka otomatis saat ini Rembang tidak ada kasus positif Covid-19," imbuhnya.

Sementara bagi 25 orang dalam pemantauan (ODP) yang sempat kontak langsung dengan yang bersangkutan telah selesai masa pemantauan. Mereka juga dinyatakan sehat tidak mengalami gangguan kesehatan.

“Semua ODP yang kontak dengannya tanggal 31 maret ini sudah 14 hari dan semuanya sehat. Sehingga sudah lepas dari resiko penularan, ” ujar dr. Ali

Dirinya mengimbau masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona. (sov/gus)

Ribuan Santri Sarang Mudik ke 30 Provinsi

Tuesday, March 31, 2020 Add Comment

Sebelum Naik Bus, Dicek Kesehatan

Tenaga medis dari Puskesmas Kecamatan Sarang, Senin (30/3) siang, mengecek satu-persatu santri sebelum naik bus menuju kampung halaman masing-masing.
REMBANG - Di tengah meningkatnya kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona di wilayah Jawa Tengah, tiga ribuan lebih rombongam santri Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Kabupaten Rembang mulai dipulangkan secara bertahap. Para santri mudik ke kampung halamannya masing-masing yang tersebar di 30 provinsi tidak menggunakan kendaraam umum, namun menggunakan armada bus carteran.

Pada Senin (30/3) kemarin, sebanyak 18 bus mengangkut santri Al Anwar, berangkat menuju pulau Sumatera. Sebagian besar nantinya akan turun di Jambi, kemudian melanjutkan perjalanan dengan kendaraan lain, untuk sampai di daerahnya.

Sebelum pulang ke daerah masing-masing, setiap santri harus melewati proses pemeriksaan suhu tubuh. Mereka antre berjajar rapi di jalan lingkar pinggir pantai Sarang. Setelah dipastikan kondisi badan normal, santri baru diperbolehkan naik ke atas bus. 

Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Sarang yang juga Ketua DPRD Rembang, Majid Kamil menjelaskan, dalam beberapa hari kedepan, gelombang kepulangan santri akan terus berlanjut. Adapun santri yang berasal dari Kalimantan juga akan pulang menyesuaikan dengan kesiapan tiket pesawat. Pengurus pondok pesantren nantinya membantu memfasilitasi proses kepulangan.

“Yang bus ke Sumatera itu, banyak pula santri dari Aceh. Mereka nantinya dijemput keluarga atau melanjutkan dengan kendaraan lain, setelah sampai Jambi. Yang saya tahu, santri asal Bawean juga sudah banyak yang pulang, “ tutur putera Almarhum KH Maimoen Zubair ini.

Majid Kamil menambahkan, santri-santriwati tersebut bukan sengaja dipulangkan sebab pandemi corona. Namun karena kegiatan di pondok pesantren sudah memasuki masa libur. Keputusan pulang diserahkan kepada santri maupun persetujuan orang tua.

Dia mengakui saat ini secara nasional semua pihak tengah berjibaku menghadapi wabah virus corona. Santri yang pulang menjadi langkah antisipasi penularan. 

Menurutnya, jika total santri yang berjumlah 6 ribuan orang  masih bertahan, tentu agak menyulitkan pihak pondok pesantren melakukan pantauan. Aktivitas pondok pesantren, nantinya baru akan dimulai lagi setelah Hari Raya Idul Fitri.

“Di sini kan ada Al Anwar 1 sampai 4, jaraknya juga saling berjauhan. Kalau 6 ribu masih di sini, sulit mantaunya. Padahal kita diwajibkan untuk mewaspadai corona. Masuknya nanti ya Syawalan, sesudah Lebaran," pungkasnya. (sov)

Sisihkan Rp 7.6 Miliar untuk Penanganan Virus Corona

Monday, March 30, 2020 Add Comment
ilustrasi (freepik.com) 
REMBANG - Pemerintah Kabupaten Rembang menyiapkan anggaran sebesar Rp 7,6 Miliar untuk tindakan penanganan dan pencegahan virus corona atau covid-19 di wilayah setempat.

Langkah tersebut dilakukan setelah ditetapkannya status Kejadian Luar Biasa (KLB) corona, pada Sabtu (28/3) lalu, serta adanya satu orang warga  yang dinyatakan positif terjangkit.

Bupati Rembang Abdul Hafidz memaparkan, anggaran penanggulangan corona, diambilkan dari pos anggaran perjalanan dinas para pejabat atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk anggaran perjalanan dinas anggota DPRD setempat.

Selain itu, anggaran yang dinilai sudah tidak relevan untuk direalisasikan, juga dialihkan untuk membantu kebutuhan penanganan serta pencegahan covid-19 di Rembang.

Salah satu anggaran yang dimaksud seperti anggaran untuk perayaan Hari Kartini di Rembang, karena Hari Kartini yang mengumpulkan banyak orang sudah pasti ditiadakan.

“Anggaran yang sudah kita rencanakan kurang lebih Rp 7,6 Miliar akan kita ambil dari pos belanja perjalanan dinas semua pejabat atau OPD, dan DPR.

Jumlahnya 25 persen, anggaran dinas itu akan digunakan untuk membantu kebutuhan KLB ini. Anggaran yang sudah tidak relevan untuk dilaksanakan seperti acara Kartiniaan ini juga akan kita pakai untuk penanganan KLB,” kata Bupati Rembang.

Bupati menambahkan, jika anggaran tersebut dirasa masih kurang, Pemerintah Kabupaten Rembang akan mengalihkan kegiatan apapun untuk kepentingan kejadian darurat seperti saat sekarang ini.

“Jika masih kurang kita diperbolehkan untuk mengalihkan kegiatan apapun asal ini untuk kegiatan dalam keadaan darurat maka ini diperbolehkan. Maka saya tidak khawatir kurang ditambah,”pungkasnya.

Sementara itu, menurut data sebaran Covid-19 yang dirilis oleh Pemkab setempat, hingga Senin (30/3) kemarin, terdapat sebanyak 146 orang yang masih dalam pemantauan (ODP).

Sementara warga yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) 10 orang, serta satu orang warga dinyatakan positif terjangkit.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr Ali Syofii menyatakan, kondisi warga positif terjangkit corona yang masih dirawat di ruang isolasi RSUD Wongsonegoro, Semarang, kondisinya semakin membaik. (sov/gus)

UMK Buat Face Shield untuk Tenaga Medis

Monday, March 30, 2020 Add Comment
FACE SHIELD: UMK membuat face shield yang akan diberikan kepada tim medis di Kabupaten Kudus dan sekitarnya secara gratis.
KUDUS - Universitas Muria Kudus (UMK) Peduli membuat face shield yang akan diberikan gratis kepada tenaga medis di Kudus yang tengah melakukan penanganan pasien Corona Virus Disease (Covid-19). Selain itu, sejumlah mahasiswa juga membuat menyiapkan masker, coverall hazmat, cairan disinfektan dan peralatan lainnya yang berkaitan penanganan virus corona.

Ketua Unit Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan (K3L) UMK, Andy Prasetyo Utomo mengatakan, pihaknya sudah melakukan penghimpunan dana, terutama dari civitas akademika UMK.

”Ada sumbangan pribadi yang masuk dan pemotongan gaji dosen serta karyawan sebanyak 2,5 persen,” kata Andy, Senin (30/3).

Namun dari diskusi yang dilakukan, bantuan yang diberikan tidak semua berupa uang, tapi berbentuk barang. Seperti disinfektan, alat pelindung diri (APD), coverall hazmat, masker, hingga face shield yang dibuat dosen dan karyawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UMK yang bekerjasama dengan Cimeds UGM.

Bantuan berbentuk barang juga diakibatkan susahnya mendapatkan APD, sehingga pihaknya menilai akan lebih efektif jika bantuan berupa barang. Apalagi tenaga medis merupakan garda depan dalam penanganan virus corona.

‘’Kami juga bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), untuk mengecek barang yang dibuat atau diberikan sudah sesuai standar atau tidak,” imbuhnya.

Untuk face shield, lanjut Andy, yang dibuat sudah diberikan kepada IDI untuk dicek, dan hasilnya sudah sesuai standar. Sedang untuk pembuatan alat lainnya kerjasama dengan Cimeds UGM. Bantuan ini akan diberikan kepada beberapa rumah sakit yang ada di Kabupaten Kudus dan sekitarnya.

‘’Namun direncanakan diberikan kepada IDI Kudus, karena mereka yang mengetahui detail kebutuhan masing-masing rumah sakit,’’ ujarnya.

Sementara itu, Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, UMK Sugeng Selamet menambahkan, untuk pembuatan face shield tahap pertama ini memang kerjasama dengan Cimeds UGM. Sementara untuk tahap kedua, jika memang masih dibutuhkan tentu bisa dibuat sendiri atau UMK Peduli.

‘’Dalam pembuatannya, untuk desain ada pengembangan. Dari sebelumnya tidak adanya engsel, saat ini sudah dibuatkan engsel,’’ katanya.

Dengan demikian, face shield tersebut bisa dibuka tutup sesuai kebutuhan pengguna. Namun demikian, pihaknya lebih mengutamakan alat yang dibuat itu sesuai dengan standar.

Face shield yang dibuat menggunakan plastik mika dengan ketebalan 0,3 milimeter. Untuk panjangnya 32 sentimeter dan lebarnya 38 sentimeter,’’ paparnya.

Plastik mika, kata Sugeng, harus sesuai standar yakni cukup bening agar tidak mengganggu penglihatan tenaga medis saat penanganan. Pembuatan face shield dilakukan sesuai kemampuan, karena tenaga juga terbatas. Pihaknya memilih membuat barang tersebut karena melihat kondisi saat ini, alat medis itu sulit didapatkan.

‘’Sehingga kalauun ada uang belum tentu ada barangnya,’’ pungkasnya. (han/gus)

Selain Corona, Hoaks Juga Harus Dilawan

Monday, March 30, 2020 Add Comment
Moch Noor Efendi, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pati
PATI - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pati, Jateng, Moch Noor Efendi menyebut, jika saat ini masyarakat dihadapkan pada fenomena yang lebih berbahaya selain covid-19 yakni hoaks.

Ia menilai, santernya informasi tidak benar khuusnya yang beredar di dunia maya harus diputus matarantainya. Mengingat, hoaks hanya memperkeruh keadaan dan menambah kepanikan di tengah pagebluk.

“Saat ini kita tidak hanya melawan covid-19, tapi juga hoaks. Hoaks adalah virus laten yang semakin memperburuk kondisi, khususnya psikis masyarakat,” ujar Noor Efendi.

Karena itu, Dia meminta, agar masyarakat menahan diri untuk tidak berlomba-lomba tampil sebagai orang yang merasa paling tahu, paling memiliki data dan paling cepat mendapatkan kabar untuk kemudian tanpa pikir panjang meneruskannya di platform medsos.

“Karena tidak semua kabar yang beredar di medsos terverifikasi akurasinya. Lebih baik menahan diri untuk tidak mudah mengabarkan atau share informasi yang belum tentu pasti kebenarannya,” jelasnya.

Ia berharap, agar masyarakat cerdas dalam merespon segala informasi, terutama di media sosial, apalagi disaat pendemi virus korona seperti sekarang ini. Sehingga dapat menurunkan stres yang dipicu dari banyaknya kabar bohong.

“Jika kondisi psikis tertekan maka bisa jadi menurunkan daya tahan tubuh. Itu semakin menyulitkan kondisi Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Karena itu, mari stop memproduksi dan menyebarkan hoaks,” pintanya.

Ditambahkan, pihaknya mendukung secara penuh langkah Polri untuk memerangi hoaks. Sekaligus menindak tegas mereka yang membuat atau menyebarkan berita bohong sesuai ketentuan yang berlaku. (gus)

970 Pelamar CPNS Lolos SKD

Monday, March 30, 2020 Add Comment
KUDUS - Sebanyak 970 pelamar dari 8.361 pelamar Calon Pegai Negeri Sipil (CPNS) di lingkup Pemkab Kudus dinyatakan lolos tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), untuk selanjutnya akan mengikuti tahap tes seleksi kompetensi bidang (SKB). Namun untuk jadwal pelaksanaan tes SKB, sampai saat ini masih menunggu instruksi Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) CPNS 2019.

Kepala Bidang Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan pada Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus, Tulus Tri Yatmika mengatakan, total yang lolos tes SKB tahun ini ada 970 peserta dari 6.988 pelamar yang mengikuti tes SKD berbasis computer assisted test (CAT).

‘’Untuk jadwalnya masih menunggu instruksi pusat (Panselnas),’’ kata Tulus kepada Jateng Pos Biro Pati, Senin (30/3).

Dijelaskan, sebelumnya jadwal SKB telah ditentukan pada 25 Maret 2020 lalu. Namun melihat kondisi pandemi corona di Indonesia semakin meluas, pihak panselnas menunda pelaksanaan SKB sampai batas waktu yang belum ditentukan. Dengan demikian, pelaksana tes SKB dari BKPP Kudus harus menunggu instruksi lanjutan.

‘’Hasilnya kita umumkan dulu, untuk jadwal pelaksanaan SKB masih menunggu instruksi lanjutan,’’ ungkapnya.

Sebelumnya, Kasubid Pengembangan Pegawai pada BKPP Kudus, Hendro Muswinda mengatakan, dari seluruh peserta yang ikut tes SKD, akan diambil 1.146 peserta untuk mengikuti tahap selanjutnya yakni tes SKB. Sedang soal tes SKB, berkaitan dengan bidang yang dipilih dan memiliki kontribusi 60 persen.

‘’Kalau untuk SKD, pengaruh nilainya 40 persen. Jadi nilai SKD dan SKB akan dijumlahkan,’’ paparnya.

Dia menambahkan, khususnya pelamar CPNS pada formasi guru, guru yang sudah memiliki sertifikat pendidikan akan mendapat nilai maksimal atau 100 persen pada pelaksanaan SKB mendantang.

‘’Meski jawabannya asal-asalnya,’’ tandasnya.

Diketahui, jumlah pendaftar CPNS 2019 di Kabupaten Kudus mencapai 8.361 pelamar, terdiri dari 8.263 pelamar umum, 88 pelamar cumlaude dan 12 pelamar disabilitas.

Sedang Pemkab Kudus pada tahun ini membuka 382 formasi, terdiri dari formasi umum 355, 9 formasi disabilitas dan 18 formasi untuk pelamar dari jalur cumlaude. (han/gus)

Warga Jekulo Mulai Antisipasi Kedatangan Pemudik

Monday, March 30, 2020 Add Comment
ilustrasi (freepik.com)
KUDUS - Pihak Muspika di  Kecamatan Jekulo mulai mengantisipasi potensi penularan virus covid-19 dari para warga yang baru saja pulang dari perantauan.

Upaya yang dilakukan adalah dengan  memperketat hilir mudik kendaraan umum pengangkut penumpang yang akan memasuki Kabupaten Kudus. Salah satunya dengan cara mendata para penumpang yang akan masuk dan menetap di Kudus.

Camat Jekulo, Wisnubroto Purnawarman Jayawardana mengatakan, tindakan ini dilakukan mengingat Kecamatan Jekulo merupakan salah satu daerah perbatasan. Sehingga pihaknya akan menyaring dan mendata semua rombongan yang datang dari luar Kudus.

“Kami maksimalkan pengetatan ini, supaya tidak kecolongan,” katanya.

Pihaknya pun hari ini mendata sebanyak 21 orang rombongan santri sebuah pondok pesantren dari Rembang, yang rencananya akan pulang ke rumah masing-masing di Kudus. “Total tadi ada lima kecamatan yang dituju masing-masing santri,” lanjutnya.

Penyemprotan disinfektan sebagai standar dasar pun telah dilakukan. Untuk setelahnya, mereka diminta untuk mengisi data diri guna disampaikan ke masing-masing puskesmas. Sehingga pemantauan bisa dilakukan dengan teliti.

“Sosialisasi terkait penanganan Covid-19 juga kami lakukan,” lanjutnya.

Selain memperketat pemantauan pada orang-orang yang baru memasuki Kudus, pihaknya juga mulai getol menertibkan acara –acara yang nekat digelar di tengah wabah. Hingga kini, lanjut Wisnu, pihaknya sudah menertibkan tiga lokasi yang digunakan untuk acara kerumunan.

“Kebanyakan memang resepsi pernikahan, padahal edukasi soal ini gencar kami sosialisasikan,” katanya.

Oleh karena itu, pihaknya pun kembali menginstruksikan warganya untuk tetap di rumah saja. Instruksi untuk tidak membuat kerumunan juga diminta bisa dipatuhi semua kalangan. Dengan begitu, penyebaran corona khususnya di Kecamatan Jekulo, Kudus bisa ditekan.

“Tetap jaga kesehatan, untuk orang-orang yang memang baru saja datang dari rantauan, mohon di rumah saja,” terangnya. (net/gus)

Pegawai dan Tamu Dicek Suhu Tubuh

Sunday, March 29, 2020 Add Comment
CEK SUHU TUBUH: Pegawai dan tamu yang akan memasuki lingkungan Setda Pati dilakukan pengecekan suhu tubuh untuk menghindari penularan virus covid-19.
PATI - Upaya pencegahan menyebarnya virus corona (covid-19) terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Pati. Mulai Jumat, (27/3) diterapkan pengecekan suhu badan kepada seluruh karyawan dah tamu yang memasuki halaman Sekretariat Daerah Kabupaten Pati.

Sekretaris Daerah Suharyono yang juga merupakan Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pati, mengungkapkan petugas pengecekan suhu berasal dari Dinas Kesehatan Pati. Selain itu, petugas dari Satpol PP juga ikut menertibkan antrian pengecekan suhu, agar tidak mengganggu lalu lintas di depan Setda.

Suharyono mengatakan bahwa pengecekan suhu tubuh merupakan salah satu langkah Pemkab, dalam penanganan covid-19.

"Pagi ini kami berlakukan pengecekan suhu baik karyawan maupun seluruh tamu yang memasuki Setda. Misalkan ada karyawan atau tamu yang suhu tubuhnya melebihi 37,5 maka kami perbolehkan untuk pulang," jelasnya.

Sekda juga menjelaskan, tidak ada perlakuan khusus bagi karyawan ataupun tamu. Ia menegaskan semua orang yang masuk ke area Sekretariat Daerah harus melakukan pengecekan suhu badan.

"InsyaAllah penyebaran virus corona di Kabupaten Pati akan terhambat," ujarnya optimis. (mas/gus)

Bupati Haryanto Klarifikasi Isu Corona di Pati

Sunday, March 29, 2020 Add Comment
KLARIFIKASI: Bupati Pati Haryanto saat memberikan keterangan pers terkait sejumlah isu corona di Pati.
PATI - Bupati Pati Haryanto memberikan klarifikasi terkait isu penyebaran covid-19 yang berkembang di media sosial. Didampingi Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Asisten 2 dan Kepala Dinas Kesehatan, klarifikasi dilakukan di Pendopo Kantor Bupati, pada Minggu (29/3).

Bupati menjelaskan terkait dengan tindak lanjut meninggalnya Anggota DPR RI Imam Suroso yang terdampak Covid - 19.

Ia mengungkapkan Pemerintah Kabupaten Pati telah menetapkan tanggap darurat sejak tanggal 16 Maret 2020. Dengan kejadian meninggalnya Anggota DPR Imam Suroso, Pemkab mengambil langkah- langkah sebagai berikut:

Pertama, Pemkab telah melakukan tracking kepada semua yang berhubungan langsung dengan beliau pada saat melakukan sosialisasi keberadaan covid19. Baik di Pasar Puri Baru, juga di Desa Puncel maupun desa Tegalombo maupun juga tempat-tempat yang lain di luar itu.

"Kami pun juga mengadakan tracking kepada petugas kesehatan maupun masyarakat yang mendampingi dan kita jelaskan untuk tracking petugas kesehatan adalah petugas yang mendata langsung dampak covid 19 yang selama ini mengikuti kegiatan almarhum," jelas Bupati.

Kedua, Pemerintah Kabupaten Pati mengadakan penyemprotan fasilitas umum diantaranya adalah Pasar Puri Baru yang menjadi tempat kegiatan bakti sosial pembagian masker. Bupati juga mengatakan sejak Sabtu 29 Maret hingga Selasa 31 Maret 2020, Pemkab Pati menutup Pasar Puri untuk dilakukan sterilisasi dan penyemprotan disinfektan setiap hari.

Bupati juga meminta kepada masyarakat yang telah ditelusuri dan diketahui memiliki kontak dengan almarhum sebelum meninggal, disarankan untuk mengisolasi diri atau melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing.

"Kepada masyarakat Kabupaten Pati adanya isu yang berkembang tentang dokter yang mendampingi, yaitu dokter Widi dan keluarga, dikatakan sekarang diisolasi di RS Karyadi itu adalah tidak benar. Dokter Widi mengisolasi diri di rumah dan telah dilakukan rapid test. Sampai saat ini (hasilnya.red) negatif namun demikian tetap mengisolasi diri atau karantina mandiri di rumah," jelas Bupati.

Terkait dengan keluarga almarhum, ajudan dan sopirnya yang dikatakan meninggal, Bupati menegaskan isu itu juga tidak benar. Faktanya, Umar Yadi adalah anggota Polri yang meninggal namun tidak ada kaitannya dengan covid-19.

"Hanya kebetulan memang dekat dengan almarhum Imam Suroso. (Umar.red) meninggal karena sudah punya riwayat sakit yang cukup lama dan kebetulan meninggalnya berurutan," tegas Haryanto.

Bupati pun menerangkan untuk ibu Asih maupun dua anaknya telah mengisolasi diri di rumah dan hari ini Bupati menugaskan tim kesehatan mengadakan rapid test kepada keluarganya. Demikian juga dengan supir almarhum, tim Dinas Kesehatan telah melakukan pendataan dan meminta yang bersangkutan untuk isolasi mandiri di rumah.
"Nanti insya Allah akan didatangi dari petugas Dinas Kesehatan untuk dilakukan rapid test," imbuh Bupati.

Selain keluarga dan orang terdekat, Pemkab Pati juga akan melakukan rapid test pada beberapa wartawan yang mendampingi almarhum saat bakti sosial di Pasar Puri.

Kepada seluruh masyarakat, Bupati meminta agar tidak percaya dengan berita yang tidak pasti juga berita hoaks yang menyesatkan. Ia menegaskan Pemerintah Kabupaten Pati sampai dengan sekarang tidak mengadakan lockdown karena yang mempunyai kewenangan lockdown adalah pemerintah pusat.

"Sehingga kita bersama-sama masih melaksanakan kegiatan sebagaimana biasa menyesuaikan peraturan yang ada terkait penanganan covid- 19," jelasnya.

Di setiap kegiatan Bupati terus menyampaikan untuk cuci tangan pakai sabun, membiasakan hidup sehat makan yang bergizi dan sering memakai masker dan hand sanitizer juga menjaga jarak dan tidak berkumpul

"Sayangi keluarga, kalau misal ingin berkumpul (silahturahmi) dengan keluarganya lebih baik tidak keluar ke mana-mana dan tetap di rumah.
Tetap semangat kita tidak usah panik, ayo tolak corona," imbau Bupati.

Tak lupa Bupati menyampaikan bahwa masyarakat yang telah ditelusuri dan didata sebagai ODP dari Dinas Kesehatan nantinya tetap akan menjalani rapid tes covid-19.

"Masyarakat diharap tetap tenang. Mengingat alat yang terbatas jadi harus bersabar dan bergantian dalam pemeriksaan secara bertahap," pungkas Bupati. (mas/gus)

Enam Pokja Gugus Tugas Mulai Diterjunkan

Sunday, March 29, 2020 Add Comment
Pemkab Rembang menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah corona (covid-19) sejak Sabtu (28/3), dan membentuk gugus tugas yang terdiri dari enam kelompok kerja (Pokja).
REMBANG - Setelah Penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) virus Covid-19 , Pemkab Rembang langsung tancap gas menyusun Rencana aksi dan akan mulai dilaksanakan Hari Senin (30/3). 

Bupati Rembang Abdul Hafidz melalui Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Daerah Arief Dwi Sulistya menegaskan, Gugus Tugas Covid-19 telah dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Rembang Nomor 440/1087/2020 hari ini (29/3).

Gugus tugas tersebut terdiri atas enam kelompok kerja (Pokja), yaitu Pokja kesehatan, survailans, dan deteksi dini. Kemudian Pokja kasus dan rujukan, pokja Promosi kesehatam dan rujukan, Pokja pencegahan pada institusi pemdidikan, keagamaan dan tempat umum, Pokja komunikasi dan informasi public, Pokja peningkatan sumber daya dan logistik. 

Arief mengatakan, Pokja 1 kesehatan, survailans, dan deteksi dini, dan Pokja 2 kasus dan rujukan masing-masing sudah membuat aksi namun masih perlu disinkronkan antar pokja, karena ada yang perlu saling menguatkan. ”Misalnya deteksi dini pulang pergi luar kota, harus disingkronkan dengan pencegahan Dinas Perhubungan dan Lantas (Polres). Besok pagi semua sudah bergerak," ungkapnya.

Sedangkan Pokja 3 yakni Pokja Promosi Kesehatan dan Rujukan di antaranya melakukan patroli pemantauan dan pengawasan atas pelaksanaan surat edaran Bupati dan maklumat Kapolri menyikapi adanya wabah covid-19 di seluruh wilayah Kabupaten Rembang. 

Selain itu, mengexek pengisian air cuci tangan pakai sabun di tempat umum, sosialisasi dan edukasi dalam penanggulangan covid-19, pembuatan leaflet, iklan layanan masyarakat, film pendek, dokumenter, pemberdayaan literasi penguatan keluarga. 

Kemudian pembuatan surat edaran penyemprotan disinfektan serentak se kabupaten Rembang, melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada pemerintah desa dalam melakukan perubahan RKPDesa dan APBDesa dengan melibatkan tenaga pendamping profesional, melakukan pendampingan inputing dan perubahan APBDes dalam aplikasi Siskeudes, monev perubahan penjabaran APBDes, membuat himbauan dan SOP terkait pengaturan pengelolaan tempat ibadah, rapat koordinasi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), pembuatan leaflet, majalah, iklan promosi di koran dan majalah fokus tentang pemberantasan Covid-19. 

Sementara Pokja 5 Komunikasi dan Informasi Publik melakukan Diseminasi informasi melalui pembuatan website khusus covid-19 yakni covid19.rembangkab.go.id, Pemutakhiran konten website domain dan sub domain seluruh OPD, Pemasangan spanduk di seluruh Instansi, desa, toko dan supermarket. Kemudian pemasangan speaker di pusat- pusat keramaian dan traffic light untuk sarana sosialisasi covid-19 , menyusun produk kehumasan di website khusus covid-19 dan rembangkab.go.id, menjalin kerja sama dengan media massa, Sosialisasi melalui mobil keliling, mencetak leaflet sosialisasi pencegahan, serta penyebaran dan klarifikasi informasi melalui tim medsos. 

Tugas Pokja 5 juga membuka layanan informasi (call center), menyediakan jaringan internet berupa perawatan dan pemantauan operasi jaringan dan internet, fasilitasi video conference, pengelolaan data dan informasi meliputi analisis media, verifikasi berita hoax, serta mengolah data statistik.

Sedangkan Pokja 6 yakni Pokja peningkatan sumber daya dan logistik secara masif melakukan pencegahan berupa penyemprotan disinfektan keliling dan bantuan sosial bagi keluarga miskin. (sov)

Perusahaan Didorong Melakukan Mekanisme Kompensasi

Sunday, March 29, 2020 Add Comment
BURUH GILING: Foto ilustrasi buruh giling rokok di perusahan rokok di Kabupaten Kudus.
KUDUS - Seiring mewabahnya Corona Virus Disease atau Covid-19 di Indonesia, sejumlah perusahan mulai menghentikan kegiatan produksinya. Alasannya, pemerintah mengeluarkan kebijakan agar masyarakat melakukan social distancing atau jaga jarak guna mencegah penyebaran virus corona.

Koordinator Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Kudus, Slamet Machmudi menuturkan, penghentian aktivitas produksi di perusahaan tidak dapat dilakukan serta merta. Sebelum itu, manajemen perusahaan harus memiliki mekanisme kompensasi, bahkan untuk alasan antisipasi penyebaran virus corona.

‘’Jadi ekonomi masyarakat tidak terganggu dengan adanya penghentian produksi sebagai antisipasi penyebaran corona,’’ ujar Machmudi lusa kemarin.

Dia menilai, berbagai antisipasi yang dilakukan pemerintah untuk menghentikan penyebaran virus di tanah air harus didukung. Namun kelangsungan hidup pekerja harus diperhitungkan, jika pemerintah akan melaksanakan kebijakan lockdown.

‘’Harus dicari solusi yang tepat, agar tidak merugikan pekerja dan pengusaha,’’ katanya.

Menurutnya, antisipasi penyebaran Covid-19 tidak cukup hanya dengan merumahkan pekerja saja. Standar kebersihan di lingkungan kerja juga perlu di galakkan.

"Kebersihan di lingkungan kerja bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran virus,’’ tandasnya.

Sementara Pemerhati Persoalan Hukum dan Perburuhan, Amat Soleh mengatakan, pemerintah harus memikirkan nasib para buruh, menyusul sejumlah perusahaan mulai menghentikan aktivitas produksinya karena peningkatan penyebaran corona.

‘’Jika pemerintah tidak segera mengambil kebijakan dan perusahaan terpaksa menghentikan produksinya, tentu pekerja dan keluarganya akan mengalami kesulitan ekonomi,’’ ungkapnya.

Dia menambahkan, semua tidak tahu penyebaran virus corona ini segera selesai atau dampaknya justru semakin meluas. Maka segala kemungkinan bisa terjadi seperti pemberlakuan lockdown. Namun hingga saat ini pemerintah menjamin tidak akan memberlakukan penutupan wilayah

‘’Saatnya pemerintah dan perusahaan membahas kemungkinan itu. Seandainya tidak ada kebijakan penghentian aktivitas produksi, tentu tidak menjadi masalah,’’ jelasnya.

Meski demikian, pihaknya berharap pemerintah tidak memberlakukan lockdown melihat kondisi negara ini belum siap, jika harus menanggung beban ekonomi masyarakat,’’Jangan sampai hal itu terjadi, dan kita belum siap,’’ pungkasnya. (han/gus)

Anggaran Dana Desa Bisa Digunakan untuk Pencegahan Corona

Sunday, March 29, 2020 Add Comment
BANNER COVID-19: Foto ilustrasi Pemdes Temulus memasang banner pencegahan Covid-19 di gapura masuk desa setempat.
KUDUS - Sebanyak 34 desa dari 123 desa se-Kabupaten Kudus telah mencairkan dana desa (DD) 2020. Puluhan desa tersebut sebelumnya telah menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) 2020, sebagai syarat pencairan dana desa.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Kudus, Adi Sadhono mengatakan, total desa yang sudah menetapkan APBDes sebagai pencairan dana desa sebanyak 100 desa dari 123 desa di Kabupaten Kudus.

‘’Yang sudah mencairkan dana desa sampai saat ini ada 34 desa,’’ jelas Adi saat dihubungi kemarin.

Sebelumnya, pencairan dana desa 2020 ditargetkan bisa tuntas pada pertengahan Maret. Namun melihat kondisi di lapangan, beberapa desa ada yang belum menetapkan dan menyusun APBDes.  

Menurutnya, pergantian kepala desa menjadi salah satu faktor keterlambatan penyusunan APBDes, sehingga pencairannya juga ikut mundur.  Sedang pencairan dana desa tahun ini, proses pengirimannya langsung ke kas rekening daerah. Adapun tahapan pencairan dilakukan 40 persen untuk tahap pertama dan kedua.

‘’Untuk tahap ketiga, nantinya ditransfer sebanyak 20 persen,’’ paparnya.

Dia menyebutkan, alokasi anggaran dana desa yang akan ditransfer sebesar Rp 257,71 miliar, dengan rincian untuk alokasi DD sebesar Rp 149,08 miliar, kemudian ADD sebesar Rp 91,54 miliar, bagi hasil pajak Rp 13,34 miliar dan bagi hasil retribusi Rp 3,75 miliar.

‘’Diharapkan, desa yang tengah berproses, secepatanya menyelesaikan penyusunan APBDes,’’ tegasnya.

Adi menambahkan, di tengah pandemi Corona Virus, telah diterbitkan petunjuk teknis (Juknis) baru dalam penyusunan APBDes, yakni tentang alokasi anggaran pencegahan  Covid-19 di tiap desa.

‘’Bagi desa yang telah menetapkan APBDesnya bisa menyesuaikan Juknis tersebut,’’ tuturnya.

Dia menjelaskan, di dalam Juknis tersebut ada beberapa bentuk kegiatan yang bisa dilakukan pemerintah desa untuk mencegah penyebaran virus korona. Diantaranya, melakukan sosialisasi terkait bagaimana mencegah Covid-19, dengan melibatkan beberapa lembaga desa dan masyarakat sekitar.

Lebih lanjut, kata Adi, pemdes bisa menganggarkan kegiatan penyemprotan disinfektan menggunakan anggaran tersebut. Sedang sasaran penyemprotan disinfektan yakni di fasilitasi umum, tempat ibadah dan rumah warga. Selain itu, juga perlu menyediakan tempat cuci tangan yang dilengkapi sabun maupun hand sanitizer dibeberapa titik strategis.

”Pemdes setempat juga harus pro aktif melakukan pemantaun, bagi warga yang baru datang dari luar daerah. Terutama dari daerah yang terpapar corona,’’ pungkasnya. (han/gus)

Jadwal Tunda Seleksi Tim Persiku Diperpanjang

Sunday, March 29, 2020 Add Comment
DUKUNGAN SUPORTER: Suporter Macan Muria (SMM) terus memberikan dukungan agar tim Persiku bisa lolos Liga 2 Nasional.
KUDUS - Melihat penyebaran virus corona semakin meluas, Manajemen Persiku Kudus mengambil kebijakan memperpanjang penundaan jadwal seleksi pemain lokal hingga batas waktu yang belum ditentukan. Sebelumnya, jadwal seleksi akan dilaksanakan pada 31 Maret 2020 mendatang.

Manajer Persiku Kudus, Sunarto mengatakan, penundaan jadwal seleksi tim pemain lokal terpaksa diperpanjang, mengingat pandemi corona ini semakin meluas di Indonesia. Keputusan ini juga mempertimbangkan kebijakan pemerintah, yang melarang adanya kerumunan dan semua pihak harus menerapkan social distancing.

‘’Akan kami umumkan segera, jika seleksi akan digelar kembali,’’ ujar Sunarto saat dikonfirmasi lusa kemarin.

Sunarto menuturkan, penundaan jadwal seleksi juga melihat keputusan jadwal kompetisi liga 1 dan liga 2 yang kemungkinan ditunda. Pun dengan jadwal kompetisi liga 3, yang sampai saat ini belum ada keputusan.

Dia berharap, semua pihak memaklumi keputusan manajemen Persiku yang menunda kembali jadwal seleksi pemain. Sebab managemen juga tidak bisa gegabah mengambil sikap, di tengah penyebaran corona yang semakin meluas di tanah Air ini.

‘’Kami harap keputusan ini bisa dimaklumi,’’ imbuhnya.

Kendati demikian, pihak manajemen Persiku sudah melakukan persiapan nonteknis untuk menghadapi kompetisi yang akan datang. Alasannya, pihaknya tidak ingin membuat kecewa masyarakat Kudus, khususnya tim suporter kesebelasan Macan Muria.

“Persiapannya akan kita cicil dan sebisa mungkin sesuai ritme yang benar. Kami akan bekerja keras untuk mempersiapkan tim ini sebaik mungkin,’’ tandasnya.

Diketahui, manajemen Persiku Kudus tahun ini mendapat kucuran dana sebesar Rp 2 miliar yang bersumber dari APBD. Anggara tersebut untuk memaksimalkan potensi lokal agar dapat lolos di Liga 2 Nasional.

‘’Target sebelumnya lolos liga 3 Nasional, sekarang dinaikkan di Liga 2 Nasional dengan adanya dana tersebut. Selain mempertahan juara Liga 3 Jawa Tengah,’’ ujarnya.


Sebelumnya diberitakan, manajemen Persiku Kudus secara resmi menunda pelaksanaan seleksi pemain Persiku yang seharusnya dilaksanakan Rabu (18/3) hari ini. Penundaan jadwal seleksi itu menindaklanjuti arahan pemerintah, sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona di Kudus.

‘’Semua akan ditunda sementara sampai batas waktu yang ditentukan,’’ ujar Sunarto. (han/gus)

Pemkab Rembang Tetapkan Status KLB Corona

Sunday, March 29, 2020 Add Comment
ilustrasi virus corona (freepik.com)
REMBANG - Wabah virus Corona atau Covid 19 yang  membuat 166 warga Rembang menyandang status Orang dalam Pemantauan (ODP) dan  9 orang  Pasien dalam Pengawasan (PDP) serta 1 warganya terkonfirmasi  positif tertular Covid-19, membuat Pemerintah Kabupaten Rembang menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) corona.

Status KLB ini diterapkan oleh Bupati Rembang Abdul Hafidz melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 440/1091/2020 tentang Penetapan Status Kejadian Luar Biasa Corona Virus Disease-2019 (Covid-19). Surat keputusan ini ditandatangi pada Sabtu (28/3) kemarin.

Dalam surat keputusan disebutkan jika status ini diterapkan lantaran telah terjadi penyebaran Covid-19 di Rembang. "Sehingga telah menyebabkan kerugian material yang besar, dan telah berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Rembang,” kata Hafidz dalam SK tersebut.

Dengan pertimbangan itu, maka bupati Rembang memutuskan memberlakukan status KLB.
Menurut Bupati Rembang, pemerintah akan lebih mengintensifkan lagi dalam upaya pencegahan penyebaran wabah Novel Corona virus.

Untuk itu pemerintah akan melakukan pemeriksaan bagi penumpang bus dari luar kota yang melintas, atau pemeriksaan bagi para perantau dari luar kota. Pemeriksaan sendiri, akan dilakukan di depan kantor Dinas Kesehatan (DKK) sebagai posko pemeriksaan.

“Kami akan melakukan pemeriksaan bagi kendaraan bus yang terdapat penumpang luar kota dengan tujuan wilayah Kabupaten Rembang, atau warga luar daerah masuk ke Rembang,” kata Bupati.

Mengenai apakah perlu atau tidak mengenai penutupan tempat-tempat umum atau tempat perbelanjaan seperti pasar, atau toko modern, Bupati Rembang menegaskan masih akan dibahas oleh enam Gugus Tugas penanganan dan pencegahan virus Corona yang dibentuk Pemkab Rembang beberapa waktu yang lalu. Hasilnya akan dilaksanakan paling lama Senin (31/3) ini.

“Apakah perlu dilakukan penutupan tempat-tempat umum seperti pasar, ini masih akan kami bahas secepatnya. Paling lambat hari Senin besok sudah kita umumkan,” tambahnya.

Sebelumnya satu warga Pamotan Rembang dinyatakan positif corona, setelah mempunyai riwayat kontak langsung dengan pasien di Bali. Warga Rembang ini kini dalam perawatan intensif di RS Wongsonegoro, Kota Semarang.

”Hasil labnya adalah confirmed corona virus. Sehingga kesimpulannya adalah pasien yang bersangkutan positif COVID-19,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang Ali Syofii.

Pihak pemerintah daerah juga tengah melakukan pelacakan dan memantau semua orang yang telah melakukan kontak dengan pasien tersebut.

Hingga Sabtu (28/3) sore, tercatat jumlah pasien positif di kabupaten ini belum bertambah, masih satu orang. Sementara jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) sebanyak sembilan orang, dengan satu orang telah dinyatakan negatif corona.

Sementara jumlah Orang dalam Pemantauan (ODP) tercatat sebanyak 166 orang. Dari jumlah itu, 36 orang di antaranya telah selesai proses pemantauan. Data ini sesuai yang di-update dalam situs covid19.rembangkab.go.id. (sov/gus)