Stabilkan Harga, Pemkab Kudus Gandeng PT Pura

Tuesday, February 04, 2020
KUPAS BAWANG PUTIH: Sejumlah pekerja sedang mengupas kulit bawang putih kating impor dari China, yang siap jual ke pedagang lain maupun konsumen langsung.
KUDUS - Pemkab Kudus melalui Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus bakal menjalin kerjasama dengan PT Pura Group yang memiliki mesin penyimpanan hasil pertanian yakni Control Atmosphere Storage (CAS). Hal itu tindak lanjut dari naiknya harga bawang putih jenis kating yang tembus Rp 50 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Perdagangan Kudus, Sudiharti mengatakan, saat ini harga bawang putih jenis kating yang impor dari China memang mengalami kenaikan. Kenaikan harga yang cukup signifikan itu sempat membuat pedagang di pasar tradisional panik.

‘’Tapi kami belum belum tau secara pasti, apakah itu (kenaikan harga bawang putih) karena virus Corona atau terkait stok barang. Belum ada info yang jelas dari Pemerintah Pusat,’’ jelas Sudiharti saat ditemui di Pasar Baru Kudus, Selasa (4/2) kemarin.

Menurutnya, jika kondisi di China masih ada penyebaran virus nCov, tidak menutup kemungkinan harga bawang jenis kating akan terus naik. Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat tidak terlalu fanatik atau ketergantungan dengan bawang impor tersebut.

‘’Masyarakat bisa menggunakan bawang putih lokal untuk sementara,’’ ujarnya.

Sudiharti menegaskan, saat ini stok bawang putih di sejumlah pasar tradisional di Kudus masih ada hanya saja harganya memang naik karena stoknya terbatas.

‘’Nanti kedepan, kita mau ambil peran pedagang guna menstabilkan harga komoditas dengan melakuan kerjasama dengan PT Pura,’’ katanya.

Sebelumnya diberitakan, harga bawang putih jenis kating di Pasar Bitingan Kudus terus mengalami peningkatan. Terpantau pada Senin (3/2) pagi kemarin, harga per kilogramnya tembus Rp 50 ribu lebih.

Salah satu pedagang bumbu masak, Aslimah mengatakan, peningkatan harga bawang putih kating hingga Rp 50 ribu ini terjadi sejak tiga hari terakhir. Sebelumnya, harga ecernya dikisaran Rp 32 ribu sampai Rp 34 ribu per kilogram.

‘’Sejak kemarin Minggu (2/1) sore kemarin sudah Rp 50 ribu lebih per kilogramnya,’’ jelas.

Sejak adanya kenaikan harga itu, Dia mengaku hanya mampu menyetok 5 kilogram per hari. Mengingat harga dari distributor sudah mencapai Rp 240 ribu per 5 kilogram.

‘’Saya hanya mampu menyetok 5 kilogram sejak ada kenaikan ini. Itu saya beli dari distributor sudah Rp 240 ribu,’’ ungkapnya.

Dampak lain, sambung Aslimah, konsumen juga menurun sejak harga bawang putih meroket. Katanya, sebelum ada kenaikan harga, konsumen biasa membeli satu kilogram lebih setiap harinya.

‘’Sejak harganya naik sehari saya paling hanya bisa menjual setengah kilogram saja,’’ ungkapnya. (han/gus)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »