Laba Tiga Perusda Naik, Laba PDAM Turun

Sunday, February 02, 2020
Pintu masuk Kota Kudus, Jawa Tengah, sebagai ikon Kota Kretek. (Foto wikipedia.org)
KUDUS - Berdasarkan laporan sementara hasil perkembangan pendapatan sebelum dilakukan audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), yang direkomendasikan Badan Pemeriksa Keungan (BPK) Provinsi Jawa Tengah. Laba tiga perusahaan milik daerah (Perusda) Kabupaten Kudus selama 2019 lalu, terlihat mengalami peningkatan. Hanya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang mengalami penurunan hingga satu miliar.

Hal itu diungkapkan Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Setda Kudus Dwi Agung Hartono saat ditemui di kantornya belum lama ini. Dikatakan Agung, tiga perusahaan yang keuntunganya meningkat adalah PD Percetakan, PD Apotek dan PD Bank Pasar Kudus. Sedangkan PDAM, meski ada penurunan laba bukan berarti rugi atau tidak bisa memenuhi target pendapatan.

‘’Empat perusda ini telah menunjukkan adanya pertumbuhan perusahaan,’’ jelasnya.

Dia memaparkan, untuk PD Percetakan pada 2019 lalu mendapatkan laba hingga Rp 131,713 juta atau sebesar 18,62 persen, dibanding pendapatan laba pada 2018 sebesar Rp 111,039 juta. Meski demikian, pihaknya menargetkan pada 2021 mendatang, PD Percetakan bisa memberikan setoran kepada kas daerah.

‘’Sejak 2014 tidak pernah bisa setor ke kas daerah, meski telah mendapatkan laba, Sebab laba yang didapat itu, untuk menutup kerugian yang terjadi sejak 2013,’’ terangnya.

PD BANK Pasar, sambung Agung, pada 2019 mendapat laba Rp 760,103 juta dan mengalami peningkatan hingga 85 persen dibanding 2018 yang mendapat laba Rp 409 juta. Kenaikan laba itu upaya dari penagihan kredit macet secara intensif kepada pasa nasabahnya. Sedang pada tahun ini, manajemen ditarget bisa mendapat laba Rp 846 juta.

Dia mengimbau, saat penyaluran kredit kepada nasabah, harus menggunakan prinsip kehati-hatian, agar target yang dibebankan bisa terpenuhi. Sedang PD Apotek pada 2019 lalu mendapat laba hingga 45,6 juta atau mengalami peningkatan laba sebesar Rp 2,72 juta dibanding keuntungan laba 2018 sebesar Rp 44,4 juta.

‘’Tahun ini kami target PD Apotek bisa mendapat keuntungan Rp 4,94 juta,’’ paparnya.

Kemudian untuk PDAM Kudus, kata Agung, laba yang didapat pada tahun 2019 sebesar Rp 3,2 miliar dan menunjukkan ada penurunan hingga Rp 1,2 miliar, dibanding pendapatan laba pada 2018 sebesar Rp 4,4 miliar. Penurunan itu dikarenakan manajemen yang baru ini harus menanggung beban pajak dari 2016 hingga 2019.

Meski begitu, pada tahun ini PDAM Kudus tetap dibebani target pendapatan hingga Rp 4,9 miliar. Selain mengejar target laba, juga harus bisa memenugi investasi kepada masyarakat berpenghasilan rendah.

”Misalnya, membangun jaringan yang tentunya berdampak kepada masyarakat yang perlu diberi subsidi,’’ pungkasnya. (han/gus)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »