Kayu Antik Made In Desa Baleadi Tembus Pasar Nasional

Thursday, February 27, 2020
KAYU ANTIK: Salah seorang pengusaha kayu bekas di Desa Baleadi, Kasno (40), saat foto didepan rumah antiknya.
PATI - Jika kita mengunjungi Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, mata kita akan diperlihatkan dengan pemandangan berupa tumpukan kayu bekas yang ditata rapi di pekarangan dan teras rumah warga. Tapi siapa sangka, tumpukan kayu berwarna hitam kusam itu adalah kayu antik yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi.

Emh... Bagaimana dan dimana saja ya, kayu bekas berharga vantastis itu dipasarkan. .?

Simak Liputan, Soekaryadi dari Desa Baleadi..

Saat mengunjungi rumah Kasno (40), pria berperawakan agak tambun itu sedang sibuk mengawasi para pekerjanya yang sedang menggarap pesanan joglo dari kayu jati. Sesekali dia memberikan arahan kepada tukagnya agar penggarapan joglo bisa terlihat rapi dan terkesan antik.

Meski saat itu sedang sibuk, namun Kasno nampak begitu akrab menerima kedatangan wartawan koran ini. Diapun bersedia  menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan padanya..

Menurutnya Kasno, dia sudah lima tahun menekuni usaha dan mejadi pengarajin kayu antik.

Katanya, tidak semua orang bisa menggeluti usaha seperti yang dia lakoni. Sebab berkecimpung di bisnis kayu antik ini, tidak bisa dilihat dari sisi bisnis semata tapi juga harus mempunyai hobi atau kegemaran terhadap kayu antik.

“Menurut saya pekerjaan ini tidak cocok untuk berbisnis semata, meskipun jika laku harganya  bisa diluar nalar banyak orang. Untuk mendapatkan pembeli itu sangat susah. Biasanya pembelinya dari kalangan para pecinta atau penggemar kayu antik,” kata Kasno.

Dia melanjutkan, meski terlihat kusam kayu-kayu bekas dari bongkaran rumah kuno ini harganya sangat tinggi, mulai dari pulahan juta hingga miliaran rupiah.

Biasanya Kasno mendapat bongkaran kayu dari rumah-rumah lawas yang ada di pelosok desa, seperti dari Kabupaten Blora, Rembang dan Pati sendiri .

Kayu itu dibeli secara borongan, setelah itu dia tidak langsung menjualnya kembali. Namun oleh Kusno bongkahan kayu itu direstorasi lagi agar bentuk kayu lebih nampak antik dan menarik       

Lebih lanjut Ia  mengatakan, usaha seperti ini mengandung resiko besar, karena tidak tiap hari dapat uang.  Yang ada justru mengeluarkan uang tiap hari untuk bayar tukang dan membeli bahan kayu .

“Karena itu tidak semua orang mau menjalakan usaha kayu antik ini, sebab harus memiliki dana dobel. Selain itu perputaran modal juga sagat lambat karena tidak setiap hari ada pembeli,” ungkapnya  

Ditangan kasno, bongkahan kayu-kayu tua itu disulap menjadi bangunan kayu yang antik dan apik . Karena itu bagunan kayu made in Kusno banyak diminati pelangganya . Bahkan tidak jarang Kasno harus mengerjakan pesanan dari orang luar kota seperti dari Jakarta, Bandung, dan pulau Kalimantan

“Para pengrajin kayu antik di sisni, rata rata mengerjakan setelah ada pesanan, hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerugian disamping itu untuk mengerjakan butuh dana besar,” ujar Kasno.

Meksipun peminat kayu antik hanya dari kalangan pencinta antikan dan para kolektor. Namun masih banyak warga di Desa Baleadi  selain Kasno yang menekuni bisnis kayu antik ini. Karena itu, tidak berlebihan kalau di Desa Baleadi dikenal sebagai central kayu antik di Kabupaten Pati.

Tidak haya di Desa Baleadi, pelaku usaha kayu antik juga terlihat di sepanjang jalan utama Kecamatan Sukolilo menuju Desa Prawoto.  Saat melewati jalan itu berjejer tumpukan kayu-kayu bekas di pinggir jalan. Banyak para pengarajin sengaja memajang hasil produksinya agar dilihat pengunna jalan untuk promosi. (*/gus)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »