Anggota DPRD Pati Ikuti Bimtek Proses Perencanaan Penganggaran

Saturday, February 29, 2020 Add Comment
DEWAN : Seluruh anggota DPRD Kabupaten Pati ikuti bimtek di Hotel Arkenzo Simpang Lima Semarang belum lama ini.

PATI – Seluruh anggota DPRD Kabupaten Pati ikuti bimbingan teknis (bimtek) bersama Universitas 17 Agustus 1945, Untag Semarang. Bertempat di Hotel Arkenzo Simpang Lima Semarang. Bimtek tersebut  diadakan selama empat hari, yakni pada tangga 26 - 29 Februari 2020.

Wakil Ketua I DPRD Pati, Joni Kurnianto mengatakan dalam bimtek bertema peran DPRD dalam proses perencanaan penganggaran tersebut. Pihaknya mendapat empat poin penting. Diantaranya adalah satu, peran DPRD dalam merencanakan penganggaran di APBD murni 2021.

“Untuk tiga poin lainnya adalah Implementasi PP No 13 / th 2019 tentang laporan evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah, kemudian legal drafting dan perda inisiatif DPRD, dan penguatan mental diri pribadi melalui ESQ,” ungkapnya, Sabtu (29/02/2020).

Dalam kegiatan itu sendiri, lanjut Joni diisi oleh beberapa pemateri. Diantaranya adalah Rikie, SSTP., M.Si, yang menyampaikan materi terkait tata cara membedah anggaran. Kemudian terkait masalah tata cara penyelenggaraan pemerintah daerah, pematerinya adalah Dr. Rozi Beni, MH., Msi.

“Dengan adanya dimtek ini, kita bisa belajar terkait update aturan baru dari kemendagri. Selain itu, kita juga membahas permasalahan yang ada di dewan untuk kemudian dicarikan jalan keluarnya,” kata Joni yang juga politisi dari partai demokrat.

Saat pemaparan materi, pemateri juga menyinggung permasalahan dari dewan di daerah lain.
“Di Kabupaten Pati sendiri ada 50 persen lebih anggota dewan yang baru. Jadi dengan adanya bimtek ini tentu sangat  bagus untuk memberikan gambaran kepada anggota dewan yang baru ini,” pungkasnya.(gus)


Aliran Listrik Kembali Normal, Usai Robohnya SUTT di Rembang

Friday, February 28, 2020 Add Comment
DIBANGUN:Menara SUTT sementara selesai dipasang oleh PT PLN untuk mengalirkan listrik yang sempat terputus.
REMBANG - Pihak PLN Rembang mengklaim distribusi suplai listrik yang sebelumnya sempat terganggu akibat tower SUTT PLN yang roboh, dipastikan mulai Kamis (27/2) malam suplai listrik telah normal seluruhnya.

Manajer ULP PLN Rembang, Arif Setiawan menyebut, seluruh wilayah terdampak gangguan kini telah dapat menikmati layanan PLN secara normal. Meski masih menyisakan sejumlah gangguan lokal.

"Untuk saat ini 100 persen sudah nyala kembali. Jika masih ada lokasi-lokasi padam, itu dikarenakan gangguan lokal," ujar Arif saat dikonfirmasi Kamis (27/2) malam.

Adapun jaringan transmisi tegangan tinggi hingga kemarin, diakuinya belum sepenuhnya normal. Hanya saja, saat ini pihak PLN melakukan konfigurasi pada jaringan distribusi tegangan menengah sehingga suplai listrik mencapai 100 persen.

"Untuk saat ini jaringan transmisi tegangan tinggi  memang masih belum normal karena masih menunggu proses pembangunan tower yang roboh. Namun saat ini kami melakukan konfigurasi pada jaringan distribusi tegangan menengah sehingga semua wilayah di 14 Kecamatan Kabupaten Rembang sudah 100 persen nyala kembali," imbuhnya.

General Manager PLN UID Jateng DIY Feby Joko Priharto menjelaskan, tower emergency sudah dalam proses pemasangan. Lokasinya tepat di sebelah utara tower yang roboh tersebut. "Tower emergency di sekitar situ juga.  Kita sedang koordinasi. Mungkin sampai dengan sebulan (tower emergency digunakan)," kata Feby kemarin.

Tower emergency, disebut Feby memiliki spek yang sama dengam tower SUTT pada umumnya. Mulai dari ketinggian dan lebar tower. Hanya saja, proses pendiriannya yang bersifat sementara sehingga tidak kokoh. 

"Sama tingginya dengan tower saat ini karena sudah pabrikan juga. Aman juga karena sudah sesuai spek begitu, aman," terangnya.

Sementara terhadap tower lama yang mengalami roboh, Feby mengaku akan melakukan investigasi lebih mendalam. Melibatkan akademisi guna melakukan penyelidikan penyeban pasti seban tower bisa mengalami roboh.

"Harapan kita secara bertahap kita akan menyelesaikan tower emergency, nanti tower yang roboh ini kita akan lakukan penyelidikan, investigasi, assesment tentunya melibatkan akademisi yang ahli di bidangnya tentunya. Apa yang menyebabkan roboh," pungkasnya.(sov)

Cari Pemain Berbakat, Pemkab Akan Gelar Liga Tarkam

Friday, February 28, 2020 Add Comment
REMBANG - Pemerintah Kabupaten Rembang segera menggelar liga sepakbola antar kampung (Tarkam) dalam rangka mencari bibit-bibit pemain berbakat dari seluruh penjuru di kota garam. Hal itu disampaikan Bupati Rembang Abdul Hafidz saat membagikan bola kepada masyarakat pada program 1000 bola, di SMK Muhammadiyah Gunem, Rembang, Jumat (28/2).

Gerakan seribu bola merupakan inisiatif bupati dan Pemerintah Kabupaten Rembang untuk mengembangkan olahraga di Kabupaten Rembang. Setelah program ini selesai, Pemkab akan menyelenggarakan liga yang pesertanya dari desa-desa atau kompetesi antar kanpung.

"Bagi-bagi bola voli dan bola sepak ini akan ada tindaklanjutnya. Insyaallah kita buat liga-liga kecamatan sampai nanti kita bisa mengambil bibit- bibit dari tingkat kecamatan. Harapannya ada generasi yang tampil sebagai atlet profesional, " ungkapnya.

Bupati Hafidz mengatakan, perhatian di bidang olahraga dimulai Pemkab Rembang pada tahun 2020 ini. Setelah di tahun- tahun sebelumnya pemkab fokus peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Namun ia menegaskan, pembagian bola sepak dan bola voli bukan berarti hanya mementingkan kedua cabang olahraga. Menurutnya itu hanya simbolis, karena semua cabang olahraga akan ikut dikembangkan.

"Kami lihat di Rembang ini pada 2015 kemiskinan masih tinggi, 19, 5 persen. Sehingga prioritas kami gerakkan potensi ekonomi. Perhatian ke olahraga tetap ada tapi belum skala prioritas, " terangnya.

Dirinya mengklaim pertumbuhan ekonomi cukup baik di angka 6,26 persen dan tingkat kemiskinan turun hingga di kisaran 14,95 persen. Sehingga tahun ini dimulailah upaya menggeliatkan olahraga. (sov/gus)

Bapak Penyiksa Anak Tiri Diancam 10 Tahun Penjara

Friday, February 28, 2020 Add Comment
BEKAS GIGITAN: Kepala Puskesmas Jati, Amad Muhammad mengecek luka korban bekas gigitan di bagian punggung, yang dilakukan oleh ayah tirinya Noviansyah. 
KUDUS - Sat Reskrim Polres Kudus telah melakukan penangkapan terhadap Noviansyah (40) warga Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara, ayah tiri dari SW (9) siswa MI NU Basyirul Anam turut Desa Jati Wetan, Kabupaten Kudus. Bapak dua anak itu diancam hukuman 10 tahun penjara sesuai Undang-undang (UU) Perlindungan Anak dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Kapolres Kudus AKBP Catur Gatot Efendi mengatakan, orang tua dari korban KDRT, SW, sudah diamankan di Mapolres Kudus sejak Rabu (28/2) malam, untuk memberikan efek jera dan sebagai bentuk pembelajaran terhadap pelaku karena sudah menyiksa anak tirinya.

"Akibat perbuatannya tersebut, pelaku terancam hukuman 5 tahun hingga 10 tahun penjara sesuai UU perlindungan anak dan pasal KDRT,’’ jelasnya usai memberikan bantuan kepada korban, Jumat (28/2).

Saat dilakukan penyidikan, jelas Catur, Noviansyah mengakui telah memberikan hukuman kepada anak tirinya itu karena nakal. Hukuman yang diberikan mulai memukul dibagian bibir, menyulutkan rokok ditubuh korban, menginjak kakinya dengan kaki tempat tidur hingga kukunya lepas.

Pelaku melakukan kekerasan itu disebuah rumah kos milik Noor Aini turut Dukuh Barisan RT 1 RW 3 Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati. Keluarga Noviansyah ini sudah tinggal di rumah kos berlantai dua tersebut selama dua bulan. Sedang perlakukan kasar yang diberikan kepada anak tirinya selama satu bulan.

"Pelaku mengakui melakukan kekerasan terhadap anak tirinya itu selama satu bulan terakhir ini,’’ paparnya.

Saat disiksa, lanjutnya, istrinya Siti Solichah (35) yang juga ibu kandung SW juga berada di tempat, namun tidak berani mencegah dengan alasan takut terhadap pelaku. Karena pelaku juga mengancam ibu korban untuk tidak mengadu kepada siapapun terkait apa yang sudah dilakukan terhadap buah hatinya tersebut.

"Kalau mengadu, pelaku mengancam anaknya akan disiksa lagi. Ancaman itu juga ditujukan kepada korban,’’ imbuhnya.

Lebih lanjut kata Catur, kedatangannya ke rumah pemilik kos yang kini menjadi tempat tinggal SW, sebagai wujud empati terhadap korban. Menurutnya, tidak semestinya orang tua dari korban melakukan kekerasan, meski anaknya nakal. Sebaliknya, sebagai orang tua seharusnya memberikan contoh yang baik dan memberikan suri tauladan yang baik.

"Kami memahami semua orang tuanya sibuk. Tapi baiknya dalam mendidik anak harus punya pakem karena anak adalah darah dagingnya. Dan semestinya dibesarkan dengan memberikan pendidikan yang baik,’’ ujarnya.

Pihaknya berharap, empati yang diberikan itu dapat menambah semangat kepada korban sehingga mampu meneruskan pendidikannya. Selain itu, tekanan mental yang diderita SW akibat perilaku orang tuanya semakin surut dan hilang. Dia juga mengimbau kepada masyarakat, saat memberikan pendidikan terhadap anaknya tidak harus dengan kekerasan.

"Berikan contoh suri tauladan kepada anaknya dan bimbing anaknya dengan baik,’’ tandasnya.

Sementara Kepala Puskesmas Jati, Amad Muhammad mengatakan, luka yang diderita SW akibat perlakuan ayah tirinya itu saat ini sudah kering dan dipastikan tidak berdampak apa-apa. Hanya tumbuh kembang mental korban masih membutuhkan pendampingan agar sembuh dari trauma ata perlakuan ayahnya.

"Obat juga sudah kita kasih, termasuk asupan gizi dan vitamin. Saat ini SW hanya bisa makan bubur karena dibagian bibir masih terdapat luka dan tidak bisa menelan nasi,’’ pungkasnya.  

Diberitakan sebelumnya, kasus KDRT yang dilakukan ayah kepada anak tirinya, terjadi di sebuah rumah kos RT 1 RW 3 turut Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.

Siswa MI NU Basyirul Anam berinisial SW (9)‎ itu, diduga telah mendapatkan penyiksaan dari ayah tirinya, Noviansyah (40) warga Kecamatan Nalumsari, Jepara. Dari penuturan warga setempat, penyiksaan itu dilakukan sejak lama karena korban mengalami luka pada wajah dan bagian tubuh lainnya.

Hal itu juga dibenarkan Kepala Dusun 3 Desa Jati Wetan, Dul Goni. Dikatakan, penyiksaan yang di lakukan pelaku kepada anak tirinya, SW, pertama kali diketahui oleh Sunarsih selaku guru ngaji SW. Sebab sudah lima hari yang lalu, korban tidak berangkat mengaji dan kemudian dicari keberadaannya.

"Saat ketemu, kondisinya sudah lebam seperti habis dipukuli. Bahkan katanya (Sunarsih) disundut rokok dan kukunya dicabut,’’ terangnya saat diwawancari awak media, Kamis (27/2) kemarin. (han/gus)

Mahasiswa UMK Magang di PT KAI

Friday, February 28, 2020 Add Comment
MOU: UMK bersama sejumlah perguruan tinggi di Indonesia menandatangani surat kerjasama dengan PT KAI.
KUDUS - Universitas Muria Kudus (UMK) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) akhirnya sah melakukan kerjasama dalam program magang mahasiswa bersertifikat (PMMB).

Program ini dilakukan untuk mensinergikan antara dunia usaha dengan dunia pendidikan, agar para mahasiswa memiliki pengalaman lebih sebelum lulus kuliah.

Ketua Pusat Karir dan Pelacakan Alumni (PKPA) UMK, Farid Nor Romadlon, mengatakan, untuk jumlah mahasiswa UMK yang akan magang di PT KAI terhitung paling banyak dibanding perguruan tinggi lainnya yang juga melakukan kerjasama dengan PT KAI.

"Mahasiswa kami yang lolos magang PMMB sebanyak 12 orang,” kata Farid, Jumat (28/2) kemarin.

Farid menjelaskan, mahasiswa yang mengikuti PMMB berasal dari berbagai program studi (Prodi) yang ada di UMK, seperti Prodi Manajemen, Teknik Informatika, Hukum dan Elektro. Tentunya mereka akan ditempatkan sesuai dengan kebutuhan di PT KAI dengan melihat prodi masing-masing.

Dengan mengikuti PMMB di PT KAI, sambungnya, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman lebih karena program ini bukan magang biasa. Selama magang juga akan mempelajari banyak hal, dan membutuhkan waktu selama 6 bulan untuk menyelesaikan program magang tersebut.

"Bukan hanya untuk fotokopi saja, tapi akan belajar banyak hal. Mereka juga akan digaji oleh PT KAI,’’ imbuhnya.

Pihaknya memaparkan, PMMB merupakan upaya untuk melakukan sinergi saling menguntungkan. Mahasiswa yang ikuti magang nantinya bisa menjadi salah satu kekuatan bagi BUMN karena ada peluang besar untuk direkrut.

Sementara untuk perguruan tinggi yang terlibat dalam program ini, akan mendapat manfaat berupa peningkatan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan.

“Untuk itu, perguruan tinggi yang telah bekerjasama ini, dapat menyiapkan lulusan mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja,’’ kata Farid.

Sementara Rektor UMK, Suparnyo menambahkan, kerjasama yang sudah ditandatangani rencananya ada tindaklanjut lagi antara UMK dan PT KAI. Salah satunya yakni Campus Hiring PT KAI di UMK. Nantinya PT KAI akan melakukan rekrutmen pegawai di UMK, artinya alumni UMK akan memiliki kesempatan besar bekerja di PT KAI.

‘’Kami juga melakukan kerjasama lain dengan berbagai perusahaan untuk rekrutmen di UMK melalui PKPA. Sehingga informasi lowongan kerja bisa lebih cepat tersampaikan ke alumni UMK, karena memang PKPA memprioritaskan alumni UMK,’’ tandasnya.

Direktur Diklat PT KAI, Wawan Ariyanto mengatakan, pihaknya menyambut baik kerjasama PMMB tersebut. Baik magang enam bulan maupun tiga bulan. Pihaknya juga telah siap melaksanakan kerjasama dengan seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Bahkan juga membuka kesempatan untuk melaksanakan campus hiring di UMK.

”Untuk rekrutmen di UMK, sangat memungkinkan,” jelasnya.

PIC PMMB PT KAI, Ari Sugiharto menambakan, PMMB di PT KAI tidak hanya bagi daerah tertentu saja, namun memberikan kesempatan bagi kesempatan mahasiswa dari seluruh Indonesia. Mulai dari Jawa, Kalimantan Sumatera dan lainnya. (han/gus)

Proyek City Walk Tidak Bisa Tampung Semua PKL

Friday, February 28, 2020 Add Comment
CITY WALK : Kondisi Jala‎n Sunan Kudus yang digunakan untuk lapak PKL.
KUDUS - Proyek City Walk gagasan Pemkab Kudus melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kudus yang rencananya akan dilaksanakan di sepanjang Jalan Sunan Kudus,  diperkirakan tak akan mampu menampung semua pedagang kaki lima (PKL) yang berjumlah 105 pedagang, yang bisanya membuka lapak di sepanjang jalan tersebut.

Menyusul total panjang kebutuhan proyek City Walk dari barat Simpang Tujuh Kudus hingga jembatan Sungai Gelis adalah 526 meter. Sedang panjang jalan untuk menampung semua PKL adalah 420 meter.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Tata Bangunan dan Drainase pada Dinas PUPR Kudus, Apriliana Hidayati beberapa waktu lalu. Dijelaskan, dalam pertemuan yang digelar belum lama ini telah disepakati, lelang pembangunan City Walk dari Alun-alun Kudus hingga Jembatan Sungai Gelis akan dimulai Maret atau April 2020 dengan total anggaran sebesar Rp 16,4 miliar.

"Saat ini kami masih melakukan revisi-revisi,” jelas Apriliana.

Sedang penataan PKL, sambungnya, pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus. Para PKL tersebut saat ini masih memanfaatkan trotoar jalan Sunan Kudus yang seharusnya untuk pejalan kaki. Adapun lapak PKL nantinya akan menggunakan tenda semi permanen dengan ukuran yang ditentukan.

"Tetapi kami perkirakan tidak semua pedagang bisa menggunakan jalan Sunan Kudus yang merupakan area City Walk. Sebab kalau semua PKL disana nanti susah buat pejalan kaki. Malah tidak nyaman saat melintasinya,’’ ujarnya.

Lebih lanjut, pada pertemuan dengan dinas terkait, Dinas Perdagangan Kudus menjelaskan kebutuhan jalan untuk menampung 105 PKL yaitu 420 meter. Jumlah itu terdiri dari PKL Sunan Kudus 51 PKL dengan kebutuhan jalan 204 meter dan PKL Simpang Tujuh sebanyak 54 pedagang membutuhkan 216 meter.

"Jika semua pedagang ditampung rasanya sulit. Sebab sisa jalan dari total panjang jalan Sunan Kudus hanya 106 meter saja,’’ paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Sudiharti saat dimintai tanggapan enggan berkomentar banyak terkait penataan PKL pada lokasi City Walk.

“Belum selesai, ini masih pembahasan. ‎Nanti jika sudah siap kami akan mengabarkannya,’’ jelas dia.

Terpisah, salah satu PKL Jalan Sunan Kudus, Lia Rosa (25) tentu berharap masih bisa berjualan jika sepanjang jalan Sunan Kudus akan dibuat untuk area City Walk.

"Saya sudah berjualan disini (jalan Sunan Kudus) sekitar tiga tahun. Kalau bisa saya tetap bisa berjualan,’’ harapnya.

Dia bersama PKL yang lain juga sangat berharap kepada Pemkab Kudus tidak menyingkrikan PKL saat membangun City Walk. Menurutnya, usaha yang digelutinya saat ini adalah upaya mereka untuk mencukupi kebutuhan hidup. Untuk itu, jika nanti tidak mendapat tempat, akan melakukan protes kepada pemerintah setempat.

"Suami saya sudah sering mengikuti rapat bersama pedagang yang lainnya agar ‎bisa mendapatkan tempat,’’ tandasnya.

Sebelumnya, Pemkab Kudus telah menyiapkan tiga ruas jalan untuk membangun City Walkk atau jalan khusus pejalan kaki (Pedestrian). Tiga ruas jalan itu adalah Jalan Sunan Kudus mulai timur Jembatan Kali Gelis hingga barat Alun-alun Simpang Tujuh Kudus. Kemudian Jalan Loekmono Hadi ke utara, tepatnya jalan depan bangunan eks Matahari Plasa, dan Jalan Dokter Ramelan sebelan selatan Alun-alun Simpang Tujuh Kudus. (han/gus)

Terapkan Sistem Online, Permudah Masyarakat Bayar Pajak

Friday, February 28, 2020 Add Comment
SERIMONIAL : Sekretaris Daerah Kabupaten Pati Suharyono saat menghadiri Taxpayer Gathering di Hotel New Merdeka (26/2).
PATI - Pemerintah Kabupaten Pati terus berupaya meningkatkan kesadaran para wajib pajak untuk membayar kewajibannya demi kelangsungan pembangunan. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi IT, seperti pelayanan pajak di Kabupaten Pati melalui aplikasi Pajak'e-Go oleh BPKAD.

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Pati Suharyono saat menghadiri Taxpayer Gathering di Hotel New Merdeka (26/2).

Tak hanya aplikasi untuk membayar pajak secara online, bahkan untuk pembayaran berbagai transaksi di OPD, Pemkab Pati sudah dilakukan dengan sistem online.

"Sudah dua tahun transaksi non tunai dengan sistem online di Kabupaten Pati sudah berjalan dan alhamdulillah baik pendapatan maupun pembayaran belanja sudah dilaksanakan secara non tunai," jelas Sekda di acara yang juga dihadiri Bupati Rembang, Kepala Kantorr Wilayah DJP Jateng 1, Forkopimda Pati dan Rembang serta para pengusaha dan wajib pajak.

Suharyono mengatakan bahwa kegiatan Taxpayer patut mendapatkan apresiasi. Menurutnya acara ini merupakan ajang silaturahmi sekaligus momentum bagi Pemkab Pati dan Direktorat Jenderal Pajak melalui KPP Pratama Pati untuk mengenal dengan saudara wajib pajak secara lebih dekat.

"Sekaligus kesempatan bagi kami untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya atas peran Saudara semua dalam percepatan pembangunan di Kabupaten Pati," jelasnya.

Sekda juga berharap gathering ini dapat meningkatkan pemahaman dan kesepahaman antara wajib pajak dan Direktorat Jenderal Pajak serta pemangku kepentingan lainnya terkait masalah perpajakan. Di samping itu juga diharapkan akan meningkatkan kesadaran masyarakat wajib pajak untuk taat dan tepat waktu dalam membayar pajak sesuai peraturan yang ada.

Ia menjelaskan Pemkab Pati selalu berupaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat termasuk bidang pajak. Tak lama lagi akan dibuka mall pelayanan publik termasuk bidang pajak ada di dalamnya.

Begitu juga untuk intergrasi antara aplikasi Siskeudes dengan aplikasi OM SPAN di KPPN, oleh BPKP, Suharyono menyatakan bahwa Kabupaten Pati menjadi salah satu kabupaten di Indonesia yang sistemnya sudah terintegrasi dan bahkan hanya satu-satunya di Provinsi Jawa Tengah.

"Semoga kedepan Siskeudes bisa dilaksanakan di semua desa dan pelayanan perpajakan semakin meningkat," pungkasnya.

Acara ini juga dilakukan penyerahan penghargaan bagi para wajib pajak dengan kontribusi terbesar, penghargaan meliputi beberpa kategori yaitu dinas / instansi ( satuan kerja ), badan usaha, desa, serta perorangan. (mas)

Larang Bawa Kantong Plastik di Toko Modern

Friday, February 28, 2020 Add Comment
HPSN: Bupati Pati Haryanto dan Wakil Bupati Saiful Arifin mengikuti kegiatan Gerakan Pungut Sampah dan Penanaman Mangrove di Pantai Kertomulyo, Kecamatan Trangkil, Jumat (28/2/2020).
PATI - Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2020, Bupati Pati Haryanto dan Wakil Bupati Saiful Arifin mengikuti kegiatan Gerakan Pungut Sampah dan Penanaman Mangrove di Pantai Kertomulyo, Kecamatan Trangkil, Jumat (28/2/2020).

Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama sejumlah pihak, yakni Pemerintah Kabupaten Pati, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, BP DASHL Pemali Jratun, TNI-Polri, PT Misaja Mitra, serta masyarakat.

Dalam kegiatan pungut sampah, terkumpul sampah seberat 700 kilogram. Adapun jumlah bibit mangrove yang ditanam ada sekitar lima ribu.

Bupati Pati Haryanto mengatakan, mayoritas sampah yang terkumpul ialah sampah plastik. Karena itu, ia berharap kegiatan ini menjadi motivasi untuk mengurangi sampah plastik.

“Mari bersama-sama kita berupaya mengurangi sampah plastik. Salah satu caranya, setiap ada kegiatan kita membawa tumbler (tempat minum) sendiri,” ujar Haryanto.

Ia menegaskan, persoalan sampah plastik ini juga menjadi perhatian serius bagi Pemkab Pati. Oleh karena itu, pihaknya sudah menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) yang melarang penggunaan kantong plastik di toko-toko modern.

“Paling tidak, ini jadi upaya melestarikan lingkungan alam yang ada,” tutur dia.

Haryanto optimistis, kesadaran masyarakat Pati untuk menjaga lingkungan kian meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan mulai maraknya kegiatan menanam mangrove di wilayah pesisir.

Selain itu, lanjut dia, di Pati, kegiatan pungut sampah dalam rangka memperingati HPSN 2020 ini tidak hanya dilaksanakan di Pantai Kertomulyo, melainkan juga di berbagai daerah lain di seluruh Kabupaten Pati.

Sementara, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah Peni Rahayu yang hadir mewakili Gubernur Ganjar Pranowo menegaskan, persoalan sampah sejatinya merupakan tanggung jawab personel.

“Sampah yang ada di sekitar kita, mulanya adalah sampah rumah tangga. Berasal dari diri kita sendiri,” ucap dia.

Ia berharap, masyarakat bisa membiasakan perilaku mengurangi sampah plastik.

“Paling tidak, ibu-ibu PKK, ibu-ibu RT, kalau selama ini biasa pakai air kemasan plastik gelas, tinggalkan kebiasaan itu. Kemudian, kalau belanja ke pasar bawa keranjang belanja sendiri,” ungkapnya.

Dalam hal penanganan sampah plastik, lanjut Peni, dirinya mengapresiasi kebijakan bupati yang melarang penggunaan kantong plastik di toko modern. (mas)

Harga Garam Terus Turun, Pemprov Jateng Janji Bantu Petani Garam

Friday, February 28, 2020 Add Comment
Foto: Net
PATI - Akibat anjloknya harga garam, para petani garam di Kabupaten Pati masih menimbun garam produksi mereka.

Hal itu disampaikan Bupati Pati Haryanto pada Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah Peni Rahayu dalam kegiatan Gerakan Pungut Sampah dan Tanam Mangrove di Pantai Kertomulyo, Kecamatan Trangkil, Jumat (28/2).

“Seperti yang tadi Ibu lihat, sepanjang jalan dari sini sampai keluar, ada banyak timbunan garam yang ditutup terpal hitam. Saat ini harga garam sangat rendah, hanya antara Rp 300 sampai 350 (per kilogram-red),” tutur Haryanto.

Dalam kegiatan yang juga dihadiri oleh Wakil Bupati Saiful Arifin (Safin) tersebut, Bupati juga menjelaskan, bahwa harga garam serendah itu sangat jauh tidak sebanding dengan tenaga dan waktu yang dikeluarkan para petani untuk memproduksinya.

“Pada 2019, Mei sudah mulai kemarau. Para petani bikin garam mulai awal Juni sampai akhir November. Jadi, mereka lelah (bekerja) tapi hasilnya tidak dapat,” ungkapnya.

Menurut Haryanto, satu di antara faktor penyebab anjloknya harga garam lokal ialah masuknya garam impor ke Jawa Tengah, termasuk Pati.

Dengan adanya masalah ini, ia berharap Peni Rahayu bisa membantu penanganannya. Mengingat, Peni merupakan birokrat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang membidangi masalah perekonomian.

“Mudah-mudahan, dengan hadir di sini, Bu Asisten bisa tahu keadaan (pergaraman-red) di sini. Mudah-mudahan ke depan ada regulasi yang membatasi impor garam,” ujar Bupati.

Haryanto juga berharap agar stok garam impor yang saat ini masih ada bisa segera habis, dan ke depan tidak ada lagi garam impor masuk ke Pati.

"Hal ini supaya produksi garam yang ada di Pati bisa terserap untuk kebutuhan lokal dan industri", paparnya.

Ia pun menyayangkan apabila garam produksi petani Pati tidak bisa dipasarkan. Mengingat, kuantitas produkai garam di Pati tergolong sangat besar.

“Tahun kemarin saja, kita produksi 360 ribu ton garam. Nomor dua se-Indonesia setelah Madura,” jelas Haryanto.

Ia berharap, seandainya garam produksi petani tradisional di Pati belum memenuhi kualifikasi industri, akan ada bimbingan bagi para petani supaya garam produksi mereka bisa masuk ke industri.

Menanggapi paparan Bupati Pati, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah Peni Rahayu mengakui bahwa garam Pati memang sangat potensial sekali, karena itu pihaknya berencana mendirikan pabrik garam di Pati yaitu di Desa Raci Kecamatan Batangan.


"Kualitas garam di Pati harus ditingkatkan. Tentunya bahan baku air laut ini harus lebih bagus agar kadar NaCL lebih bagus. Maka kami akan mengadakan pendampingan kepada petani garam di Kabupaten Pati", janji Peni. (mas)

Kisah Sukses Kardi, Pensiunan Guru Jadi Penggiat Ayam Petelur di Desa Baleadi

Thursday, February 27, 2020 Add Comment
AYAM PETELUR: Kardi (65) warga Desa Baleadi sukses jadi peternak ayam petelur.
PATI - Selain terkenal dengan pengolahan kayu bekas dan juga pertaniannya. Desa Baleadi di Kecamatan Sukolilo,juga memiliki seorang yang sukses di bidang peternakan ayam. dialah Kardi, berkat dirinya kini ada puluhan peternak ayam petelur yang mengikuti jejaknya.

Sosok Kardi (65) sudah tidak asing lagi ditelinga warga Desa Baleadi. Bermula dari keberaniannya berternak ayam membuat banyak warga menirunya. Dirinya mengungkapkan, awalnya sedikit ayam yang dipeliharanya.

“Saat pertama kali memulai berternak ayam, saya hanya memelihara sekitar 100 ekor. Lalu berkembang memperluas kandang dan menambah jumlah ayam petelor. Hingga saat ini berkisar 1000 ekor,” ungkapnya.

Kardi mengatakan, pekerjaan sebagai peternak ayam ini dirintis sejak sebelum pensiun menjadi guru. Dalam waktu senggang, dia gunakan untuk berternak. Kemudian setelah pensiun jadi guru pada tahun 2018 lalu. Waktunya benar-benar di dicurahkan untuk mengembangkan usaha yang dirintisnya.

“berternak ayam petelur sangat menguntungkan. Dari 1000 ekor bisa menghasilkan sekitar 50 kg telur setiap hari. Sedangkan telur yang dihasilkan sudah pasti laku dan terjual karena permintaan cukup besar,” katanya.

Sementara ini  telor yang dihasilkan cukup memasok pasar lokal dan belum merambah keluar daerah. Bahkan kini pihak pemerintah desa juga telah berencana untuk menjadikan Desa Baleadi cetral peternak ayam petelur. (ard/gus)

Optimalkan Dana Desa Untuk Pembangunan Infrastruktur

Thursday, February 27, 2020 Add Comment
BETONISASI : Warga Desa Baleadi secara swadaya mengerjakan proyek pengecoran jalan akses desa
PATI - Dengan luas wilayah berkisar 1,935 hektar, yang mana mayoritas warganya adalah petani. Membuat Pemerintah Desa Daleadi Kecamatan Sukolilo, memanfaatkan dana desa untuk pembangunan infrastruktur.

Dengan Infrastruktur yang baik, tentu akses pertanian akan mudah. Sehingga laju perekonomian warga bisa meningkat. Hal itu diungkapkan Kepala Desa Baleadi, Suhardi saat ditemui belum lama ini.

Dirinya menjelaskan, pada tahun 2019 perolehan Dana desa (DD) berkisar 1,4 milar rupiah lebih. Sedang untuk tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 1,5 milar rupiah.

“Dana tersebut kita sudah alokasikan untuk infrastruktur. Baik pembuatan rabat beton, jembatan dan pembuatan talud saluran air sungai karena banyak yang longsor,” katanya.

Walaupun baru menjabat belum ada 100 hari kerja, dirinya akan terus tancap gas. Menurutnya membangun desa yang dipimpinya tidak bisa santai. Karena banyak sarana prasana warga yang harus dipenuhi.

“Seperti penyediaan lapangan olah raga, pembuatan jembatan penghubung antar dukuh,   lampu penerangan jalan. Apalagi disini terbagi menjadi 5 pedukuhan yaitu, Dukuh Sono, Karang Anyar, Papar, Mlawat, dan Galiran jadi pembangunan juga harus merata,” jelasnya.(ard/gus)

Kayu Antik Made In Desa Baleadi Tembus Pasar Nasional

Thursday, February 27, 2020 Add Comment
KAYU ANTIK: Salah seorang pengusaha kayu bekas di Desa Baleadi, Kasno (40), saat foto didepan rumah antiknya.
PATI - Jika kita mengunjungi Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, mata kita akan diperlihatkan dengan pemandangan berupa tumpukan kayu bekas yang ditata rapi di pekarangan dan teras rumah warga. Tapi siapa sangka, tumpukan kayu berwarna hitam kusam itu adalah kayu antik yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi.

Emh... Bagaimana dan dimana saja ya, kayu bekas berharga vantastis itu dipasarkan. .?

Simak Liputan, Soekaryadi dari Desa Baleadi..

Saat mengunjungi rumah Kasno (40), pria berperawakan agak tambun itu sedang sibuk mengawasi para pekerjanya yang sedang menggarap pesanan joglo dari kayu jati. Sesekali dia memberikan arahan kepada tukagnya agar penggarapan joglo bisa terlihat rapi dan terkesan antik.

Meski saat itu sedang sibuk, namun Kasno nampak begitu akrab menerima kedatangan wartawan koran ini. Diapun bersedia  menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan padanya..

Menurutnya Kasno, dia sudah lima tahun menekuni usaha dan mejadi pengarajin kayu antik.

Katanya, tidak semua orang bisa menggeluti usaha seperti yang dia lakoni. Sebab berkecimpung di bisnis kayu antik ini, tidak bisa dilihat dari sisi bisnis semata tapi juga harus mempunyai hobi atau kegemaran terhadap kayu antik.

“Menurut saya pekerjaan ini tidak cocok untuk berbisnis semata, meskipun jika laku harganya  bisa diluar nalar banyak orang. Untuk mendapatkan pembeli itu sangat susah. Biasanya pembelinya dari kalangan para pecinta atau penggemar kayu antik,” kata Kasno.

Dia melanjutkan, meski terlihat kusam kayu-kayu bekas dari bongkaran rumah kuno ini harganya sangat tinggi, mulai dari pulahan juta hingga miliaran rupiah.

Biasanya Kasno mendapat bongkaran kayu dari rumah-rumah lawas yang ada di pelosok desa, seperti dari Kabupaten Blora, Rembang dan Pati sendiri .

Kayu itu dibeli secara borongan, setelah itu dia tidak langsung menjualnya kembali. Namun oleh Kusno bongkahan kayu itu direstorasi lagi agar bentuk kayu lebih nampak antik dan menarik       

Lebih lanjut Ia  mengatakan, usaha seperti ini mengandung resiko besar, karena tidak tiap hari dapat uang.  Yang ada justru mengeluarkan uang tiap hari untuk bayar tukang dan membeli bahan kayu .

“Karena itu tidak semua orang mau menjalakan usaha kayu antik ini, sebab harus memiliki dana dobel. Selain itu perputaran modal juga sagat lambat karena tidak setiap hari ada pembeli,” ungkapnya  

Ditangan kasno, bongkahan kayu-kayu tua itu disulap menjadi bangunan kayu yang antik dan apik . Karena itu bagunan kayu made in Kusno banyak diminati pelangganya . Bahkan tidak jarang Kasno harus mengerjakan pesanan dari orang luar kota seperti dari Jakarta, Bandung, dan pulau Kalimantan

“Para pengrajin kayu antik di sisni, rata rata mengerjakan setelah ada pesanan, hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerugian disamping itu untuk mengerjakan butuh dana besar,” ujar Kasno.

Meksipun peminat kayu antik hanya dari kalangan pencinta antikan dan para kolektor. Namun masih banyak warga di Desa Baleadi  selain Kasno yang menekuni bisnis kayu antik ini. Karena itu, tidak berlebihan kalau di Desa Baleadi dikenal sebagai central kayu antik di Kabupaten Pati.

Tidak haya di Desa Baleadi, pelaku usaha kayu antik juga terlihat di sepanjang jalan utama Kecamatan Sukolilo menuju Desa Prawoto.  Saat melewati jalan itu berjejer tumpukan kayu-kayu bekas di pinggir jalan. Banyak para pengarajin sengaja memajang hasil produksinya agar dilihat pengunna jalan untuk promosi. (*/gus)

Suhardi Kembali Pimpin Desa Baleadi

Thursday, February 27, 2020 Add Comment
SERASI: Kepala Desa Baleadi Suhardi saat foto bersama dengan istri, usai pelantikan kepala desa serentak di Pendopo Kabupaten Pati, belum lama ini.
PATI- Suhardi kini kembali memimpin Desa Baleadi setalah dirinya menang dalam pemilihan kepala desa (Pilkades)  yang dilaksanakan , pada 21 Desember 2019 lalu.

Sebelumnya, Suhardi  juga pernah memimpin Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, pada periode 1999 hingga 2008. Setalah itu, pada dua periode selanjut dia digantikan oleh orang lain.

Untuk kembali maju dalam pemilihan kepala desa, awalnya Suhardi tidak mendapat dukungan oleh keluarganya. Namun, berkat keiinginan yang kuat serta niat tulus, akhirnya Suhardi bisa meyakinkan keluarganya utuk memberikan restu.

Saat diwawancarai wartawan Jateng Pos, Suhardi mengatakan, sebenarnya tidak  ada keinginan lagi keinginan untuk menjabat sebagai kepala desa. Namun karena melihat kondisi desanya yang tidak ada kemajuan dan tertinggal dengan desa lain. Suhardi akhirnya membulatkan tekat untuk kembali mecalonkan diri sebagai kades.

“Saya pernah bermimpi, dalam mimpi itu, saya seakan-akan kembali memimpin dan membangun Desa Baleadi.  Padahal saat itu saya sudah tidak lagi menjabat sebagai kades. Mungkin itu petanda dari Tuhan, jika saya harus kembali mengabdi pada masyarakat. Sejak itu lalu muncul niatan saya untuk mencalonkan diri sebagai kades. Dan Alhamduliah, berkat kepercayaan dari warga, saya terpilih lagi menjadi kades untuk lima tahun kedepan,” kata Suhardi.

Setelah kembali terpilih menjadi kades, Suhardi mengaku akan benar-benar mengabdikan dirinya untuk masyarakat dan bekerja keras untuk mewujudkan kemajuan desa.  

Menurutnya,  saat ini pihaknya telah menyiapkan beberapa program unggulan, baik untuk  jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

Semua disiapkan untuk mengejar ketertinggalan dan mewujudakan agar Desa Baleadi lebih maju, bermartabat, makmur , dan sejahtera untuk semua warganya.

Program yang saat ini telah dilakukan adalah memberikan pelayanan publik yang prima kepada semua warga. Yakni dengan membuka pelayanan setiap hari di kantor balai desa,  setiap warga yang mengurus surat tidak dipungut biaya alias gratis, dihapusnya pulogoro jual beli tanah.

“Saya  juga membuka pintu rumah 24 jam untuk melayani warga,” kata Suhardi.

Untuk melayani warganya, Suhardi melalui pemerintahan desa (Pemdes) juga  menyiapkan mobil siaga yang bisa digunakan kapan saja oleh warga yang membutuhkan.

“Dengan memberikan pelayanan yang baik diharapkan tidak  ada lagi warga yang merasa kesulitan dan terbebani baiaya saat mengurus surat surat. Kalau semua dibikin gampang,  harapanya urusan warga menjadi mudah. Apakah itu untuk bekerja atau untuk kepentingan apapun semua bisa lancar,” ungkapnya.

Suhardi mengaku akan terus menjalankan program-program yang menitik beratkan pada pelayanan masyarakat yangt  mudah, cepat dan geratis.

Dia berharap pada jajaran perangkat desa dan semua warga agar dapat mendukung program-progam kebijakanya.

“Karena tanpa kerjasama dan dukungan dari semua pihak, program sebagus apapun tak bisa berjalan dengan baik ,” pungkas Suhardi. (ard/gus)

Kabupaten Pati Tuan Rumah Paguyuban PMI Wilayah I Jateng

Thursday, February 27, 2020 Add Comment
RAKOR PMI : Bupati Pati haryanto saat memberikan sambutan pada Rakor Paguyuban Palang Merah Indonesia (PMI) Wilayah I Jateng, Kamis (27/2).
PATI - Kabupaten Pati menjadi tuan rumah Rakor Paguyuban Palang Merah Indonesia (PMI) Wilayah I Jateng, Kamis (27/2).

Dalam Rakor yang dilaksanakan di Ruang Peringgitan Pendopo Kabupaten Pati itu, Bupati Pati Haryanto mengharapkan agar  rapat koordinasi tersebut memberikan kemanfaatan bersama dan dapat digunakan sebagai ajang untuk saling ngangsu kawruh keberhasilan masing-masing Kabupaten.

"Kegiatan ini bisa untuk menimba ilmu. Kita tidak usah malu, sebab kalau ada yang sukses, bisa kita adopsi, kita sempurnakan dengan izin dulu kepada yang membuat prakarsa itu", terang Haryanto. 

Dalam sambutannya, Bupati juga menceritakan kiprahnya sebagai Ketua Umum PMI Pati yang dilalui dengan tidak mudah karena harus siap siaga di seluruh wilayah di Kabupaten Pati yang terdiri dari 401 desa,  21 kecamatan dan 5 kelurahan.

"Mulai dari bencana kekeringan yang terjadi setiap tahun, PMI selalu memberikan bantuan air bersih di daerah - daerah yang terdampak. Kemudian bencana kebakaran, PMI juga turut memberikan bantuan sosial kepada para korban, serta bencana-bencana yang lain seperti banjir, longsor dan seterusnya", terang Bupati yang juga Ketua PMI Kabupaten Pati ini. 

Sementara itu Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah Imam Riyanto yang berkesempatan hadir dalam musyawarah ini mengatakan bahwa kegiatan ini memang digelar secara rutin. 

"Terlebih bahwa musyawarah ini di Jawa Tengah terbagi menjadi 3 regional mengikuti Bakorwil yang dulu. Namun saat ini, sebutannya berubah menjadi koordinator wilayah. Dimana wilayah 1 terdiri atas Karesidenan Semarang dan Karesidenan Pati.

"Ini merupakan kegiatan periodik setiap dua bulan sekali. Tujuaannya tak lain ialah untuk saling berbagi, sambung rasa, sambung kawruh dan saling perhatian" ujarnya.

Ia berharap agar dalam kegiatan ini dapat senantiasa terjalin komunikasi dan kolaborasi.

"Hal khusus yang selalu menjadi perhatian PMI ialah agar tetap menjaga kesiapsiagaan bencana. Selain itu, dari pusat yaitu pak JK (Jusuf Kalla-red) menginstruksikan agar apabila terjadi suatu kejadian bencana, maksimal 6 jam PMI harus sudah tiba di lokasi. Selain itu, posko PMI kita pun memang selalu ready 24 jam", tegasnya.

Imam juga menambahkan bahwa hal itu dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin dibutuhkan. 

"Sementara untuk hal khususnya ialah kaitannya dengan pemberian bantuan dan seterusnya", pungkasnya. (mas)

Warga Tuntut Penutupan Kandang Ayam

Thursday, February 27, 2020 Add Comment
TEGANG: Pertemuan warga dengan pemilik kandang terkait penutupan kandang ayam di Aula Balai Desa Kedungsari, Gebog sempat terjadi ketegangan.
KUDUS - Warga Desa Kedungsari,  Kecamatan Gebog Kudus menuntut adanya penutupan kandang ayam yang berlokasi di perbatasan antara Desa Gondosari dengan Desa Kedungsari. Menyusul keberadaan kandang berkapasitas 30.000 ekor ayam jenis petelur itu, menimbulkan bau dan berdampak pada kesehatan masyarakat.

Suudi Sidik warga Desa Kedungsari Kecamatan Gebog mengatakan, tuntutan yang dilayangkan kepada pemilik kandang ayam adalah menutup kandang ayam petelur tersebut. Sebab pada pertemuan pertama antara warga dengan pemilik kandang telah disepakati, kandang ayam tersebut akan ditutup pada 26 Februari 2020 lantaran menimbau bau dan muncul lalat di rumah warga.

‘’Kandang ini sudah berdiri hampir satu tahun. Sejak ada bau kami sudah protes dan dilakukan pertemuan,’’ ungkap Suudi disela-sela pertemuan warga dengan pemilik kandang di Aula Balai Desa Kedungsari, Kamis (27/2) sore.

Pada pertemuan sebelumnya, kata Suudi, pemilik kandang telah sepakat akan menutup usahanya di Gondosari itu pada 26 Februari 2020. Namun sampai batas waktu yang telah disetujui, pemilik kandang tidak kunjung menutup kandangnya dan masih melakukan aktivitas peternakan.

Sehingga Kamis siang ini, lanjutnya, dilakukan pertemuan kembali antara pemilik kandang, warga dan jajaran Muspika Gebog. Pada pertemuan kali ini pemilik kandang berjanji akan menutup sendiri, namun meminta waktu 10 hari untuk mengangkut ayamnya untuk dipindahkan ke tempat lain.

‘’Pertemuan kali ini cukup membuat lega. Kami beri waktu 10 hari kepada pemilik kandang untuk membersihakn lokasi dan mengangkut semua ayamnya,’’ tandasnya.

Diakui, sebelum didirikan kandang ayam di lokasi tersebut, ada seseorang yang mengaku dari pihak pemilik kandang melakukan sosialisasi kepada warga sekitar. Saat sosialisasi itu, orang kepercayaan pemilik kandang mengaku kandang ayang akan didirikan tidak berbau, jauh dari pemukiman dan akan dipasang blower.

"Tapi sampai sekarang pemilik kandang tidak menepati omongannya. Malah sebaliknya, kandang itu barbau sampai radius 1000 meter dan banyak lalat di rumah warga,’’ tegasnya.
Terpisah, pemilik kandang ayam, Sandung Hidayat mengakui telah menyetujui dan menuruti permintaan warga Desa Kedungsari. Namun pihaknya meyayangkan sikap dari dinas terkait yang memberikan izin dengan alasan lokasi tersebut sudah sesuai prosedur.

‘’Akibat kejadin ini saya rugi sampai Rp 1,6 miliar,’’ terangnya.

Sandung berharap, kejadian ini tidak terulang kembali. Pihaknya juga berpesan kepada dinas terkait, terutama Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kudus harus kembali mengevaluasi aturan dan memetakan wilayah yang diperbolehkan untuk usaha peternakan ayam.

‘’Sebab jika PUPR sudah mengizinkan, Dinas Lingkungan Hidup juga akan mengizinkan,’’ tuturnya.

Disinggung masalah waktu pembersihan, Sandung menegaskan bahwa waktu itu hanya cukup untuk mengangkut ayamnya dan sebagian pakan. Sedang untuk pembersihan secara keseluruhan, waktu yang dibutuhkan lebih dari 20 hari. Sebab di sekitar kandang itu sudah ada banyak pakan yang disediakan untuk beberapa bulan kedepan.

‘’Kalau sampai bersih bersih butuh waktu sampai 20 hari lebih. Ukuran kandangnay juga besar yaitu 2500 meter dengan kapasitas 30.000 ribu ekor. tapi saya hanya mengisi 15.000 ekor ayam jenis petelur saja,’’ jelasnya. (han/gus)

Bocah Disiksa Ayah Tiri, Dipukul dan Dicabut Kukunya

Thursday, February 27, 2020 Add Comment
KORBAN KEKERASAN: SW korban kekeran yang dilakukan ayah tirinya saat ditemui di sekolahnya didampingi Kepala Desa Jati Wetan Suyitno.
KUDUS - Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan ayah kepada anak tirinya, terjadi di sebuah rumah kos RT 1 RW 3 turu Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.

Siswa MI NU Basyirul Anam berinisial SW (9) itu, diduga telah mendapatkan penyiksaan dari ayah tirinya, Noviansyah (40) warga Kecamatan Nalumsari, Jepara. Dari penuturan warga setempat, penyiksaan itu dilakukan sejak lama karena korban mengalami luka pada wajah dan tubuhnya.

Kepala Dulun 3 Desa Jati Wetan, Dul Goni menuturkan, penyiksaan yang di lakukan pelaku kepada anak tirinya itu mulanya diketahui oleh Sunarsih selaku guru ngaji SW. Sebab sudah lima hari yang lalu, korban tidak berangkat mengaji dan kemudian dicari keberadaannya.

"Saat ketemu, kondisinya sudah lebam seperti habis dipukuli. Bahkan katanya (Sunarsih) disundut rokok dan kukunya dicabut,’’ terangnya saat diwawancari awak media, Kamis (27/2).

Setelah itu, sambung Goni, saksi menceritakan hal tersebut kepada masyarakat sekitar dan disarankan untuk melapor ke Polres Kudus,’’ Sekarang sudah diamankan di Polres Kudus,’’ imbuhnya.

Berdasarkan keterangan dari pelaku, penyiksaan itu dilakukan karena perilaku anaknya yang nakal. Kekerasan yang dilakukan itu sebagai bentuk hukuman untuk memberikan pelajaran.

‘’Alasannya anak nakal, makanya dikasih hukuman,’’ jelas dia.

Saat ini, korban sudah sekolah seperti biasanya, namun dibagian pipi kirinya masih lebam dan bibirnya masih mengeluarkan darah,’’Sebelumnya sudah saya antar ke RSUD Loekmonohadi untuk divisum,’’ terangnya.

Disinggung status korban, Goni menjelaskan, SW adalah anak kandung dari Siti Solichah (35) warga Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kudus. SW merupakan buah hatinya hasil pernikahan pertamanya.

Siti bekerja sebagai buruh pabrik di Sayung, Kabupaten Demak, sedangkan suaminya, Noviansyah bekerja sebagai juru parkir,’’Suami pertama Siti Solichah tidak mau merawat anak itu, makanya sekarang ikut dengan ibu dan ayah tirinya,’’ tutupnya. (han)

Polisi Selidiki Penyebab SUTT PLN Roboh

Thursday, February 27, 2020 Add Comment
EVAKUASI: Hingga Kamis (27/2) siang, para pekerja PLN masih berusaha mengevakuasi menara SUTT yang menimpa rumah warga di Desa Kabongan Kidul Kecamatan Rembang.
REMBANG - Pihak Kepolisian Resor Rembang masih menyelidiki penyebab kejadian robohnya menara Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) milik PT PLN, di Desa Kabongan Kidul Kecamatan Rembang Kota. Meski belum bisa menyimpulkan, polisi mencium adanya unsur kelalaian manusia.

Runtuhnya menara bermuata listrik di areal tanah bekas sawah, pada Selasa (25/2) tersebut menimpa rumah warga sehingga menyebabkan dua orang korban luka.

Sesaat setelah insiden, jaringan listrik di sebagian wilayah Kabupaten Rembang, Pati, dan Blora mengalami padam total. Akibatnya, aktivitas puluhan ribu warga terganggu hingga hampir 24 jam.

Kepala Kepolisian Resor Rembang AKBP Dolly A Primanto, melalui Kepala Satuan Reserse Kriminal AKP Bambang Sugito Kamis (27/2) menyatakan, baru dua orang saksi yang dimintai keterangan. Selain kedua saksi yang merupakan warga tempat kejadian, pihaknya berencana memanggil pihak pemilik menara listrik.

"Sudah ada 2 orang yang kami periksa. Nantinya akan kami periksa juga dari pihak penanggungjawab tower dan juga penyedia jasa lahan bangunan disana," terangnya.

Untuk mengetahui penyebab insiden, Bambang mengaku harus menunggu tim forensik dari Polda Jawa Tengah yang akan melakukan investigasi. Termasuk untuk mengetahui adanya kelalaian, maupun kesalahan spek bangunan.

"Untuk memastikan sebab dari runtuhnya dan robohnya tower itu, kami sudah hubungi pihak laboratorium forensik ahli konstruksi agar melakukan penyelidikan," tukasnya.

Pihaknya juga menyelidiki adanya pendirian bangunan di sekitar menara, yang seharusnya dibatasi pada jarak radius tertentu. Sementara bangunan menara listrik, kata dia, sudah ada sebelum dibangun pemukiman.

"Duluan tower berdirinya. Tapi nanti akan kami lakukan pendalaman lagi. Terbukti ada sebuah pidana atau tidak, tolong bersabar," tandasnya.

Sementara itu, Susilo, warga di sekitar lokasi menuturkan, kurang lebih enam bulan sebelum kejadian, menara SUTT milik PT PLN sudah dalam keadaan miring. "Itu sudah miring cukup lama. Ya miringnya ke arah utara itu ke arah rumahnya pak Lilik (pemilik rumah) itu," bebernya.

General Manager PLN UID Jateng DIY Feby Joko Priharto mengaku akan melakukan investigasi lebih lanjut guna menyelidiki secara pasti penyebab robohnya tower tersebut.

"Selama ini tanah itu kan kering, selama satu minggu ini curah hujan lebat, membuat tanah basah. Analisa kami, daya ikat dari tanah ini berkurang, jadi gembur. (sov/gus)