Wilayahnya Dilanda Banjir dan Longsor, Camat Dawe Imbau Warga Mengungsi

Tuesday, January 14, 2020
KERJA BHAKTI: Sejumlah warga melakukan kerja bhakti pembersihan lumpur di halaman rumah milik Nasukha warga Dukuh Merengetan Desa Kajar, paska terjadi tanah longsor.
KUDUS -Tingginya intensitas curah hujan yang mengguyur Kota Kudus sejak Senin, (13/1) malam hingga Selasa (14/1) pagi kemarin, mengakibatkan terjadi bencana tanah longsor dan banjir di sejumlah wilayaj daerah Kabupaten Kudus.

Bencana longsor terjadi di wilayah Kecamatan Dawe, sedang bencana banjir kembali melanda Desa Kesambi Kecamatan Mejobo Kudus dan sekitarnya.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan mengatatakan, bencana longsor yang terjadi pada Rabu pagi, berada di enam desa di Kecamatan Dawe yakni Desa Kajar, Colo, Japan, Dukuh Waringin, Glagah dan Ternadi.

"Longsor itu disebabkan turunnya hujan sejak Senin pukul 22.00 WIB mengakibatkan tanah gembur serta tidak adanya tumbuhan penopang tebing menjadi penyebab tanah longsor” ujar Bergas.

Dia memaparkan, bencana longsor yang terjadi di Desa Kajar berada di Dukuh Merengetan RT 02 RW 02 dan menimpa rumah milik Nasukha (65) pada pukul 05.30 WIB. Penanganan yang sudah dilakukan adalah kerja bhakti pembersihan lumpur yang masuk ke rumah, dan dibutuhkan terpal untuk menutup tebing agar tidak terjadi longsor lagi.

Selain itu, lanjutnya, longsor yang terjadi di Desa Colo, berada di Dukuh Pandak RT 05 RW 03 dan menimpa rumah Muji Aminah. Sedangkan longsor di Desa Ternadi ada empat titik, pertama di Dukuh Godang menimpa dinding dapur rumah milik Sumi (50) warga RT 01 RW 01. Akibatnya dinding dapur roboh sepanjang 9 meter dengan kerugian materiil sebesar Rp 7 juta.  

‘’Selain tanah longsor itu juga sampai pinggir rumah milik Suratno warga RT 01 RW 01.  Tanah longsor juga menimpa samping rumah Alex Ridho (32) warga RT 03 RW 02, dan mengguyur belakang rumah milik Girun (46) dan Ripo (70) warga RT 04 RW 01,” paparnya.

Lebih lanjut, longsor di Desa Ternadi juga terjadi di Dukuh Tawang Rejo, yang berdampak di RT 02 RW 02. Akibat tanah longsor tersebut, sebagian besar jalan desa tertutup tanah hingga mengganggu mobilitas pengguna jalan. Selanjutnya tanah longsor di Dukuh Tawang Rejo RT 05 RW 02, menimpa dapur rumah milik Sarno dan mengalami kerugian hingga satu juta.

Lokasi lain, kata Bergas, tanah longsor terjadi di Desa Japan RT 11 RW 02, yang berakibat tanah melimpas di halaman rumah milik Andi Winoto dan Sugeng. Tanah longsor tersebut juga menutup jalan penghubung antar desa Japan-Beji. Lokasi lain, longsor terjadi di Desa Dukuh Waringin dan menutup jalan Dukuh Krajan-Ketanggi.

‘’Longsor di Desa Glagah Kulon juga sama menutup akses jalan desa. Saat ini, longsor yang menimpa jalan sudah terbuka dengan normal,” jelasnya.

Sedang bencana banjir limpasan, Bergas menambahkan, terjadi di Jembatan 10 Desa Kesambi Kecamatan Mejobo pada pukul 11.00 WIB. Penyebabnya adalah debit Sungai Piji terjadi peningkatan dan sampah menghambat arus sungai karena tersangkut tiang peyangga jembatan.

‘’Air melimpas ke pemukiman setinggi kurang 10 sentimeter. Tapi langsung surut,” tegasnya.

Menurutnya, Sungai Piji itu perlu dilakukan normalisasi, guna mengurangi sendimentasi di sungai tersebut. Selain itu, melaksanakan kerja bhakti pembersihan endapan sampah, yang dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes), TNI-Polri, Kecamatan, petugas BPBD Kudus, dan relawan dari FRPB, PMI, Ubaloka serta masyarakat sekitar.

‘’Monitoring debit air sungai juga perlu dilakukan,” imbuhnya.

Terpisah, Camat Dawe Amin Rahmat saat dikonfirmasi mengatakan, bencana longsor yang terjadi di wilayah Kecamatan Dawe ada beberapa titik lokasi. Di Desa Ternadi ada tiga lokasi, Desa Kajar tiga lokasi, Desa Japan 2 lokasi, Desa Colo dua lokasi, Desa Dukuh Waringin satu lokasi, dan Glagah Kulon dua lokasi.

‘’Upaya yang segera dilakukan agar tidak terjadi adalah menutup tebing dengan terpal dan memangkas pohon supaya tidak mirik,” ujarnya.

Amin mengimbau selama musim penghujan ini, warga yang bermukim di bawah tebing agar mengungsi di rumah keluarganya yang dinilai aman. Pihaknya mengaku juga sudah mendirikan posko bencana untuk koordinasi terkait kebencanaan di wilayah Kecamatan Dawe.

‘’Kami juga sudah melakuakn koordinasi secara intens dengan kepala desa,” pungkasnya. (han/gus)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »