![]() |
SEREMONIAL: Plt Bupati Kudus HM Hartopo membuka event Gebyar Milenial Expo Perguruan Tinggi (GMEPT) yang diikuti 77 perguruan tinggi se Indonesia di Gedung JHK. |
KUDUS-Sebanyak 77 perguruan tinggi se Indonesia meramaikan event Gebyar Milenial Expo Perguruan Tinggi (GMEPT) di Gedung Jam'iyyatul Hujjaj Kudus (JHK). Kegiatan tersebut digelar selama dua hari mulai 14 dan 15 Januari 2020.
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus, HM Hartopo mengatakan, event ini memberikan refrensi atau pandangan bagi siswa SMA, SMK dan MA yang memiliki rencana menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
‘’Siswa yang ingin meneruskan ke perguruan tinggi, harus mempertimbangkan setelah lulus akan melanjutkan kuliah kemana,” ujar Hartopo.
Dia juga mengimbau, para pelajar yang berkeinginan menempuh pendidikan di perguruan tinggi, harus disesuai dengan cita-citanya. Hartopo pun bercerita, pernah memiliki cita-cita menjadi dokter namun karena biayanya sekolah yang tinggi dan banyak hafalan membuatnya tidak sanggup. Akhirnya memutuskan mengambil jurusan bidang teknik yang lebih mudah.
‘’Tapi anak saya yang nomor dua juga ada yang melanjutkan cita-cita ayahnya, menjadi dokter di Jakarta,’’ terangnya.
Menurutnya, bimbingan konseling (BK) bisa menjadi tempat penting bagi pelajar untuk memilih perguruan tinggi yang sesuai minat. Saat ini, BK sudah tidak lagi menjadi tempat mencari kesalahan layaknya jaksa penuntut umum (JPU).
"Sekarang BK sudah menjadi sahabat untuk diajak konsultasi dalam memilih perguruan tinggi yang baik,’’ imbuhnya.
Dia melanjutkan, sampai sekarang masih ada perguruan tinggi di Indonesia yang belum memiliki akreditasi. Penilaian tersebut juga harus menjadi pertimbangan karena dikhawatirkan akan menyulitkan lulusannya untuk mencari kerja.
‘’Prioritaskan dulu yang sudah terakreditasi. Jangan sampai ditolak pekerjaan karena perguruan tingginya belum terakreditasi,’’ kata Hartopo.
Sementara, Koordinator GMEPT, Saiful Bakrie menjelaskan, jumlah peserta yang ikut even kali ini sebanyak 77 perguruan tinggi dari Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Dia berharap, GMEPT dapat membantu pelajar untuk menggapai cita-citanya. Ditargetkan, sedikitnya 5.000 pelajar yang berada di Kudus dan sekitarnya dapat mendaftarkan diri di perguruan yang tinggi yang ikut GMEPT.
‘’Untuk yang di Kudus saja, ada sekitar 3.000 pelajar dari SMA, SMK, dan MA. Tapi kalau sama yang di sekitarnya bisa sampai 5.000 pelajar,’’ ungkapnya.
Terpisah, salah satu siwwa SMK NU Al Makruf, Aldi Seno Nugroho saat diwawancara mengaku berencana akan menempuh pendidikan tinggi di bidang olahraga. Mengingat dirinya saat ini merupakan pemain Persiku Kudus U17.
‘’Tujuan masuk di bidang olahraga karena ingin menjadi atlet profesional,’’ ujarnya.
Diakui, untuk menjadi atlet tidak membutuhkan ijazah. Namun atlet hanya bisa bermain hingga usia 35 tahun. Dengan demikian, jika nantinya sudah tidak bisa menjadi atlet, bisa kerja atau membuka usaha sendiri.
‘’Makanya, saya ingin kuliah biar kalau nggak jadi atlet lagi, bisa kerja atau buka usaha sendiri,’’ pungkasnya. (han/gus)
EmoticonEmoticon