SIDAK: Komisi D DPRD Kudus melakukan sidak di ruang poli gigi Puskesmas Gribig, Kecamatan Gebog, Kudus.
|
KUDUS- Komisi D DRPD Kudus melakukan kunjungan kerja di Pusmesmas Gribig Kecamatan Gebog, Kudus, Senin (20/1). Pada kesempatan itu, para wakil rakyat tersebut melihat atap aula gedung berlantai dua itu cukup memprihatinkan. Pasalnya, material baja ringannya disebut tidak sesuai spesifikasi dan ditemukan pula beton penyangga yang sudah melengkung serta jaringan listrik yang tidak tertata rapi.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi D DPRD Kudus, Mukhasiron menegaskan, pembangunan aula gedung di lantai dua yang dianggarkan pada 2018 lalu itu tidak sesuai spesifikasi. Dilihat dari penyangga beton yang melengkung, sehingga kontruksi atap yang menggunakan material baja ringan itu harus diganjal dengan batu bata.
‘’Bangunan yang atas ini tidak sesuai spesifikasi. Yang (material baja ringan) melengkung juga banyak,” kata Mukhasiron.
Pihaknya juga mengkritisi jaringan kabel yang jelas tidak tertata rapi yang tentunya membahayakan pengguna bangunan, jika terjadi korsleting listrik. Mengingat baja ringan itu lebih mudah menghantarkan aliran listrik daripada material kayu.
‘’kalau terjadi korsleting listrik bisa menjalar semua,” tuturnya.
Terkait pelayanan kesehatan, Mukhasiron menilai layanan kesehatan di Puskesmas Gribig relatif lebih baik dari puskesmas lainnya di Kota Kudus. Hanya saja pihaknya meminta jam buka layanan kesehatannya ditingkatkan dan tepat waktu.‘’Jam buka layanan ini yang selalu dikomplain masyarakat karena selalu tidak tepat di setiap puskesmas. Jadi saya minta ditingkatkan lagi,” tegasnya.
Tidak cukup hanya itu, dia berharap kepada seluruh Puskesmas di Kudus agar ditingkat upaya promotif dan prefentifnya. Jangan hanya layanan kesehatan kuratifnya saja yang terkesan hanya mencari keuntungan pendapatan semata. Mengingat fungsi puskesmas hanya untuk layanan rawat jalan.
‘’Sekarang banyak puskesmas yang membuka layanan rawat inap, dan itu mempengaruhi mindset kepala puskesmas untuk mencari keuntungan,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Puskesmas Gribig, Harini menjelaskan, lantai dua puskesmas itu akan dijadikan ruangan program dan ruang kepala puskesmas.Namun saat ini belum bisa dilaksanakan karena atapnya belum dilengakapi plafon. Rencananya, pemasangan plafon akan dilaksanakan tahun ini dengan anggaran sebesar Rp 183 juta.
‘’Anggaran itu juga untuk perbaikan atap yang dilihat tidak sesuai spek,” katanya.
Terkait pelayanan, Harini mengaku sudah memulai sejak pukul 07.30 WIB. Program layanan kesehatan itu pun gratis, baik di rawat inap yang memiliki 11 bet, unit gawat darurat (UGD), laboratorium, poli gigi dan bersalin. Meski gratis pihaknya akan tetap melayani masyarakat dengan sepenuh hati sesuai visi Puskesmas Gribig ‘Melayani Sepenuh Hati’.
‘’Untuk pasien dari luar Kudus, juga akan kita gratiskan,” imbuhnya.
Adapun anggaran yang ada di Puskesmas Gribig, dia memaparkan, total anggaran di tahun ini sebesar Rp 4,2 miliar, bersumber dari APBD, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Sedang total jumlah kunjungan pada 2019, berdasarkan laporan akhir tahun yang diterima sebanyak 96.161 orang.
‘’Pasien yang dirawat di sini cenderung penyakit yang berkaitan dengan usia lanjut. Hal itu disebabkan perubahan iklim, pencemaran lingkungan dan gaya hidup. Makanya hipertensi banyak dirawat di sini,” pungkasnya. (han/lis)
EmoticonEmoticon