SCREENING KESEHATAN: Ratusan masyarakat usia produktif, mengikuti kegiatan skrening kesehatan yang diinisiasi DKK bersama KPAD Kudus di Ruang PKK komplek Pendapa Kabupaten Kudus. |
KUDUS - Penemuan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kudus terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Sayangnya, saat penyakit mematikan itu terungkap, penderita sudah memasuki fase AIDS.
"Sekitar 90 persen, penderita ditemukan sudah memasuki fase AIDS,” ungkap Koordinator Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD), Eni Mardiyanti kepada awak media baru-baru ini.
Menurutnya, keterlambatan penemuan kasus itu, membuat penanganan HIV di Kota Kretek tidak bisa berjalan dengan maksimal. Sehingga pihaknya bekerja sama Pemkab Kudus untuk mencari kasus HIV, dengan menggelar kegiatan skrening kesehatan.
Dia berharap, skrening kesehatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) Itu, dapat menjaga kualitas hidup penderita HIV di Kudus tetap baik. Pihaknya juga meminta dukungan dari elemen masyarakat, untuk menyukseskan program ini dengan turut mengikuti pemeriksaan kesehatan secara rutin.
"Melalui skrening ini, kami berharap target zero infeksi baru, zero diskriminasi dan zero stigma dapat tercapai di Kudus,’’ ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Joko Dwi Putranto melalui Sekretaris Dinas Kesehatan Ruddy menjelaskan, kegiatan skrening kesehatan masal ini akan dilaksanakan selama satu bulan penuh mulai 12 November sampai dengan 11 Desember tahun ini.
"Sasarannya masyarakat usia produktif sebanyak 20 ribu orang pekerja di Kudus,” terangnya.
Skrening kesehatan, lanjutnya, selain dengan KPAD juga menggandeng sejumlah perusahaan di Kabupaten Kudus. Dengan demikian, selain pekerja, masyarakat umum maupun Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Kudus dapat melakukan pengecekan kesehatan secara gratis.
Lebih lanjut, kegiatan ini untuk menindaklanjuti temuan 99 kasus HIV/AIDS baru di Kudus selama 2019. Secara rinci, total kasus yang ditemukan sejak 2010 sampai akhir Oktober tahun ini sebanyak 997 kasus. Menurutnya, fenomena gunung es yang menjadi visualisasi penanganan HIV/AIDS selama ini, harus dituntaskan dengan kegiatan skrening.
"Melalui skrening masal ini, kami optimis dapat menjaring penderita HIV/AIDS untuk segera mendapatkan pengobatan. Prinsipnya, semakin banyak yang terdeteksi akan semakin bagus karena ada banyak penderita yang terobati,’’ pungkasnya. (han/lis)
EmoticonEmoticon