Tiga Pemerintah Kabupaten Dipertemukan untuk Bahas Pelestarian Gunung Muria

Friday, October 04, 2019
FOTO BERSAMA: Plt Bupati Kudus HM. Hartopo (kemeja putih) foto bersama Vice Presiden Djarum Foundation F.X. Supanji (tengah), Wakil Bupati Pati Saiful Arifin (empat dari kanan) dan sejumlah stakeholder pelestarian kawasan Gunung Muria.
KUDUS - Tiga pemerintah kabupaten yaitu Kudus, Pati dan Jepara, dipertemukan dalam Rapat Koordinasi Antar Wilayah tentang Penataan Daerah Aliran Sungau (DAS) Kali Gelis Hulu di Djarum Oasis kemarin lusa.

Dalam sambutannya, Vice Presiden Djarum Foundation, F.X. Supanji mengatakan, semua harus sadar dan memperhatikan keadaan alam yang terjadi saat ini, salah satunya sumber air dalam mulai berkurang akibat perambasan hutan. Selain itu, terjadinya eksplotasi air secara besar-besaran dan liar, tapa memperhatikan keseimbangan alam.

"Hal itu sangat mengkhawatirkan bagi keberlangsungan ekosistem hayati,” ujar Supanji.

Dia mencontohkan, saat dirinya masih kecil, air terjun montel turut Desa Kajar, Kecamatan Dawe mengalir deras. Namun saat ini, volume airnya sudah semakin berkurang  akibat berbagai faktor, di antaranya termasuk eksploitasi air secara berlebihan.

Oleh karena itu, lanjutnya, pihak Djarum Foundation berkeinginan menggandeng pemerintahan di wilayah Gunung Muria yaitu Pemkab Kudus, Pati dan Jepara, untuk menghimbau dan mengajak masyarakatnya peduli terhadap lingkungan demi keberlangsungan ekosistem hayati.

"Sinergitas ketiga wilayah ini, diharapkan bisa terjalin kerjasama yang baik dalam hal pelestarian lingkungan,” jelasnya.

Diketahui, pengelolaan hutan harus memperhatikan faktor kelestarian lingkungan. Jika tidak diperhatikan, hutan sebagai penopang kehidupan manusia terancam hilang. Contoh kecil nyata yang saat ini terjadi, adalah hutan tropis di pegunungan muria.

Sekarang, kata Supanji, kondisinya terbilang memprihatinkan karena banyaknya eksploitasi yang mengakibatkan terancamnya ekosistem alam. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh masyarakat dari hulu sampai hilir di wilayah Gunung Muria, untuk bertanggung jawab atas kelestarian sumber daya alam.

"Terutama pemanfaatan air untuk kelangsungan ekosistem. Peran serta masyarakat sangat penting,” ungkapnya.

Sementara, Plt Bupati Kudus, HM. Hartopo mengakui, perlu adanya sinergitas antarwilayah dalam pelestarian lingkungan, terutamanya pelstarian hutan di wilayah pegunungan muria. Dia berharap, pemerintah setempat aktif memberikan edukasi kepada masyarakat, misalnya melakukan penghijauan.

"Masyarakat perlu dilibatkan, mulai yang berada di hulu sampai dengan hilir. Dengan tumbuhnya kesadaran bersama, permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini dapat terselesaikan,”katanya.

Sedangkan Bupati Pati Haryanto melalui Wakil Bupati Pati Saiful Arifin mengamini jika sinergitas adalah hal utama yang harus dijalin. Mengingat pegunungan muria berada dalam tiga wilayah kabupaten.

"Apalagi kita mendapat support dari Djarum foundation, yang sangat memperdulikan kelestarian lingkungan,” imbuhnya.

Sedangkan Ketua Perkumpulan Masyarakat Pelindung Hutan (PMPH), Sokhib menjelaskan,wilayah gunung muria memiliki potensi flora dan fauna yang masih banyak dan tebilang lengkap,dengan munculnya spesies yang dianggap baru dalam dunia penelitian.

"Kami berharap kedepan, kita semua selalu menjaga hutan, utamanya di kawasan gunung muria demi kelangsungan ekosistem yang terdapat didalamnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, kata Sokhib, kawasan Gunung Muria terbilang salah satu kawasan dengan ekosistem dan rantai makanan yang masih lengkap di Indonesia. Sebagai contoh adalah keberadaan berbagai spesies yang dikategorikan langka, seperti 13 jenis macan tutul yang terdapat digunung muria.

"Selain itu cicak batu adalah sejenis reptile baru yang ditemukan di kawasan Muria. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita semua, untuk menjaga kelestarian hayati demi keberlangsungan kehidupan semua mahluk hidup di dalamnya,” pungkasnya. (han/lis)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »