PRODUK TAS: Koperasi Tas Kurma Desa Loram Wetan Kudus memamerkan produk unggulannya yakni tas dalam pameran Kudus Expo 2019 di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus. |
KUDUS - Koperasi Serba Usaha (KSU) Padurenan Jaya terus berupaya memfasilitasi penjualan produk usaha kecil dan menengah (UKM) berupa bordir dan konveksi, hasil karya warga Desa Padurenan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Salah satunya melalui event Kudus Expo 2019 11-15 Oktober di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, yang diinisiasi Dinas Ketenagakerjaan, Perindustrian, Koperasi dan UKM Kabupaten Kudus di Alun-alun Simpang.
Sebagai tim manajemen dan pemasaran, KSU Padurenan Jaya juga terus memutar otak, untuk mengembangkan klaster bordir dan konveksi asal Desa Padurenan tersebut dengan menjalin kerjasama dengan pihak akademisi. Bentuk kerjasama itu diwujudkan dalam kegiatan pelatihan pembukuan dan proses produksi yang baik.
"Kami juga terus mendorong pelaku UKM untuk mencari pangsa pasar sendiri, guna pengembangan produksinya,” ungkap Ketua Divisi Pemasaran KSU Padurenan Jaya Shihabuddin kepada Jateng Pos Biro Pati kemarin.
Shihab menjelaskan, KSU Padurenan Jaya dibentuk sejak 2009 lalu. Sampai saat ini, sudah ada 30 anggota atau pelaku UKM yang ikut bergabung. Tujuannya, home industri yang dikelola dapat berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas.
Pengembangan usaha, katanya, saat ini pun sudah terlihat dari sisi jumlah pekerjanya. Meskipun pekerjaannya dibawa ke rumah masing-masing dan disetorkan setelah selesai. Sedang dari segi pendapatan, juga sudah terlihat cukup bagus tiap bulannya dibandingkan sebelumnya.
"Jadi, peran kami lebih kepada fasilitator pemasaran, dengan memanfaatkan relasi. Termasuk mengkomunikasikan dengan Bank Indonesia terkait permodalan,” paparnya.
Dia menambahkan, seiring berkembangnya dunia teknologi, KSU Padurenan Jaya juga mendorong pelaku UKM untuk memasarkan produknya melalui online shop. Namun sebelum terjun ke pasar daring, tentu akan dibekali pelatihan agar bisa mengakses e-commerse.
"Seperti produk bordir ‘Farda Aliya’ ini bisa bertahan 2 tahun,” tandasnya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Koperasi Pengrajin Tas ‘Kurma’ Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kudus. Selama didirikan, koperasi tersebut turut memasarkan produk UKM Desa Loram Wetan berupa tas sekolah, kerja dan tas lainnya. Saat ini, sebanyak 30 anggota yang masih aktif dan terus berusaha mengembangkan produksinya.
"Sejauh ini, pengrajin masih mengandalkan pesanan datang dan memasarkan produknya ke pasar di Kudus,” kata Heru Sumantri selaku Ketua Pengawas Koperasi Tas Kurma Desa Loram Wetan.
Sebagai ketua klaster produk tas, Heru berharap perusahaan tas di Desa Loram Wetan ini dapat berjalan dengan baik dan mulus. Seiring banyaknya perusahaan tas besar di Kudus yang terus berkembang dengan pesat.
Sehingga dia memiliki gagasana, selain memproduksi tas, anggotanya juga disarankan memproduksi konveksi sambil menunggu orderan tas. Dengan demikian, Koperasi Kurma tetap eksis dibeberapa klaster dan produknya lebih banyak serta dikenala masyarakat luas.
"Untuk modalnya, bisa menggunakan sistem gotong royong,” ujarnya. (han/lis)
EmoticonEmoticon