![]() |
NARASUMBER: Kepala Diskominfo Kudus Kholid Seif menjadi narasumber dalam kegiatan Dialog Interaktif di SMK PGRI 1 Mejobo. |
KUDUS - Di era globalisasi seperti saat ini, penyebaran berita bohong atau hoaks menjadi salah satu masalah yang sulit diberantas. Karena berita yang dibumbui kalimat provokasi itu, cepat sekali menyebar dan pelakunya susah dilacak. Sedangkan pembaca berita atau masyarakat pada umumnya, langsung menelan informasi tersebut secara mentah.
Sehingga Kapolres Kudus AKBP Saptono melalui Kasat Reskrim AKP Rismanti mengajak generasi muda untuk memeriksa fakta dari informasi tersebut, sebelum menyebarkan ke teman sejawadnya atau media sosial. Karena berita hoaks berpotensi menimbulkan kericuhan banyak pihak.
"Contoh hoaks yang berdampak besar adalah peristiwa kerusuhan di Wamena,” ungkap Rismanto saat menjadi narasumber pada kegiatan Dialog Interaktif ‘Bijak dalam Penggunaan Media Sosial dan Antisipasi Penyebaran Hoaks’ yang diinisiasi Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kudus di SMK PGRI 1 Mejobo belum lama ini.
Menurut Rismanto, penggunaan media sosial yang masif seperti sekarang, sering menjadi pemicu ujaran kebohongan cepat menyebar. Karena masyarakat sekarang, mulai dari yang muda hingga orang tua selau berhubungan dengan internet. Dengan demikian, informasi dari segala tempat dapat tersebar dalam hitungan detik.
"Begitu pula berita hoaks yang mudah sekali menyebar,’’ imbuhnya.
Rismanto mengimbau, siswa SMK PGRI 1 Mejobo Kudus harus mengecek dahulu berita yang didapat, terlebih berita-berita yang disisipi kalimat provokatif, tidak memiliki sumber yang jelas, dan bersifat menjatuhkan satu pihak. Selain itu, pelajar juga diminta berperan aktif dalam melawan hoaks,dengan tidak menyebarkan dan melaporkan ujaran kebencian.
"Hoaks biasanya mempunyai ciri-ciri provokatif, tidak mencantumkan sumber, dan diakhir kalimat yang menyertakan permintaan menyebarkan ke semua orang,’’ paparnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Kabupaten Kudus, Kholid Seif menambahkan, pelajar di Kudus, khususnya siswa SMK PGRI 1 Mejobo diminta menyaring berita yang didapat, sebelum disebarkan. Jika informasinya belum jelas, pihaknya meminta untuk mencari tahu terlebih dahulu orang yang menyebarkan informasi tersebut atau melakui portal resmi.
"Jangan sampai setelah mendapat berita langsung disebarkan, tanpa disaring kebenarannya. Itu sangat berbahaya. Kami sebagai Dinas Kominfo terus berkomitmen menyebarkan berita yang benar,’’jelasnya.
Kholid juga menilai, penampilan Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Teater Kuncup Mekar SMK PGRI 1 Mejobo juga akan menginformasikan imbauan pemerintah melalui aksi panggungnya. Pihaknya berharap, acara tersebut dapat membekali para siswa untuk lebih bijak dalam menerima berita.
"Teater Kuncup Mekar yang telah melanglang buana, selain menghibur sekaligus memberikan informasi tentang bahaya hoax. Setelah acara ini,anak-anak (pemeran taeter) menjadi lebih aktif melawan hoax,’’ ujarnya.
Sedang Kepala SMK PGRI 1 Mejobo, Joko Waluyo meminta agar para siswa fokus dengan penjelasan yang disampaikan. Dia juga berharap, anak didiknya bisa menjadi agen anti hoax."Anak-anak semua, tolong penjelasan dari Kasat Reskrim diperhatikan dengan baik. Semoga setelah acara ini, lebih bijak bermedia sosial," harapnya. (han/lis)
EmoticonEmoticon