Ketua Panitia aksi teatrikal Puja Doa Kretel, Asa Djatmiko mengatakan, prosesi tersebut dimaksudkan untuk mengobarkan ruh bagi keberlangsungan industri kretek, yang merupakan budaya asli bangsa Indonesia yang lahir di Kota Kudus.
‘’Kegiatan prosesi "Puja Doa Kretek" tahun ini,merupakan kali kedua diadakan,” ungkap Asa, Minggu (29/9) kemarin.
Dia menjelaskan, aksi teatrikal itu juga untuk mengenang momentum peresmian Museum Kretek Kudus, oleh Gubernur Jateng Supardjo Roestam pada 3 Oktober 1986 silam.
Sedang aksi teatrikal nanti, lanjutnya, akan mengusung properti dan unsur artistik lain yakni berupa obor (oncor), dupa, kembang setaman dan beras kuning, tembakau, cengkeh, serta tumpeng.
‘’Pada kesempatan tersebut, juga akan diisi penampilan tunggal seorang tari,’’ jelasnya.
Tidak hanya itu, kata Asan, usai penampilan tunggal seni tari, dilanjutkan pembacaan narasi singkat tentang sejarah Kretek oleh Teresa Rudiyanto, Andreas Teguh dan Ricky Martin, dan pembacaan puisi oleh Asa Jatmiko.
‘’Puncak prosesi, tentu adalah melakukan doa bersama,’’ ujarnya.
Dia menambahkan, event ini digelar terbuka untuk umum. Meski demikian, selama kegiatan berlangsung, tim panitia maupun pengunjung tetap menjaga kebersihan dan keheningan.
‘’Acara ini terbuka untuk umum, dengan tetap menjaga kebersihan dan keheningan,” tandasnya. (han/lis)
EmoticonEmoticon