Diikuti 770 Peserta dari Berbagai Intansi dan Sekolah, Fashion On The Street Warnai HUT Kudus

Tuesday, September 24, 2019
FASHION ON THE STREET: Ratusan peserta memamerkan gaya busana dari tiga zaman pada event Fashion On The Street dalam rangka Hari Jadi Kota Kudus ke 470 di kawasan Alun-alun Kudus kemarin malam.
KUDUS - Dinas Kebudayaan dan Periwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus menggelar event peragaan busana di jalan atau Fashion On The Street bertajuk Eksplore Pakaian Kudusan di Depan Air mancur Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Senin (23/9) malam kemarin. Kegiatan peragaan busana yang diikuti 770 peserta itu, dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Kudus ke 470.

Plt Bupati Kudus, Hartopo dalam sambutannya mengaku bangga melihat hasil karya desainer Kota Kretek yang cukup kreatif dan inovatif. Selain itu, event Fashion On The Street ini juga bisa menghibur warga Kudus, dan menjadi ajang untuk pameran aneka busana menarik dari zaman ke zaman.

"Saya cukup bangga, warga Kudus mampu menampilkan aneka busana menarik dari tiga zaman,” ujarnya.

Tidak cukup itu, event yang digagas Disbudpar Kudus itu bisa mempersatukan warga Kudus dan ajang silaturrahmi, serta dapat melihat potensi desainer asli Kudus. Dengan kreatifitas dan inovasinya, para perancang baju itu bisa membuat pakaian dari era klasik, penjajahan belanda sampai era millennial industrial.

"Ini sebagai bukti kemanunggalan dan kebhinekaan menjadi satu persatuan masyarakat Kudus,” ungkapnya.

Sementara Ptl Kepala Disbudpar Kabupaten Kudus, Wahyu Haryanti mengatakan, event Fashion On The Street ini didasari latar belakang upaya menampilkan sejarah dan budaya Kudus dari sisi pakain atau busana, tak terkecuali perlengkapan aksesorisnya. Tema yang diangkat pun menjadi wahana warga Kudus dalam berrefleksi, berkreasi, berinovasi, serta menggali nilai-nilai peradabannya.

"Dari pakaian kita dapat memasuki lorong sejarah, akulturasi, serta dinamika warga masyarakat pada masa itu,” ujar Wahyu.

Pakaian yang ditampilkan, lanjutnya, sebelum masa Raden Djakfar Sodiq yang akrab disebut Sunan Kudus, Kudus merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Majapahit. Paska Majapahit, Kudus menjadi bagian dari Kesultanan Demak Bintono, dan masa itu Sunan Kudus selain menjadi Senapati Demak Bintoro, juga dipercaya untuk memimpin wilayah perdikan Kudus.

Sepeninggal Raden Djakfar Sodiq dan surutnya Demak Bintoro serta Pajang, sambungnya, berdiri Kerajaan Mataram Islam. Saat itu, wilayah Kudus yang dipimpin oleh Sunan Kudus pada kisaran abad 14 abad 15 pun menjadi bagian dari wilayah Mataram.

"Perjalanan waktu, awal abad 16, Belanda lewat VOC dan kemudian bersusul pemerintahan panjajah tersebut masuk ke Nusantara, tak ketinggalan mengontrol Kudus.

Dari kisah sejarah tersebut, pihaknya mencoba menggali bentuk pakaian yang pernah dikatakan oleh warga masyarakat Kudus. Kemudian pakaian itu dipamerkan oleh peserta Fashion On The Stree terdiri dari instansi pemerintah, sekolah, perusahaan swasta, dan organisasi masyarakat. (han/lis)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »