Museum Patiayam Masuk Golongan Tipe C

Sunday, September 29, 2019 Add Comment
KUDUS - Museum Purbakala Patiayam Kudus telah diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI), sebagai satu-satunya rumah fosil yang ada di Kota Kretek. Namun status museum tersebut, masuk golongan paling kecil atau tipe C.

Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, Kasman mengakui bahwa legalitas Museum Patiayam sudah keluar, dengan status museum golongan paling kecil atau tipe C.

"Museum Patiaayam sekarang masuk golonbgan Museum C,” ungkap Kasman belum lama ini.

Dijelaskan, penetapan status Museum Patiayam berdasarkan Peraturan Pemerintah RI nomor 66 tahun 2015 tentang Standarisasi Museum tiap dua tahun sekali.

Dikatakan, pemerintah memiliki hak menaikkan dan menurunkan standarisasi sebuah museum. Penetapan standarisasi museum itu, berdasarkan pada kinerja pengelola museum.      

"Saat ini, setidaknya sudah masuk standar yang ditetap dulu,” imbuhnya.

Kasman mengaku, dalam waktu dekat pengembangan Museum Patiayam segera dilakukan, mengingat master plan dari museum purbakala tersebut sudah jadi dibuat.

Diharapkan, adanya pengembangan itu dapat menaikkan tipe rumah fosil Patiayam, dari tipe C menjadi tipe B. Sedang sumber dana untuk pengembangan museum, akan diajukan melalui bantuan Gubernur meliputi pembangunan dan pelebaran lokasi display atau pajang fosil.

"Saat ini fokus pada legalitas, setelah dari Kemendikbud tinggal legalitas dari bupati,” terangnya.

Kasman menambahkan, legalitas museum Patiayam dari Kemendikbud sangat diperlukan, untuk mendapat bantuan pembiayaan pengembangan. Hal itu juga menjadi syarat utama, bisa mendapat Bangub.

"Jika ada bantuan dana, pengembangannya menjadi mudah,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, Museum  Purbakala Patiayam Kabupaten Kudus kini tengah menunggu legalitas dari Kemendibud RI. Dengan memiliki legalitas itu, museum yang beralamat di Dukuh Kancilan, Desa Terban, Kecamatan Jekulo itu akan diakui sebagai museum yang sesungguhnya.

Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, Kasman mengatakan, Museum Patiayam masih dianggap sebagai rumah fosil karena belum mendapat legalitas. Untuk menjadi sebuah museum, pihaknya tengah mengajukan legalitas pada Kemendibud RI.

"Kami sudah mengirimkan draf yang dibutuhkan oleh kementerian,” kata Kasman. (han/lis)

Pegiat Budaya Kudus Gelar Aksi Teatrikal

Sunday, September 29, 2019 Add Comment
KUDUS - Sejumlah pegiat kebudayaan di Kabupaten Kudus, akan menggelar aksi teatrikal betajuk ”Puja Doa Kretek”, di halaman Taman Oasis Kretek Factory PT Djarum, Kamis (3/10) malam mendatang. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kretek Nasional yang jatuh pada 3 Oktober 2019.

Ketua Panitia aksi teatrikal Puja Doa Kretel, Asa Djatmiko mengatakan, prosesi tersebut dimaksudkan untuk mengobarkan ruh bagi keberlangsungan industri kretek, yang merupakan budaya asli bangsa Indonesia yang lahir di Kota Kudus.

‘’Kegiatan prosesi "Puja Doa Kretek" tahun ini,merupakan kali kedua diadakan,” ungkap Asa, Minggu (29/9) kemarin.

Dia menjelaskan, aksi teatrikal itu juga untuk mengenang momentum peresmian Museum Kretek Kudus, oleh Gubernur Jateng Supardjo Roestam pada 3 Oktober 1986 silam.

Sedang aksi teatrikal nanti, lanjutnya, akan mengusung properti dan unsur artistik lain yakni berupa obor (oncor), dupa, kembang setaman dan beras kuning, tembakau, cengkeh, serta tumpeng.

‘’Pada kesempatan tersebut, juga akan diisi penampilan tunggal seorang tari,’’ jelasnya.

Tidak hanya itu, kata Asan, usai penampilan tunggal seni tari, dilanjutkan pembacaan narasi singkat tentang sejarah Kretek oleh Teresa Rudiyanto, Andreas Teguh dan Ricky Martin, dan pembacaan puisi oleh Asa Jatmiko.

‘’Puncak prosesi, tentu adalah melakukan doa bersama,’’ ujarnya.

Dia menambahkan, event ini digelar terbuka untuk umum. Meski demikian, selama kegiatan berlangsung, tim panitia maupun pengunjung tetap menjaga kebersihan dan keheningan.

‘’Acara ini terbuka untuk umum, dengan tetap menjaga kebersihan dan keheningan,” tandasnya. (han/lis)

Suharto Berkomitmen Sejahterakan Warga Temulus

Sunday, September 29, 2019 1 Comment
FOTO BERSAMA: Balon Kades Suharto beserta istri foto bersama warga Desa Temulus usai mendaftarkan diri di Balai Desa Temulus, Sabtu kemarin.
KUDUS - Pemerintah Desa Temulus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, tahun ini bakal menggelar pemilihan Kepala Desa (Kades) Serentak 2019. Sampai berita ini diterbitkan, informasi yang didapat di lapangan, baru dua warga yang sudah mendaftarkan diri sebagai .Bakal Calon Kades Temulus periode 2019-2025. 

Dua warga itu adalah Purwati selaku petahana dan sudah menjabat sebagai Kades Temulus selama dua periode. Kemudian Suharto anggota non-aktif Kodim 0722/Kudus, dengan tugas terakhir sebagai Babinsa Desa Gulang, Kecamatan Mejobo. 

Saat ditemui wartawan Jateng Pos Biro Pati, salah satu Bacakades Temulus, Suharto mengaku berniat mencalonkan diri sebagai Kades Temulus karena ingin mensejahterakan masyarakat Desa Temulus melalui program unggulannya. Komitmen itu juga sudah disampaikan kepada warga desa setempat dalam acara 'Ngopi Bareng', Sabtu (28/9) malam kemarin.

"Saya berniat mencalonkan diri sebagai kades, karena ingin mensejahterakan masyarakat melalui visi dan misi yang menjadi program unggulan," ungkap pria berpangkat Sersan Satu (Sertu) TNI AD.

Jika terpilih, lanjutnya, ia akan mewujudkan visinya yaitu "Menuju Temulus yang Religius, Sejahtera, Adil dan Bermartabat dengan berbasis Partisipasi Masyarakat". Sedangkan untuk misinya, terbagi menjadi lima bidang terdiri dari bidang pelayanan, infrastruktur, pertanian, sosial kebudayaan dan keagamaan serta kepemudaan dan kewirausahaan.

Suharto memaparkan, pada bidang pelayanan yang menjadi salah satu program unggulannya yaitu akan memberikan sistem pelayanan yang cepat, efektif, dan transparan serta bersih dari pungutan liar. Selain itu, akan menyediakan mobil ambulans untuk masyarakat yang sakit. Di bidang infrastruktur, bakal menciptakan pembangunan desa berkualitas berbasis produktivitas ekonomi dan partisipasi masyarakat.

‘’Pada bidang pertanian, saya ingin mengoptimalkan lahan tidur yang selama ini saya melihat tidak tersentuh oleh pemimpin sebelumnya,’’tandasnya.

Tidak cukup itu, pada bidang sosial budaya dan keagamaan, bapak tiga anak ini berkomitmen akan menyalurkan bantuan sosial dengan tepatsasaran. Kemudian pada bidang kepemudaan dan kewirausahaan, saat terpilih nanti akan mengadakan pelatihan keterampilan kewirausahaan untuk pemuda dan masyarakat.

‘’Saya juga akan membuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan membangun sarana olahraga untuk kegiatan masyarakat,’’ paparnya.

Dia menambahkan, ketika nanti terpilih dan mendapat amanah dari masyarakat menjadi Kades Temulus, sebagai seorang pemimpin akan memberikan contoh yang baik kepada bawahannya dan siap memberikan pelayanan utnuk warga selama 24 jam. Dengan demikian, tidak ada warga yang merasa kesulitan mendapat pelayanan dari Pemdes.

‘’Saya siap jadi pelayanan masyarakat,’’tandasnya.

Sementara, Ketua Tim Pemenangan Suharto, Doni Asrikin berharap Suharto tidak lupa terhadap janjinya ketika nanti terpilih mejadi Kades Temulus. Jika suatu saat dilihat melenceng dari tugas pokonya, pihaknya siap bertanggung jawab dan akan memberikan teguran.

"Kami ingin masyarakat ini diwongke (dimanusiakan). Artinya, masyarakat harus dilibatkan untuk membangun desa yang sejahtera, adil dan bermartabat. Warga juga jangan dipersulit,’’ ujarnya.

Terpisah, Tokoh Pemuda Desa Temulus, Sulikan mengatakan, selama ini gerasi muda Desa Temulus merasa gelisah karena selama 12 tahun terakhir ini tidak adanya prestasi yang tercipta. Sehingga muncul gagasan harus ada pergantian sosok pemimpin yang baru, mengingat ada banyak hal yang perlu ditingkatkan. 

‘’Bukan berarti kami tidak menghargai apa yang sudah dilakukan kades yang lama. Hanya, kami dari pemuda ingin sosok pemimpin yang memililiki kualitas dan suasana yang baru,’’ jelasnya. (han/lis/bis)

Dilema Evaluasi SOTK Jelang Pelantikan Presiden

Sunday, September 29, 2019 Add Comment
BERI ARAHAN: Bupati Pati Haryanto saat memberikan pengarahan dalam rapat Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) di ruang Pragolo Setda Pati.
PATI - Evaluasi Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) di lingkungan Pemkab Pati menjadi dilema tersendiri jelang pembentukan kabinet baru. 

Hal ini disampaikan Bupati Pati Haryanto saat memberikan pengarahan dalam rapat Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) di ruang Pragolo Setda Pati, beberapa waktu lalu.

Evaluasi SOTK, lanjut Haryanto memang perlu. Namun, hal tersebut menjadi sebuah dilema manakala akan ada pelantikan kepala negara. Sebab, pada periode kedua, Bupati memprediksi menteri tidak mesti sama, bisa ganti. Dan setelah itu harus menyesuaikan kembali.

"Itu pasti. Dan kebijakan - kebijakan yang nantinya diterapkan, seringkali akan berdampak di bawah. Kalau saya itu, apalah sebuah nama nomenklatur. Kalau saya yang penting kinerjanya bagus, jabatannya tidak hilang, kesejahteraan tetap ada", ujarnya.

Pandangan Bupati tersebut mengemuka, ketika membahas tentang sejumlah instansi yang rencananya akan berubah tipe, yaitu yang tadinya tipe B, dengan adanya Permendagri menjadi tipe A. Seperti misalnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, Dinas Sosial dan KB serta Kesbangpol.

Namun, bupati menegaskan, apabila evaluasi SOTK tidak dilakukan, akan terbentur oleh regulasi. Padahal menurut Haryanto, regulasi dibiayai oleh APBD. 

Apabila terjadi kesalahan, lanjutnya, maka akan timbul permasalahan.

"Seperti Dinas Sosial dan KB, yaitu mengampu tupoksi KB serta Perlindungan Perempuan dan Anak. Dan Kesbangpol, itu bentuknya harus Badan. Sedangkan Badan itu harus esselon II", jelasnya.

Terkait adanya penambahan beban kerja, usai dilakukan peningkatan tipe, bupati meyakini, bahwa nantinya pasti ada penambahan bidang. Sebab, terdapat bidang yang sebelumnya bergabung, sekarang berdiri sendiri.

"Kalau di Dinas Sosial, itu dulu sudah mengampu, namun tidak ada nomenklaturnya. Sehingga dengan regulasi yang ada saat ini, diberi kesempatan lagi untuk mengampu," imbuhnya.

Untuk Kesbangpol, bupati menegaskan justru akan menjadi lebih maksimal. Sebab, akan ada kepala dinas, ada sekretaris serta kepala bidang.  

"Yang sekarang hanya kepala kantor dan kasubag TU serta kepala seksi (Kasi),"  pungkasnya. (gus/lis)


Alat Kelengkapan DPRD Pati Resmi Dibentuk

Sunday, September 29, 2019 Add Comment
PARIPURNA: Anggota DPRD Kabupaten Pati menggelar rapat paripurna penetapan alat kelengkapan dewan (AKD) di Gedung DPRD Pati.
PATI - Alat Kelengkapan Dewan (AKD) di DPRD Kabupaten Pati telah resmi terbentuk dan ditetapkan. Penetapan AKD itu disahkan, melalui rapat paripurna yang berlangsung Gedung DPRD setempat, Sabtu pagi (28/9).

Ketua DPRD Pati Ali Badrudin mengatakan, pembentukan AKD itu sudah melalui proses pembahasan dengan semua unsur pimpinan dewan, kemudian dari hasil pembahasan tersebut lalu disepakati bersama dengan semua anggota DPRD.

Alat kelengkapan dewan yang telah ditetapkan, di antaranya komisi, Badan Anggaran (Banggar), Badan Pembentuk Peraturan Daerah (Bapemperda), Badan Kehormatan (BK) serta Badan Musyawarah (Bamus).

“Setelah pelantikan pimpinan dewan kemarin, kami langsung gerak cepat dan langsung menggelar rapat pimpinan gabungan (rapimgab). Dari hasil pembahasan itu, Alhamdulilah semua alat kelengkapan dewan saat ini semua sudah dibentuk dan disahkan," ujar Ali Badrudin usai memimpin rapat paripurna penetapan susunan keanggotaan AKD, Sabtu lalu.

Dari hasil pembentukan AKD tersebut disepakati Ketua Komisi A diisi dari fraksi PKB,  Ketua Komisi B diisi dari fraksi PDI Perjuangan, Ketua Komisi C diisi dari fraksi Demokrat dan Komisi D diisi dari fraksi Gerindra.

“Perumusan pengisian anggota komisi sudah berdasarkan mufakat dan pengisian posisi ketua juga berdasarkan perolehan suara partai," imbuh Ali

Setelah AKD terbentuk, Ketua DPRD Kabupaten Pati Ali Badruddin menegaskan, semua anggota dewan akan segera bekerja di komisinya masing-masing. Sementara badan musyawarah dewan akan menjadwalkan kegiatan anggota dewan untuk satu bulan kedepan.

Sebelum membentuk AKD, DPRD Pati sebelumnya telah membentuk delapan fraksi, masing-masing  adalah Fraksi PDIP,  Fraksi Demokrat, Fraksi Gerindra, Fraksi PKB, Fraksi PPP, Fraksi Golkar, Fraksi Nasdem dan Fraksi NKRI yang merupakan gabungan dari anggota dewan dari PKS, Perindo dan Hanura. (gus/lis/adv)

Susunan Keanggotaan Komisi DPRD Kabupaten Pati

Komisi A (Bidang Hukum dan Pemerintahan)
Ketua           :  Ir. Bambang Susilo (PKB)
Waka           : Dicko Wahyu Pradana (GERINDRA)
Sekretaris    : H. Sunandar (DEMOKRAT)

Anggota : 
1. H. Jamari Ridwan (PDIP)
2. Suhartono,SE (PDIP)
3. Muslihan, S.Pd.I, M.Pd (PPP)
4. Warsiti (Fraksi NKRI)
5. Susanto (NASDEM)
6. H. Riyanto (GOLKAR)

Komisi B (Bidang Perekonomian dan Keuangan)
Ketua          : Sutarto Oen Thersa, SH (PDIP)
Waka          : Moh. Ali Mundir, ST (Nasdem)
Sekretaris  : H. Hilal Muharrom, ST (PKB)

Anggota : 
1. Dimas Thole Danu Tirto (PDIP)
2. H. Suryanto, A.Md.Pi (DEMOKRAT)
3. Noor Laila, SE, M.Si (GERINDRA)
4. Yeti Kristianti, SM (Gerindra)
5. H. Darbi, SH (PPP)
6. Narso (NKRI)
7. M Danung Singgihaji S.Pd, S.TP, MM (NKRI)
8. Ir. H.M. Nur Sukarno (GOLKAR)

Komisi C ( Bidang Pembangunan)
Ketua          : Siti Maudlu'ah (DEMOKRAT)
Waka          : Iryanto Budi Utomo, SH, MH (NKRI)
Sekretaris  : H. Suwito, SH (PPP)

Anggota : 
1. Teguh Bandang Waluyo (PDIP)
2. H. Joko Wahyudi, SE (PDIP)
3. Suyono ( PDIP)
4. Sri Lestari Wahyu A, S.Pd (DEMOKRAT)
5. Astori, SE (GERINDRA)
6. H. Haryono (PKB)
7. Sholikul Hadi (PPP)
8. Karmijan (NKRI)
9. Sutikno, ST (NASDEM)
10. H. Moh. Setyadi, S.Pd (GOLKAR)
11. Mohammad Ridwan (GOLKAR)

Komisi D (Bidang Kesejahteraan Rakyat)
Ketua          : Wisnu Wijayanto, SH (GERINDRA)
Waka          : Hj. Endang Sri Wahyuningati (GOLKAR)
Sekretaris   : Noto Subiyanto (PDIP)

Anggota: 
1. H. Suwarno, S.Pd, SH, MM (PDIP)
2. Aris Sukrisno, SE, MH (PDIP)
3. Hj. Muntamah MM.M.Pd (PKB)
4. Hj. Maesaroh, S.Pd.I (PKB)
5. H. Rusydi, S.Pd.I (PPP)
6. Wardjono, S.Ag (NKRI)
7. Agus Rofi'i, ST (NKRI)
8. Diddin Syafrudin, SH (NASDEM)
9. Roihan, S.Pd.I (Nasdem)

Badan Kehorhamatan DPRD Kabupaten Pati
Ketua      : H.Rusydi (PPP)
Waka      : H. Suryanto, A.Md. Pi (DEMOKRAT)

Anggota : 
1. Suyono (PDIP)
2. Wisnu Wijayanto, SH (GERINDRA)
3. H. Haryono  ( PKB)

Badan Anggaran DPRD Kabupaten Pati
Ketua               :  H. Ali Badrudin, SE (PDIP)
Wakil Ketua     :  H. Joni Kurnianto, ST. MMT (DEMOKRAT)
Wakil Ketua     :  H. Hardi (Gerindra)
Wakil Ketua     :  H. Muhammadun (PKB)
Sekretaris        :  Bambang Santosa, S.Pd, MM (Bukan Anggota karena jabatan)

Anggota :
1. Soetarto oen Thersa
2. Teguh Bandang Waluyo
3. H. Suwarno
4. H. Joko Wahyudi
5. Siti Maudlu'ah
6. H. Sunandar
7. Astori
8. Noor Laila
9. H. Hilal Muharrom
10. Bambang Susilo
11. Iryanto Budi Utomo
12. M. Danung Singgihaji
13. Narso
14. Wardjono
15. H. Suwito
16. Muslihan
17. Sholikhul Hadi
18. Moh. Ali Mundir
19. Susanto
20. H. Moh Setyadi
21. Hj. Endang Sri Wahyuningati


Badan Musyawarah DPRD Kabupaten Pati
Ketua                :  H. Ali Badrudin, SE (PDIP)
Wakil Ketua      :  H. Joni Kurnianto, ST. MMT (DEMOKRAT)
Wakil Ketua      : H. Hardi (Gerindra)
Wakil Ketua      : H. Muhammadun (PKB)
Sekretaris         : Bambang Santosa, S.Pd, MM (Bukan Anggota karena jabatan)

Anggota : 
1. Noto Subiyanto
2. Suyono
3. H. Jamari Ridwan
4. Suhartono
5. H. Suryanto
6. Sri Lestari Wahyu A.
7.Astori
8. Dicko Wahyu Pradana
9. Hj. Muntamah
10. Hj. Maesaroh
11. Iryanto Budi Utomo
12. M. Danung Singgihaji
13. Wardjono
14. H. Suwito
15. Muslihan
16. Roihan
17. Sutikno
18. Diddin Syafrudin
19. H Moh. Setyadi
20. H Riyanto
21. Mohamad Ridwan

Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Kabupaten Pati
Ketua          : H. Suwarno, S.Pd, MM (PDIP)
Waka          : Karmijan (NKRI)
Sekretaris   : Bambang Santosa, S.Pd, MM (Bukan anggota karena jabatan)

Anggota : 
1. H. Suwarno
2. Dimas Thole Danu Tirto
3. H. Jamari Ridwan
4. Aris Sukrisno
5. Sri Lestari Wahyu A
6.Noor Laila
7.Yeti Kristianti
8. Hj Muntamah
9. Hj. Maesaroh
10. Karmijan
11. Warsiti
12. H. Darbi
13. Diddin Syafrudin
14. Nur Sukarno.

Media Gathering, Semen Gresik Makin Kompak dengan Wartawan

Thursday, September 26, 2019 1 Comment
Puluhan wartawan dari berbagai media di Kabupaten Rembang mendapat banyak pengalaman berharga dari tempat-tempat wisata yang dikunjungi selama kegiatan Media Gathering bersama Semen Gresik pekan ini.
REMBANG - PT Semen Gresik menggelar Media Gathering 2019 Goes to Bali bersama puluhan wartawan cetak, elektronik dan online serta perwakilan Humas Setda Kabupaten Rembang. Kegiatan yang digelar sejak Minggu - Kamis (22-26/9) ini untuk memperkokoh sinergi antara perusahaan persemenan terkemuka ini dengan kalangan media dan stakeholder terkait yang ada di Kota Garam.

Beragam kegiatan dilaksanakan selama Media Gathering 2019 di Pulau Dewata. Kalangan media dan perwakilan humas melihat dan mempelajari berbagai tradisi, seni tari, kuliner, kopi Luwak khas Bali, rumah adat dan kearifan lokal lainnya hingga sektor pariwisata yang menopang perekonomian Bali. 

Upaya memperkokoh sinergi juga disisipkan dalam kegiatan arung jeram sejauh 17 kilometer menyusuri aliran Telaga Waja yang ada di Kabupaten Karang Asem. Dibutuhkan kekompakan agar perahu karet tidak terbalik dan tetap melaju saat melewati sungai berkelok-kelok dengan arus yang deras.

Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum PT Semen Gresik Gatot Mardiana mengatakan kalangan media dan pemerintah daerah memiliki peran penting sejak awal pembangunan hingga beroperasinya Pabrik Rembang. Oleh karena itu, menjaga silaturahmi dan sekaligus sinergi dengan dua elemen ini menjadi prioritas jajarannya.
"Semoga kerjasama yang sudah berjalan ini terus terjalin. Ujung dari proses ini juga untuk kemajuan Rembang," kata Gatot Mardiana, Kamis (26/9).

Plt Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Rembang Sarman Wibowo mengatakan jajarannya siap bermitra dengan kalangan perusahaan maupun instansi pemerintah yang ada di Kota Garam. Kalangan media juga memiliki komitmen ikut memajukan daerah dengan karya-karya jurnalistik yang obyektif dan berimbang.
"Media akan proporsional dan profesional. Sejauh ini aktivitas Semen Gresik positif makanya kita mengapresiasi hal itu," ujarnya.

Sementara itu, Kasubag Pemberitaan, Informasi dan Publikasi Bagian Humas Setda Kabupaten Rembang Agung Dwi Nugroho mengatakan kehadiran Semen Gresik ikut mendongkrak Indeks daya saing daerah (IDSD) di Kota Garam. Tahun ini,  Rembang menempati peringkat tiga IDSD dari  35 kabupaten/kota di Jateng.

"Kontribusi Semen Gresik sangat besar. Saat ini PAD Rembang di atas Rp300 miliar per tahun. Padahal sebelum Semen Gresik beroperasi hanya Rp120 miliar per tahun," tandas Agung. (sov)

Pimpinan DPRD Pati Dilantik

Wednesday, September 25, 2019 Add Comment
PALU KETUA : Ketua DPRD Pati Ali Badrudin menerima palu sidang dari Pimpinan Sementara Joni Kurnianto sebagai simbolis serah terima jabatan.
PATI - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati  resmi mempunyai pimpinan definitif. Empat orang yang menduduki jabatan unsur pimpinan definitif dilantik dan disumpah dalam rapat paripurna, Rabu (25/9) pagi.

Dalam pelantikan kemarin, Ali Baddrudin dari  PDI Perjuangan  kembali terpilih menjadi ketua DPRD periode 2019-2024. Sementara untuk pengisi tiga jabatan wakil ketua dewan adalah Joni Kurnianto dari Partai Demokrat, Hardi dari Partai Gerindra dan Muhammadun dari PKB.

Pelantikan dihadiri para anggota dewan dan jajaran forkompinda Pati. Pelantikan sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Nomor 170/102/2019 tentang Peresmian dan Pengangkatan DPRD Pati periode 2019-2024.

Usai dilantik Ketua Dewan  Ali Badruddin mengucapkan terima kasih kepada segenap masyarakat. Dia juga berharap dapat mengemban tugas dan tanggung jawab agar dapat terlaksana dengan baik.

“Kami atas nama pimpinan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk memimpin DPRD Pati,” katanya.

Dia juga meminta dukungan dan partisipasi masyarakat. Pihaknya juga mengaku akan menjaga amanah yang diberikan dengan selalu menjaga nilai sosial, agama dan budaya.

“Dalam menjalankan amanah ini, kami juga akan menjunjung tinggi martabat bangsa,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Pati Haryanto menilai bahwa pelantikan ini bukan hanya semata seremonial semata. Mengingat, setelah ini ada banyak tugas yang menanti.

“Termasuk pembahasan APBD 2020. Ada juga Raperda RTRW dan Raperda-raperda lain,” pungkasnya. (gus/lis/adv)

Bakulan Siap Pasarkan Produk UKM Kudus

Wednesday, September 25, 2019 Add Comment
PALIKASI BAKULAN: Owner e-Commerce Bakulan dan Gasbro Fatkhul Naim menunjukkan aplikasi Bakulan yang siap menampung dan memasarkan produk UKM Kudus.
KUDUS - Perusahaan e-commerce atau online marketplace ‘Bakulan’ siap membantu pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) Kudus untuk memasarkan produknya. Aplikasi pemasaran dalam jaringan (daring) yang dibuat putra Kudus itu, memang bertujuan untuk menjualkan atau memasarkan produk hasil kreatifitas dan inovasi warga Kota Kretek.

Hal itu diungkapkan owner marketplace Bakulan, Fatkhul Naim kepada Jateng Pos Biro Pati baru-baru ini. Dia mengatakan, saat ini sudah mengantongi data pelaku dan jenis produk UKM asli Kudus. Produk-produk itu nantinya bisa dipasarkan melalui aplikasi Bakulan agar pangsa pasarnya lebih luas dan penjualannya bisa maksimal.

"Bakulan ini menjadi wadah produk UKM khas Kudus,” kata Naim.

Dikatakan, dari data yang sudah di kantonginya, saat ini terhitung sebanyak 13 ribu produk UKM dari Kabupaten Kudus. Namun sebagian besar hasil kerajinan itu, dijual di pasar konvensional yang penjualannya hanya di lingkup Kota Kudus. Sehingga melalui aplikasi marketplace yang dibuat pada 2017 itu, barang-barang tersebut bisa di pasarkan ke seluruh Indonesia.

Diakui, untuk saat ini aplikasi tersebut masih butuh pengembangan. Rencananya, di dalam aplikasi Bakulan akan dilengkapi menu Buka Bakul, Browsing Bakul dan menu lainnya untuk mempermudah pelaku UKM menjual produknya maupun berkomunikasi dengan calon buyer.

"Jika sudah siap semua, aplikasi ini akan kita launchingkan,” imbuhnya.

Sebelum resmi diluncurkan, sambungnya, pelaku UKM bakal dibekali pelatihan yang difasilitasi Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus. Adapun materi yang akan diberikan yaitu mulai cara mendaftar barang yang akan dijual, cara pengemasan dan materi lainnya. Materi itu untuk menunjang pelaku memulai bisnis online.

"Melalui Bakulan, pangsa pasarnya juga bisa tambah meluas,” katanya.

Tidak cukup itu, dia juga mempunyai wacana, jika semua sudah berjalan dengan baik dan lancar. Bakulan bisa menghubungkan pelaku UKM dengan pihak perbankan untuk membantu permodalan. Pihak perbankan akan melihat, produk mana yang banyak laku terjual itu yang nantinya akan dibantu mengembangkan.

Untuk itu, para pelaku UKM Kudus harus melek teknologi, sehingga produknya tidak hanya dipasarkan di wilayah Kudus saja. Melihat produk UKM Kudus sudah layak dijual ke luar daerah, seperti sirup parijoto, jenang Kudus, Kopi Muria dan produk lainnya.

"Sekarang semua udah serba online. Jika sudah memahami, bisa dengan mudah mengembangkan marketnya melalui marketplace. Untuk kurirnya, bisa juga nanti bekerja sama dengan aplikasi Gasbro (seperti Gojek), yang saat ini sedang saya kembangkan juga,” pungkasnya. (han/lis)


Sapi Tergemuk di Pati Sabet Juara 2 Tingkat Provinsi Jateng

Wednesday, September 25, 2019 Add Comment
GINUK-GINUK:  Sapi  “Boy Limos " foto bareng majikanya saat menjuarai kontes sapi gemuk di Rembang, Rabu (24/9).
PATI - Seekor sapi jenis peranakan limosin milik warga Kabupaten Pati menjadi juara runner up di perlombaan penggemukan sapi tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diadakan di Kabupaten Rembang, Rabu (24/9).

Sapi berukuran jumbo itu milik Anita Ngatmiati, warga Desa Tambahmulyo, Kecamatan Gabus.

Oleh pemiliknya sapi yang memiliki bodi super tambun itu diberi nama Boy Limos dan memilik bobot 1,2 ton.

Sebelum dilombakan di ajang tingakt provinsi , Boy Limos menyabet juara 1 lomba penggemukan sapi di tingkat kabupaten.

Pemilik sapi Anita Ngatmiati yang juga berprofesi sebagai peternak sapi itu mengaku senang sekaligus bangga jika sapi piaraanya selalu mendapat nomor setiap kali dilombakan.

"Seneng dan bangga juga, karena sapi peliharaan saya bisa menyabet juara lomba penggemukan sapi baik tingkat kabupaten maupun tingkat Provinsi Jawa Tengah,"kata Anita.

Menurutnya, awalnya dia tidak menarget juara saat mengikutkan sapi piaraanya, karena saat itu dia hanya ingin berpartisipasi meramaikan lomba kontes sapi gemuk yang diadakan Dinas Peternakan (Dispetanak) Kabupaten Pati.

"Setelah dapat juara pertama di tingkat Kabupaten Pati, si Boy Limos dilombakan di tingkat provinsi dan dapat juara ke dua," ujar Anita yang juga mantan model peragaan kebaya itu.

Dia berharap lomba penggemukan sapi bisa terus diadakan agar bisa memberi motivasi dapat menambah semangat para peternak sapi untuk lebih meningkatkan kualitas ternaknya. (gus/lis)

Kakek Ditemukan Meninggal dengan Luka Bakar

Wednesday, September 25, 2019 Add Comment
IDENTIFIKASI: Petugas sedang melakukan identifikasi jenazah yang ditemukan dalam kondisi luka bakar.
REMBANG - Seorang pria berusia lanjut, yakni Asrup (76) warga Desa Sumberagung, RT 1 RW 1 Kecamatan Pancur, Rembang, ditemukan tergeletak tak bernyawa di kebun dekat rumahnya pada Rabu (25/9), sekitar pukul 09.30 WIB. 

Keberadaan almarhum sempat diketahui Nur Rokhmad, salah satu tetangganya. Saat pagi hari,  ia mengetahui korban membakar sampah daun jati yang berserakan di sekitar lokasi kejadian. 

Namun, ketika pukul 09.30 WIB, saat ia melintasi lokasi kejadian, mendapati Asrup dalam keadaan tergeletak. Saat dicek, ternyata sudah meninggal dunia. 

"Awalnya saya tahu orangnya kan bakar-bakar di lahan dekat rumahnya itu, bakar klaras godong jati itu. Saya kan tetangganya, tahu-tahu itu pas saya lewat, dicek sudah meninggal," kata Rokhmad. 

Atas temuan itu, Rokhmad menyebut korban mengalami luka bakar hingga separuh badan. Petugas dari kepolisian dan tim medis dari puskesms setempat kemudian mengevakuasi jenazah korban. 

"Yang datang ke lokasi banyak orang. Mereka kan juga berusaha memadamkan api yang di sekeliling Mbah Asrup itu. Luka setengah badan itu, mulai perut ke bawah sama belakang punggung. Yang bagian depan perut ke atas itu tidak," jelasnya. 

Sementara saat dikonfirmasi, Kapolsek Pancur AKP Sri Iriyanti menjelaskan, korban diduga meninggal akibat terlalu banyak menghirup asap pembakaran. Hingga menyebabkan korban pingsan sehingga terbakar api. 

"Kemungkinan karena api merembet dan Mbah Asrup terkepung oleh api sehingga mengakibatkan sesak nafas dan ikut terbakar. Anggota kami dan puskesmas langsung merapat ke lokasi untuk melakukan pengecekan korban. Selanjutnya korban dibawa ke rumah duka," katanya. (sov/lis)

Pemkab Rembang Jaga Kualitas Sapi Ongole

Wednesday, September 25, 2019 Add Comment
BIBIT UNGGUL: Ratusan hewan ternak dipamerkan pada Gelar Potensi Peternakan yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Pemkab Rembang di GOR Mbesi Rembang.
REMBANG - Gelar Potensi Peternakan dan Gebyar SIWAB 2019 makin menyemarakkan puncak perayaan hari tani nasional tahun ini di Gedung Olah Raga (GOR) Mbesi Rembang, Rabu (25/9) kemarin. 

Sedikitnya 600 hewan ternak dari berbagai wilayah di Jawa Tengah berpartisipasi dalam festival ternak unggulan yang diisi berbagai macam lomba tersebut.

Gubernur Jawa Tengah Melalui Asisten II Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Jawa Tengah, Peni Rahayu mengatakan, selain sebagai upaya nyata mendukung kedaulatan pangan Jawa Tengah, kegiatan ini juga merupakan apresiasi kepada para peternak sekaligus  memotivasi agar semakin meningkatkan usaha peternakannya. 

Dirinya menyebutkan, peternakan di Jawa Tengah, baik dari peternakan sapi, kambing, maupun unggas telah dikembangkan dengan baik. Bahkan hasil ternak unggas jenis ayam saat ini populasinya sangat melimpah hingga menimbulkan permasalahan over supply. 

"Kami berkali-kali dipusingkan dengan hasil ternak unggas. Pada saat yang lalu kami diundang oleh Menteri Menko Perekonomian juga belum bisa memberikan jawaban. Kemarin para peternak juga sudah menghadap Gubernur (Ganjar Pranowo) terkait dengan produksi ternak ayam yang melimpah," bebernya.

Pada event bertajuk Ngrumat Bebrayan Hanggayuh Kamulyaning Kadang Tani Ternak ini, Bupati Rembang Abdul Hafidz memaparkan potensi ternak di wilayahnya.

Dirinya mengaku bangga, sebab Kabupaten Rembang menempati ke-4 se-Jawa Tengah dalam jumlah populasi ternak sapi. 

Saat ini populasi jumlah sapi di Kabupaten Rembang mencapai 135.997 ekor per tahun. Menurutnya hal tersebut bisa menjadi daya tarik dan potensi untuk pengembangan usaha agro bisnis peternakan. Khususnya, dapat menarik investor ternak untuk menanam modal di bidang ini.

Saat ini, kata Bupati Hafidz, Kabupaten Rembang juga telah ditetapkan sebagai sumber bibit sapi peranakan PO oleh Kementrian Pertanian. Dengan status tersebut, akan mempengaruhi tingkat harga jual dan kepercayaan para konsumen atau pembeli.

Khusus bibit sapi PO di Kecamatan Kragan, sudah terjamin dan dilengkapi sertifikat jaminan kualitas bibit sapi PO yang baik.

"Sapi PO Ongole di Kragan sudah tersertifikasi dan terjamin dari segi kesehatannya. Hal itu berdasar penilaian balai penelitian yang menangani kesehatan hewan," katanya.

Direktur Peternakan dan Kesehatan Hewan Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita, mengatakan, faktor utama keberhasilan ternak ditunjang dengan pemenuhan hijauan pakan ternak yang berkualitas. 

I Ketut menuturkan bahwa pada tahun 2019, Program Gerakan Pengembangan dan Pemanfaatan Pakan Berkualitas (Gerbang Patas) sudah terealisasi 59.5% atau sebesar 97 Ha, dan untuk pengembangan padang penggembalaan sebesar 100 Ha sudah terealisasi 100%, pemeliharaan padang penggembalaan 472 Ha terealisasi 300 Ha atau setara 50.56%.

Pihaknya berharap agar pelaku peternakan khususnya Kabupaten Rembang untuk terus mendukung kemajuan pembangunan peternakan Indonesia. Sebab dibutuhkan kesadaran dan perhatian akan pentingnya penanganan masalah pangan, sehingga Swasembada Daging Sapi tahun 2026 sebagaimana ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo terwujud.

"Bapak Bupati beserta jajaran untuk pemotongan hewan ternak betina di Jawa Tengah diawasi seketat mungkin. Karena banyak ternak betina kita yang merupakan sumber bibit sapi kita dipotong-potong. Nanti kalau sampai betinanya dipotong peternakan kita akan muter-muter horisontal tidak pernah bertambah," kata I Ketut Diarmita. (sov)

Hartopo Kecewa, HUT Kudus Tak Semarak

Wednesday, September 25, 2019 Add Comment
PASEBAN KUDUS: Paguyuban Seniman Barongan (Paseban) Kudus menjadi salah satu peserta kegiatan Karnaval Budaya dalam rangka Hari Jadi Kota Kudus ke-470.
KUDUS - Plt Bupati Kudus HM Hartopo merasa kecewa atas serangkaian event Hari Jadi Kudus ke- 470 yang digagas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus. Menurutnya, kegiatan yang dilaksanakan sejak 1 September itu, tidak semarak dan kurang menarik.

"Saya tidak marah, tapi hanya kecewa saja. Kemarin selesai kegiatan saya panggil sebagai imbauan dinas terkait,” kata Hartopo saat ditemui di Gedung Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus, Rabu (25/9) kemarin.  

Hartopo menjelaskan, ia mengaku kecewa mulai pada kegiatan khotmil Quran. Kegiatan yang digelar di Pendapa Kabupaten Kudus pada Sabtu (21/9) itu, jumlah tamu undangan yakni santri dan masyarakat lebih banyak dibanding Aparatur Sipil Negara (ASN) selaku penggelar hajat.

"Saya sangat kecewa. Pada acara itu dari OPD banyak yang tidak hadir, padahal yang punya hajat,” ungkapnya.

Seharusnya, sambung Hartopo, dari Disbudpar bisa mengundang camat dan mengajak pegawainya hadir minimal 5 orang. Namun pada kenyataannya, jumlah pegawai yang hadir sangat sedikit.

Kemudian berkaitan dengan karangan bunga yang terpajang di komplek Pendapa Kabupaten Kudus, jumlah karangan yang terpajang sangat sedikit, sehingga tidak terlihat meriah pada Hari Jadi Kota Kudus tahun ini.

"Harusnya banyak yang ikut berpartisipasi mengingat OPD di Kudus berjumlah ratusan,” tandasnya dengan nada kesal.

Dia menambahkan, dinas terkait seharusnya bisa menghubungi perbankan, leasing atau perusahaan yang ada di Kudus, untuk mengirimkan karangan bunga. Ia berfikir semua perusahaan sudah tau, karena banner HUT Kudus sudah terpasang di setiap sudut kota.

Tidak cukup itu, Hartopo juga sangat kecewa dengan gelara event Karnaval dan Budaya Fashion On The Street pada Senin (23/9) belum lama ini. Menurutnya, jumlah peserta yang ikut terlalu banyak, sehingga banyak memakan waktu. Di samping itu, tema yang dipamerkan pun tidak cukup menarik bagi penonton. Bahkan peserta peragaan busana itu hanya terlihat jalan-jalan biasa, dan waktu tampilnya tidak diatur dengan baik.

"Ini sebagai evaluasi, agar pesta HUT Kudus sedap ditonton dan menunjukkan potensinya. Karena yang nonton tidak warga Kudus saja,” tegasnya.

Sementra Plt Kepala Disbudpar Kudus, Wahyu Haryanti saat dikonfimasi mengatakan, pasti ada evaluasi untuk kegiatan HUT Kudus kemarin, tapi untuk internal. Diakui, pada event kemarin masih banyak kekurangan karena kegiatan yang dilaksanakan lebih banyak dari tahun kemarin.

"Pasti ada evaluasi untuk kegiatan Hari Jadi Kudus kemarin,” kata Wahyu.

Sebelumnya diberitakan, Disbudpar Kabupaten Kudus menggelar berbagai event dalam rangka Hari Jadi Kota Kudus ke-470, yang terpusat di kawasan Alun-alun Simpang Tujuh Kudus. (han/lis)

Pimpinan DPRD Kudus Periode 2019-2024 Resmi Dilantik

Wednesday, September 25, 2019 Add Comment
UCAPAPAN SELAMAT: Plt Bupati Kudus HM Hartopo memberikan selamat kepada Pimpinan DPRD Kudus Periode 2019-2024 yang baru dilantik di Ruang Rapat Paripurna Gedung DPRD Kudus kemarin.
KUDUS - Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus Masa Keanggotaan 2019-2024 resmi dilantik di ruang Rapat Paripurna Gedung DPRD Kabupaten Kudus, Selasa (25/9) malam kemarin. Pengambilan sumpah janji jabatan dipimpin oleh Ketua Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Kudus Rudi Fakhrudin Abbas.

Pada pelantikan tersebut, dihadiri Plt Bupati Kudus M Hartopo, anggota DPRD Kudus sebanyak 38 orang, jajaran Forkopimda Kudus, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Kudus, camat, kepala desa (kades) dan tamu undangan lainnya.

Sebelum pengambilan sumpah jabatan oleh Ketua PN Kudus, Sekretaris Dewan (Sekwan) Kabupaten Kudus Jadmiko Muhardi Setiyanto membacakan Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Tengah Nomor 170/100 Tahun 2019 tentang Peresmian Pengangkatan Pimpinan DPRD Kabupaten Masa Jabatan Tahun 2019-2024.

Pada surat keputusan itu, memutuskan dan menetapkan Masan dari Fraksi PDIP Kudus menjadi Ketua DPRD Kudus periode 2019-2024, didampingi Ilwani dari Fraksi PKB yang ditunjuk sebagai wakil ketua bersama Tri Erna Sulistyawati dari Fraksi Partai Golkar dan Sulistyo Utomo dari Fraksi Pratai Gerindra. Keputusan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan di Semarang pada 19 September 2019 yang ditandatangani Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jateng.

Dalam sambutannya, Plt Bupati Kudus Hartopo mengucapkan selamat atas dilantiknya pimpinan DPRD Kabupaten Kudus Periode 2019-2024. Pada pengucapan sumpah/janji ini untuk menjadi komitmen bersama. Kemudian sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2004 yang diubah dalam Nomor 2 Tahun 2018 tentang DPRD Kudus. Anggota dewan ini memiliki tugas pokok dan fungsi penganggaran dan pengawasan.

"Untuk itu, pemkab dengan anggota DPRD Kudus tidak ada yang saling mengadu domba. Atau memunculkan konflik pribadi maupun secara umum,’’ ujar Hartopo.

Pihaknya berharap, Pemkab Kudus dengan wakil rakyat ini bisa bekerja sama dan saling menjaga integritas serta kemitraan. Sehingga akan tercipta kondisi yang kondusif di Kabupaten Kudus."Dan juga adanya perbaikan yamg dikehendaki, agar bisa saling sinergi antara pemkab dengan DPRD Kudus," tandasnya.

Terpisah, Ketua DPRD Kudus Periode 2019-2024, Masan mengucapkan rasa syukurnya berkat rahmat Allah, kegiatan pelantikan sumpah/janji Pimpinan DPRD Kudus berjalan dengan tertib dan lancar.

"Semoga amanah dan tanggung jawab yang diberikan kepada wakil rakyat yang baru dilantik, dapat dijalankan dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Masan didampingi Wakil Ketua DPRD Kudus dari Fraksi Partai Gerindra Sulistyo Utomo.

Lebih lanjut Masan mengatakan, setelah pelantikan ini, pimpinan DPRD Kudus konsentrasi pada pembentukan alat kelengkapan dewan (AKD). Pembentukan AKD ditargetkan tuntas pada pekan depan, karena dalam pekan ini masih dalam proses persiapan.

"Kalau bisa selesai minggu ini akan kami selesaikan,” imbuhnya.

Menanggapi arahan Plt Bupati Kudus M Hartopo, Masan menjelaskan anggota dewan mempunyau tugas pokok dan fungsi yang jelas, yaitu budgeting, controling dan legislasi. Pihaknya meminta kepada seluruh dewan agar menjalankan tupoksinya itu dengan baik sesuai perundang-undangan yang ada.

"Kalau ada hal-hal yang melenceng itu dilakukan oleh oknum. Saya berharap kepada seluruh anggota, agar menjalankan tupoksinya sesuai perundang-undangan yang ada,” pungkasnya. (han/lis)

Berlakukan Sistem Buka Tutup

Tuesday, September 24, 2019 Add Comment
KENDARAAN : Sejumlah kendaraan saat melintasi jalan Juwana – Jetak.
PATI – Perbaikan jalan Juwana – Jetak, Wedarijaksa kini mulai dikerjakan. Selain pembenahan, jalan tersebut juga turut dilakukan pelebaran. Untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan sistem buka tutup pun dilakukan.

Dari pantauan di lapangan, pekerjaan jalan Juwana – Jetak itu saat ini tengah dikerjakan. Sistem buka tutup cukup membantu menata kelancaran arus lantaran banyaknya kendaraan besar yang melintas.

Pengerjaannya sendiri mulai dilakukan di titik yang belum diperbaiki atau meneruskan pekerjaan tahun lalu. Yakni dimulai dari jalan Desa Growong Kidul, Bakaran Wetan hingga ke utara. Selain itu juga terlihat pengecoran seperti turut jalan Desa Bangsalrejo, Wedarijaksa. Jalan itupun turut dilebarkan menjadi 7 meter.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Ahmad Faisal melalui Kasi Peningkatan Jalan Hasto Utomo mengamini jika saat ini peningkatan jalan Juwana – Jetak diteruskan dari pengerjaan tahun lalu.

“Targetnya bisa diselesaikan saat ini. Rencananya dikerjakan dengan aspal dan beton.Namun pengecoran jalan dengan beton rigit dilakukan di titik jalan yang kerap rusak,” ujarnya.

Pengerjaan jalan itu sendiri menggunakan anggaran dana alokasi khusus (DAK). Anggarannya mencapai Rp 5,6 miliar. Target pekerjaannya yakni segmen pertama dengan panjang 1.390 meter dan segmen kedua dengan panjang 1.655 meter dengan lebar jalan 7 meter.

“Sedangkan rencananya dilebarkan satu meter dari awalnya 6 meter menjadi 7 meter. Ini supaya jalan lebih lebar dan pengguna jalan lebih nyaman. Terlebih jalan tersebut kini semakin padat karena menjadi jalan alternatif ke arah Rembang dan ke timur,” imbuhnya. (lis)

Saniatuz Zulfa, Nyaman Jadi Santriwati

Tuesday, September 24, 2019 Add Comment
FOTO: DOK PRIBADI
MEMPUNYAI paras yang cantik serta anggun dan berahlakul karimah, tentu menjadi dambaan setiap orang. Terlebih, menjadi insan yang terus mendalami ilmu keagamaan. Seperti halnya Saniatuz Zulfa, wanita kelahiran 15 Januari 1996 yang selama bertahun-tahun mendalami agama di pesantren.

Wanita asal Desa Wateshaji, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati ini memang sejak awal dirinya ingin berperan di masyarakat. Terlebih, di lingkungannya masih membutuhkan sosok yang mempunyai ilmu lebih soal agama. Dirinya menjadi santri di Kajen sejak berada di bangku sekolah.

“Yang terpenting santri tidak ketinggalan zaman. Awal mula keluarga memasukkanku ke pesantren dan alhamdulillah langsung betah. Aku dahulunya pendiam, semenjak di pesantren, jati diriku kian terungkap. Orang tuapun menyadari hal itu,” ujarnya.

Wanita yang kerap di sapa Sania ini jebolan dari dua pesantren yang ada di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati. Saat dirinya masih berada di bangku Tsanawiyah di Salafiyah, ia mematangkan ilmu di pesantren Nurul Huda. Sedangkan saat dibangku Aliyah Mathali’ul Falah, ia menjadi santri di Yayasan Djoyo Tirto Al Mardliyah pesantren putri Raudloh ath-Thohiriyah Kajen.

“Selain mendalami agama, di pesantren juga dapat berbaur dengan banyak teman dari berbagai kalangan. Tentunya kita semakin dapat bertukar pikiran. Nantinya, saya akan mengaplikasikan apa yang telah saya dapatkan di pesantren kepada masyarakat desa,” ungkap dara yang juga sedang menempuh pendidikan Strata 1 nya di UIN Semarang ini. (lis)