Ratusan Siswa Ikut Pelatihan Manasik Haji

Thursday, August 29, 2019 Add Comment
MANASIK HAJI: Ribuan siswa PAUD dan TK di Kabupaten Kudus, mengikuti pelatihan manasik haji di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.
KUDUS - Ribuan siswa dari 31 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) di Kabupaten Kudus, mengikuti program kegiatan pelatihan manasik haji di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Kamis (29/8) pagi kemarin.

Kepala TK Islam Terpadu Umar Bin Khathab sebagai penyelenggara kegiatan, Eti Nidiawati mengatakan, pelatihan manasik haji ini untuk membentuk karakter anak-anak, dengan mengenalkan rukun ritual haji sebagai rukun Islam kelima sejak dini.

"Diharapkan, ketika dewasa memiliki motivasi dan cita-cita menunaikan rukun Islam kelima tersebut,” ujar Eti kepada wartawan di Alun-alun Kudus.

Lebih lanjut, Eti menjelaskan, ibadah haji adalah salah satu ibadah yang membutuhkan kesiapan mental dan fisik yang memadahi. Dengan demikian kesiapan itu harus dikenalkan sejak dini. Selain itu, yang harus dipertunjukkan sejak dini yaitu tata cara pelaksanaan ibadah haji.

"Pelatihan manasik haji ini juga salah satu upaya menumbuhkan semangat, bagi umat muslism,” imbuhnya.

Dikatakan Eti, pelatihan manasik haji ini digelar secara rutin tiap tahun oleh TKIT Umar bin Khathab Kudus. Adapun jumlah peserta, tahun ini sebanyak 1.606 peserta termasuk guru pendamping dari 31 lembaga PAUD dan TK. Melihat angka tersebut, jumlah peserta tahun ini ada peningkatakan karena tahun lalu hanya diikuti 21 lembaga pendidikan.

"Kalau jumlah siswa, tahun ini sebanyak 1.373 peserta yang ikut latihan manasik haji,” paparnya.

Pantauan di lapangan, ribuan siswa tersebut terlihat antusias dan ceria mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Anak-anak tersebut juga memakai pakaian ihram didampingi gurunya untuk memudahkan mengikuti seluruh rangkaian praktik ibadah haji.

Adapun proses rukun haji, diawali dari padang arafah untuk melaksanakan wukuf. Kemudian diajak melempar jumrah, tawaf mengelilingi kabah, sai atau lari-lari kecil antara bukit safa dan marwah serta mencukur rambut layaknya haji sebenar. Seluruh proses rukun haji ini, dilaksanakan di Alun-alun Kudus. (han/lis)

Satlantas Pati Gelar Operasi Patuh

Thursday, August 29, 2019 Add Comment
PATI - Jajaran Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres Pati mulai, Kamis (29/8), kemarin telah melaksanakan Operasi Lalu Lintas bersandi Patuh Candi 2019 .

Kapolres Pati AKBP Jon Wesly melalui Kasatlantas AKP Chirstian C Lolowang mengatakan, kegiatan Operasi Patuh tersebut memiliki 4 tujuan. Yang pertama untuk menciptakan Kamseltibcarlantas dengan menekankan peningkatan sumber daya manusia.

Kedua, melaksanakan kegiatan proaktif dan pendekatan preventif. Ketiga, Operasi Patuh bertujuan untuk peningkatan bidang pelayanan baik informasi hingga administrasi dan penegakan hukum serta peningkatan profesionalisme dan transparansi khususnya dalam pelayanan.

"Operasi Patuh ini digelar secara serentak secara nasional yang dilaksanakan  2 pekan hingga 11 September mendatang ," ujar Kasatlantas Polres Pati.

Dalam Operasi Patuh ini, petugas menyasar para pengendara yang melanggar ketentuan keselamatan berkendara antara lain,  pengendara motor tidak memakai helm, pengemudi di bawah umur, pengemudi mobil yang tidak memakai sabuk keselamatan, melawan arus, melebihi batas kecepatan, penggunaan HP saat berkendara, serta pengaruh minum beralkohol saat mengemudi

"Kami juga akan menyasar bagi kendaraan pribadi yang dipasang lampu rotator/strobo atau sirine, karena itu juga melanggar aturam," tegas AKP Christian. (gus/lis)

Kreasikan Limbah Jagung jadi Kerajinan

Thursday, August 29, 2019 Add Comment
Saras Ningrum
REMBANG - Bonggol jagung dianggap sebagai sampah yang terbuang percuma. Namun di tangan emak-emak yang satu ini, limbah tersebut disulap menjadi berbagai macam produk kerajinan yang memiliki nilai jual.

Meski dalam kondisi keterbatasan atau menyandang disabilitas, tak menghalangi Saras Ningrum, warga Desa sendangmulyo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang ini untuk berkarya. Dirinya berhasil mengkreasikan bonggol jagung untuk barang kerajinan, seperti bross, once, aneka souvenir, wadah tisu, tempat lampu dan masih banyak lagi yang lain. 

Hasil karya warga Desa Sendangmulyo tersebut dipamerkan dalam kegiatan Bursa Inovasi Desa di lapangan depan Gedung Haji Rembang, belum lama ini.

Saras mengaku prihatin seringkali tiap kali panen jagung, bonggol jagung bekas pipilan banyak berserakan di pinggir jalan kampung. Kalaupun ada yang memakai, sebatas untuk bahan bakar memasak.

Saat itu di desanya, sempat berlangsung pendampingan program pemberdayaan. Setelah melalui proses pembahasan, muncullah ide mengoptimalkan keberadaan bonggol jagung tersebut.

“Jujur saja saya prihatin, melihat banyak sekali janggel jagung nggak terpakai. Nah, saat ada pendampingan, keluar ide gimana kalau buat kerajinan berbahan janggel. Dari sampah, kini menjadi bernilai, “ tutur Saras.

Saras membenarkan ada sejumlah kendala. Di antaranya pengetahuan sumber daya manusia (SDM) yang memproduksi masih terbatas. Sehingga nantinya perlu tambahan pelatihan.

Kendala berikutnya terkait pemasaran. Barang yang dibuat, lakunya relatif lama. Andai ada pengepul mau cepat membayar tunai, kemungkinan pengrajin akan semakin bersemangat.

“Kan barang ini menjadi uangnya lama. Untuk mendorong warga lebih berkreasi, jujur saja kami masih terkendala. Semua serba apa adanya, kita masih sangat perlu bimbingan dan pendampingan," tandasnya. (sov/lis)

DPRD Pati Mulai Bentuk Fraksi

Thursday, August 29, 2019 Add Comment
PATI - Setelah resmi dilantik pada Rabu (27/8) kemarin, kini para Anggota DPRD Pati sedang fokus membentuk fraksi-fraksi. Ini menjadi pijakan awal untuk pembentukan dan pemenuhan alat kelengkapan dewan.

Sekretaris DPRD (Setwann) Pati Bambang Santoso mengatakan, untuk membentuk alat kelengkapan DPRD, akan diawali dengan pembentukan fraksi.

“Usai pengambilan sumpah atau janji dan pelantikan, DPRD Pati untuk beberapa waktu lamanya dipimpin ketua dan wakil ketua sementara,” katanya.


Ketua DPRD Sementara saat ini dipegang oleh Ali Badrudin (PDI Perjuangan) dan Wakil Ketua Sementara Joni Kurnianto (Demokrat).

Tugas ketua dan wakil ketua sementara adalah memimpin rapat-rapat DPRD, membentuk fraksi dan memproses kepemimpinan DPRD yang definitif, yakni ketua dan tiga wakil ketua.

“Setelah terbentuk fraksi itu baru membentuk kelengkapan yang lain. Mulai dari Badan Anggaran (Banggar), Komisi, Badan Musyawarah (Bamus), Badan Kehormatan Dewan (BK) dan Badan Pembuat Peraturan Daerah (Bapemperda),” ujarnya.

Ia memperkirakan dalam waktu yang tidak lama, semua alat-alat kelengkapan dewan segera terbentuk. Menyinggung unsur pimpinan dewan, mulai dari ketua, dan wakil-wakilnya, sesuai dengan Undang-Undang MD3, maka parpol suara terbanyak pertama hingga terbanyak keempat yang akan mendapat jatah.

“Prosesnya tentu pimpinan parpol itu akan menunjuk siapa yang ditunjuk sebagai pimpinan. Setelah itu nanti pimpinan sementara memproses nama-nama yang sudah masuk ke gubernur untuk ditetapkan sebagai pimpinan DPRD definitif, yang disetujui pada sidang paripurna DPRD. Setelah turun surat dari gubernur nanti ada pelantikan lagi oleh Ketua Pengadilan Negeri Pati,” imbuhnya.

Bambang menyebut, posisi ketua DPRD akan diisi oleh PDI Perjuangan. Sedangkan wakil ketua I, II dan III masing-masing dari Partai Demokrat, Partai Gerindra, dan PKB. (gus/lis)

Polisi Buru Pelaku Pembuang Bayi

Thursday, August 29, 2019 Add Comment
DIPERIKSA: Kapolsek Jati AKP Bambang Sutaryo memeriksa bayi yang ditemukan Surasno, di teras rumahnya Rabu pagi kemarin.
KUDUS - Jajaran Polsek Jati Polres Kudus hingga kini masih memburu dua orang pelaku, yang membuang bayi di teras rumah milik Surasno warga Desa Tumpangkrasak RT 03 RW 06 Kecamatan Jati, Kudus, Rabu (28/8) pagi kemarin. Diduga, dua pelaku tersebut sepasang suami istri yang sengaja meninggalkan anaknya di teras rumah warga.

Kapolsek Jati Polres Kudus, AKP Bambang Sutaryo mengatakan, pelaku diduga sepasang suami istri yang sengaja meninggalkan anaknya di teras rumah milik Surasno. Hal itu terlihat dari rekaman video close circuit television (CCTV), yang terpasang tidak jauh dari lokasi penemuan.

"Ya (ada video CCTV) mas,” singkatnya, Kamis (29/8) melalui aplikasi WhatsApp.

Dia menegaskan, dua pelaku tersebut bisa dijerat Pasal 308 KUHP jo 305 KUHP. Sedangkan ancaman hukumannya, minimal 2 tahun 9 bulan sampai 5 tahun 6 bulan.’’Saat ini masih dilakukan penyelidikan,” jelasnya.

Diketahui, dari rekaman CCTV berdurasi 11 detik pada Rabu (28/8) pukul 04.30 WIB itu, dua pelaku mengendarai sepeda motor berhenti di depan rumah Surasno. Salah satu pelaku yang memakai jaket, helem dan celana training panjang turun, dan berjalan menuju teras rumah.

Setelah itu, meletakkan sebuah benda yang terbungkus kain di dekat tiang rumah. Selesai meletakkan barang bawaannya, pelaku yang diduga seorang perempuan tersebut meninggal lokasi.”Rekaman video CCTV ini menjadi salah satu alat bukti, untuk melakukan penyelidikan,” imbuhnya.

Dia menambahkan, setelah penemuan bayi ini diberitakan, banyak pasangan suami istri yang menginginkan balita berjenis kelamin laki-laki ini. Keinginan warga itu disampaikan melalui pesan singkat maupun telepon. Pemilik rumah yakni Surasno, juga mempunyai niat yang sama yaiut mengadopsi bayi malang tersebut.

Namun, kata Bambang, saat ini belum bisa memberikan jawaban, karena bayi berbobot 3,4 kilogram itu masih dilakukan perawatan dan pengawasan di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus. Selesai dilakukan perawatan dan dinyatakan baik, akan diserahkan kepada Dinas Sosial P3AP2KB Kabupaten Kudus.

"Kalau ada yang berminat bisa langsung menghubungi Dinas Sosial,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, warga Desa Tumpangkrasak, Kecamatan Jati Kudus digegerkan adanya penemuan bayi di teras rumah milik Surasno warga RT 03 RW 06 desa setempat, Rabu (28/8) pukul 04.30 WIB. Saat ditemukan, pemilik rumah hendak mau sholat subuh.

Kapolsek Jati Polres Kudus, AKP Bambang Sutaryo saat dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan bayi di Desa Tumpangkrasak Rabu pagi. Penemuan bayi berkelamin laki-laki itu bermula dari pemilik rumah hendak sholat subuh dan ingin membuka pintu pagar garasi rumah. Tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi, selanjutnya dicari sumber suara tangisan bayi tersebut.

"Bayi itu ditaruh di teras rumah, dibungkus dengan handuk warna merah,” terangnya. (han/lis)

Semarakkan Kirab Budaya Bajomulyo

Thursday, August 29, 2019 Add Comment
BUSANA DAYAK : Peserta kirab mengenakan busana adat Dayak.
PATI - Kegiatan sedekah bumi di Desa Bajomulyo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, yang berlangsung pekan lalu disemarakkan dengan kirab budaya. Kirab tersebut diikuti warga dari berbagai rukun tetangga (RT) yang ada di desa tersebut.

Beragam kreativitas ditampilkan warga pada acara yang digelar pada Minggu (25/8) lalu.Seperti halnya, busana carnival, drum band, senam kreasi, berbagai replika, dan lain sebagainya.

Dari perwakilan masing-masing RT berupaya menampilkan kreasi dengan seapik mungkin pada acara kirab budaya tersebut. Seperti halnya yang ditunjukkan RT 3 RW 02.

"Semaksimal mungkin kami berupaya tampil dengan kreasi yang bagus. Karena ini merupakan salah satu kebanggaan kami bisa ikut meramaikan kegiatan sedekah bumi Desa Bajomulyo," ujar Ketua RT 3 Sudarno.

Bahkan, keikutsertaan warganya pada acara kirab budaya tersebut, katanya mendapatkan predikat grup yang paling terheboh dengan penampilan tari dan busana bernuansa Dayak.

Dalam karnaval tersebut, pihaknya sengaja mengusung tema budaya Dayak yyang dirasa menarik. Baik dari segi busana yan dikenakan maupun tariannya.

"Namun demikian, yang paling penting adalah, bagaimana warga bisa kompak untuk turut serta meramaikan kegiatan yang ada di desa.Bagi kami yang terpenting adalah rasa guyub rukun antarwarga. Karena dengan hal-hal seperti ini, bisa memupuk rasa kebersamaan warga, khususnya di Desa Bajomulyo," ungkapnya.

Dirinya juga menyatakan, jika kebersamaan sangat penting dalam rangka untuk menjadikan desa menjadi lebih maju dan sejahtera. Sebab, warga menjadi penggerak bagi desanya dalam berbagai hal.

Dirinya juga mengapresiasi warga yang antusias untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Tidak hanya warga yang sudah dewasa, namun banyak remaja yang peduli untuk ambil bagian dalam kirab budaya itu.(lis)



Jrahi Bakal Dikembangkan Sebagai Desa Hayati

Thursday, August 29, 2019 Add Comment
PANORAMA : Panorama yang terdapat di Desa Jrahi. Nantinya, desa ini rencananya bakal dikembangkan sebagai Desa Hayati.
PATI - Desa Jrahi yang berada di Kecamatan Gunungwungkal, Pati bakal dikembangkan sebagai desa hayati. Upaya itupun mulai dilakukan dengan pengembangan tumbuhan bambu.

Selain karena desa tersebut telah memiliki potensi besar, tumbuhan bambu juga bernilai ekonomis dan bermanfaat untuk langkah konservasi.Bahkan Universitas Muria Kudus (UMK) sudah mulai melakukan penelitian terhadap potensi bambu yang ada di desa tersebut. 

Hendy Hendro Hady Srijono, peneliti UMK menyebutkan konsep dasar dipilihnya bambu karena memang dapat dimanfaatkan untuk daerah yang lingkungannya butuh perbaikan.

“Bambu memiliki fungsi untuk meminimalisir longsor. Sejumlah warga pun mulai sadar akan hal itu. Sejak 2012 warga telah menanam bambu di daerah yang longsor dan juga sisi kanan kiri sungai yang ada di desa tersebut,” katanya belum lama ini.

Bambu pun dinilai memiliki manfaat dalam menjaga air sungai. Sebelum ada bambu, saat musim kemarau air sungai kering, namun kini masih ada air dan sangat jernih. Saat dilihat di sekitar akar bambu terlihat kondisi tanahnya basah. Bahkan ada yang jelas mengalirkan air.

Warga Desa Jrahi kini pun telah menanam bambu jenis petung kultur jaringan, sehingga lebih cepat pertumbuhannya. Bahkan rebung atau tunas bambu kini banyak dijual warga untuk tambahan perekonomian.“Ini menunjukkan dari sisi ekonomi ada, sisi koservasi alam berhasil,” jelasnya.

Penyuluh Kehutanan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah II Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah Yohan Surtiani mengatakan, melihat potensi tersebut diharapkan Desa Jrahi dapat dikembangkan sebagai desa bambu.

“Potensinya begitu besar dan masyarakatnya juga sangat paham. Tentunya antara potensi secara ekonomi maupun konservasi lingkungannya juga cukup baik,” ungkapnya.

Pihaknya pun menyebut mendukung langkah penelitian yang dilakukan UMK. Dukungan itu diwujudkan dengan menyiapkan demplot atau lahan percontohan. Lokasi yang dipilih pun memiliki karakter yang baik. Seperti halnya dekat dengan sumber air.

Bahkan dirinya pun berencana akan mengundang ahli bambu agar bisa meningkatkan harga jual bambu dengan berbagai produk olahannya. Hal itu agar tingkat kesejahteraan warga semakin meningkat.“Misalkan kalau memungkinkan bisa dibuat semacam papan, tentu harganya bisa lebih tinggi,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Tani Lestari Nglorah Sunarto mengapresiasi langkah penelitian di desanya. Dia menyebut sekarang ini di desanya stok bambu sangat melimpah. Jenis bambu kultur jaringan yang ditanam pun diakui lebih kuat dibanding bambu petung lokal.(lis)



Gadingrejo Dicanankan Jadi Kampung KB

Thursday, August 29, 2019 Add Comment
PERESMIAN : Bupati Pati Haryanto saat meresmikan Pencanangan Kampung KB di Desa Gadingrejo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Selasa (27/8).
PATI - Adanya Kampung KB, membawa harapan penggarapan Program Kependudukan KB dan pembangunan keluarga yang semakin intensif. Sebab langsung menyentuh lapisan masyarakat yang paling bawah.

Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Pati Haryanto yang hadir serta meresmikan Pencanangan Kampung KB di Desa Gadingrejo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Selasa (27/8). 

Haryanto juga mengapresiasi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AP2KB) Provinsi Jateng, Perwakilan BKKBN Provinsi Jateng, Kades Gadingrejo serta semua masyarakat yang sudah menyiapkan terbentuknya Kampung KB ini.

"Kami berharap nantinya agar masing - masing desa juga dapat mencanangkan Kampung KB. Selain itu, dengan adanya program Kampung KB ini, dapat menyatukan satu program dengan yang lain," ujarnya.

Haryanto menjelaskan, bahwa Kampung KB tidak semata - mata hanya pencegahan pertumbuhan penduduk saja, namun semua aspek dapat menyatu. Seperti Posyandu, program untuk lanjut usia (lansia), ekonomi produktif, pertanian dan seterusnya.

"Semua ini agar semua sektor tersebut bisa bergerak bersama - sama yang akhirnya masyarakat sejahtera," tegasnya.

Bupati juga menyebut bahwa, apabila tidak ada pengendalian yang sistematis dan terukur dengan baik, maka peledakan penduduk akan terpusat di Jawa. Padahal masyarakat luar Jawa pun ingin ke Jawa. Hal ini lantaran Jawa lebih mudah dijangkau, dan lebih murah. 

"Oleh karena itu, Desa Gadinrejo ini dicanangkan agar dapat menggerakkan desa yang lain. Saya minta tolong, kepada kades, PKK dan seluruh elemen atas upaya - upaya yang telah dilaksanakan demi terlaksananya Kampung KB ini," katanya.

Di akhir sambutan, Bupati Pati mengingatkan agar pencanangan Kampung KB ini tidak berakhir di hari ini saja, namun dapat terus berkelanjutan.

"Pencanangan yang dimulai hari ini merupakan simbol dimulainya Kampung KB di seluruh desa di Kecamatan Juwana," pungkasnya. (lis)

Dukung Potensi Wisata di Desa Gulangpongge

Thursday, August 29, 2019 Add Comment
JELASKAN: Ketua Pokdarwis Pati saat memberikan penjelasan kepada warga Gulangpongge terkait pengembangan wisata belum lama ini.
PATI - Desa Gulangpongge, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, memiliki potensi dalam hal pariwisata. Meski demikian, sampai saat ini, potensi tersebut belum terkelola oleh maksimal.

Dukungan untuk pengembangan potensi objek wisata yang ada di desa tersebut dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Pati Students Of Sultan Agung (PASSA). Dalam hal ini, mereka melakukan pengabdian di desa setempat, dengan menggelar beragam kegiatan selama empat hari.

Salah satu yang menjadi fokus dalam kegiatan tersebut adalah, bagaimana agar warga setempat bisa mengembangkan potensi wisata dengan maksimal. Dalam hal ini, mahasiswa memfasilitasi adanya diskusi, dengan mendatangkan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Pati, Sukrisno.

“Kegiatan yang kami lakukan di Desa Gulang Pongge Ini berlangsung selama empat hari, dalam rentetan acara ada beberapa kegitan yang disambut secara baik oleh warga sekitar, antara lain kegiatan sosialisasi sadar wisata dengan mendatangkan narasumber dari kelompok sadar wisata kabupaten Pati. Karena potensi desa gulang pongge tersebut yang memiliki banyak seali objek pariwisata yang belum maksimal untuk pengelolaanya,” ujar Ari shodiqin, Ketua umum PASSA, Rabu (28/8).

Dengan adanya kegiatan ini, pihaknya berharap, ke depannya potensi objek wisata yang ada di desa tersebut bisa mendatangkan nilai manfaat bagi warga desa setempat. Khususnya dalam hal peningkatan nilai ekonomi.

Di samping terkait dengan objek wisata, pihaknya juga mengajak para warga, terutama pemuda untuk mengenali budaya-budaya lokal. 

Untuk memperkenalkan budaya lokal, mahasiswa asli Pati ini menyelenggarakan pementasan  wayang golek dengan lakon lahire Aji Soko. Di luar dugaan, antusiasme warga sangat bagus. Terlihat juga para pemuda dan anak-anak yang sangat menikmati pementasan tersebut.

“kegiatan ini saya lakukan untuk menguri-uri budaya Jawa agar para pemuda dan anak-anak juga tidak buta terhadap budaya Jawa,” imbuhnya.

Selain mengajak warga mencintai budaya lokal, kegiatan PASSA Mengabdi ini diadakan untuk saling berbagi rasa kemanusiaan antara sesama manusia. Kegiatan Passa Mengabdi ini dilakukan untuk mengimplementasikan keilmuan para mahasiswa asli Pati untuk lebih bersosialisasi kepada masyarakat dan peka terhadap masyarakat yang membutuhkan. 

Selain itu, Passa juga mengadakan kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis yang bekerja sama dengan puskesmas kecamatan Gunungwungkal dan bidan desa, dengan diselingi kegiatan bersih desa yang dilaksanakan di jalan daerah objek wisata.
(lis)

Pekalongan Gelar Festival Layang-layang

Thursday, August 29, 2019 Add Comment
PENGARAHAN: Pengarahan kepada peserta lomba oleh Kepala Desa Pekalongan.

PATI - Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia, Pemerintah Desa (Pemdes) Pekalongan, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, menggelar Festival Layang-layang pada pekan lalu. Kegiatan ini diikuti puluhan peserta dari warga desa setempat.

Ada yang unik dari Festival Layang-layang tersebut, yakni pengibaran bendera merah putih oleh peserta. Bendera tersebut diletakkan di rangka layang-layang ataupun di tali untuk menerbangkan layangan tersebut.

"Pengibaran bendera merah putih menjadi salah satu syarat bagi peserta. Ada keharusan bagi mereka untuk mengibarkan bendera merah putih, karena ini menjadi faktor penilaian," ujar Kepala Desa Pekalongan Ukhwatur Roi.

Dirinya menyampaikan, jika Festival Layang-layang ini sebagai salah satu upaya untuk mendukung dan meningkatkan kreativitas pemuda dan anak-anak di Desa Pekalongan. Sebab, cukup banyak warga setempat yang hobi membuat dan menerbangkan layangan pada musim kemarau seperti ini.

Meski kegiatan ini baru kali pertama, namun antusias warga untuk mengikuti festival tersebut cukup tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta yang mengikuti acara tersebut.

"Festival ini persiapannya juga sebentar, karena memang dadakan. Kebetulan di desa sedang banyak acara juga, mulai dari sedekah bumi, haul hingga hajatan warga. Tetapi, antusias warga untuk mengikuti kegiatan ini ternyata juga cukup tinggi," ungkapnya.

Melihat hal ini, pihaknya berencana, Festival Layang-layan tersebut bakal menjadi agenda rutin yang siap digelar setiap tahunnya. Hal ini sebagai bentuk support kepada warga, khususnya anak-anak untuk berkreasi dalam membuat layang-layang.

Sedangkan untuk penilaian sendiri, katanya, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi peserta. Di antaranya adalah kreativitas peserta dalam membuat layangan, ketenangan layang-layang ketika terbang dan juga pengibaran bendera merah putih. (lis)

Wabup Minta Data Warga Miskin Divalidkan

Wednesday, August 28, 2019 Add Comment
RAKOR: Wakil Bupati Saiful Arifin (Safin) saat mengikuti  rapat dengan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) dan Stunting Kabupaten Pati.
PATI - Wakil Bupati Pati Saiful Arifin  membuka Rakor Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) dan Stunting Kabupaten Pati tahun 2019 di Ruang Joyokusumo Setda Pati. 

Wakil Bupati Saiful Arifin mengungkapkan, bahwa secara keseluruhan keberhasilan pemerintah juga tergantung dari sejauh mana angka-angka kemiskinan dapat ditekan. 

Safin juga berpesan agar data warga miskin bisa divalidkan. "Supaya kita bisa lebih tahu desa mana saja yang perlu diperhatikan, agar tepat sasarannya," imbuhnya. 

Wabup pun menyadari untuk bisa menekan angka kemiskinan masing-masing pihak tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. 

"Mari kita sama-sama. Apa yang sudah kita lakukan di sini agar bisa ditindaklanjuti oleh masing-masing OPD dan bisa mengurangi angka kemiskinan," lanjutnya. 

Sementara itu, Kepala BAPPEDA Pujo Winarno mengatakan, 
data kemiskinan makro dari data BPS, kemiskinan Kabupaten Pati tahun 2018 total 9,90% (123.940 jiwa) dan Kemiskinan Mikro Basis Data Terpadu (BDT) 2015 total 40% (177.865 jiwa) dan BDT 2018 total 40% (177.826 jiwa). 

Gambaran penduduk miskin Kabupaten Pati tahun 2018, penduduk yang bekerja sebanyak 43,33% dan tidak bekerja 51,42%. 

Lapangan pekerjaan utama Kepala Rumah Tangga Miskin (KRTM) di sektor pertanian sebesar 43,5%. Sedangkan 68,4% rumah tangga pertanian merupakan petani gurem (memiliki lahan kurang dari 0,5 hektare-red). 

"Hubungan kemiskinan dengan stunting sangat dekat ketika rumah tangga RTM perempuan dia tidak bisa menyiapkan makanan yang bergizi. Kondisi ini mempercepat stunting," jelas Pujo. 

Kemiskinan perempuan, lanjut Pujo, bisa dilihat jika sehari dia tidak bisa memenuhi makanan tiga kali sehari. 

Pujo juga menjelaskan, bahwa stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tak sesuai dengan kebutuhan gizi.

"Stunting  terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak setelah anak berusia dua tahun," pungkasnya. (mas)

Penemuan Bayi Gegerkan Warga Tumpangkrasak

Wednesday, August 28, 2019 Add Comment
DIRAWAT: Bayi malang yang ditemukan di teras rumah warga Desa Tumpangkrasak, masih dirawat dan diawasi pihak RSUD dr Loekmono Hadi Kudus. 
KUDUS - Warga Desa Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, Kudus, digegerkan adanya penemuan bayi di teras rumah milik Surasno warga RT 03 RW 06 desa setempat, Rabu (28/8) pukul 04.30 WIB. Saat ditemukan, pemilik rumah hendak mau salat subuh.

Kapolsek Jati Polres Kudus  AKP Bambang Sutaryo saat dikonfirmasi membenarkan, penemuan bayi tersebut berawal ketika pemilik rumah Surasno hendak salat subuh dan ingin membuka pintu pagar garasi rumah. Tiba-tiba terdengan suara tangisan bayi, kemudian dicari sumber suara tersebut.

"Bayi itu ditaruh di teras rumah, dibungkus dengan handuk warna merah,” terangnya.

Kemudian, lanjut Bambang, Surasno memanggil anaknya Slamet Rohadi dan membawa masuk bayi tersebut ke ruang tamu. Selanjutnya pihak keluarga menghubungi Babinkamtibmas dan diteruskan ke petugas piket Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).

Setelah dilakukan pengecekan, katanya, bayi tersebut bejenis kelamin laki-laki. Saat ditemukan, di dekat bayi juga terdapat susu merk SGM beserta botol susu. Tali pusarnya juga sudah lepas dan memakai pempes. Selain itu, di samping bayi juga ada obat betadin, kain kasa dan greto.

"Menurut keterangan dokter Puskesmas Ngembal Kulon dr Devi Ayu Kurniati, bayi telah lahir sekitar 3 hari lalu dan masih dalam keadan sehat,” imbuhnya.

Lebih lanjut, setelah dilakukan pemeriksaan di tempat penemuan bayi, selanjutnya dibawa ke RSUD dr Loekmono Hadi Kudus untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.”Sekarang masih di rumah sakit,” tuturnya.

Terpisah, Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus dr Abdul Aziz Achyar melalui Kabid Pelayanan Aris Jukisno mengatakan, bayi malang tersebut dibawa ke ruang Unit Gawat Darurat (UGD) sekitar pukul 09.00 WIB. Berdasarkan pemeriksaan awal, kondisi bayi dalam keadaan baik dengan berat badan 3,4 kilogram.

"Diperkirakan bayi lahir 2 sampai 3 hari lalu, dilihat tali pusarnya sudah mulai mengering. Tidak ada keluhan dan kondisinya masih bagus,” kata Jukisno.

Saat ini, lanjutnya, bayi berjenis kelamin laki-laki itu masih dirawat dan dalam pengawasan di ruang UGD RSUD dr Loekmono Hadi Kudus. Jika kondisinya dipastikan sudah membaik dan sehat, akan dibawa ke ruang Picu-Nicu.

Adapun upaya yang dilakukan pihak rumah sakit, Jukisno menjelaskan, perawat di ruang UGD langsung melakukan cek fisik saat bayi datang. Kemudian mencari tanda vita berat dan tinggi badan, serta melakukan pemeriksaan dari ujung rambut hinga ujung kaki.

"Semua dalam kondisi bagus,” jelasnya lagi.               

Terkait adopsi, Jukisno mengatakan, saat ini masih menunggu keterangan lebih lanjut dari pihak Polsek Jati Polres Kudus. Berdasarkan informasi yang didapat, pemilik rumah Surasno juga menginginkan bayi tersebut.”Kami tunggu info dari Polsek Jati,” pungkasnya. (han/lis)


Bawaslu Rembang Habiskan Rp 12،5 Miliar Untuk Pelaksanaan Pemilu 2019

Wednesday, August 28, 2019 Add Comment

REMBANG - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Rembang menghabiskan dana sebesar Rp12,5 miliar atau 84 persen dari total Rp15 miliar yang dianggarkan selama pelaksanaan Pemilu 2019 lalu. 

Anggota Bawaslu Rembang Dhofarul Muttaqin mengatakan, anggaran dana untuk Bawaslu Rembang belum terserap sepenuhnya, lantaran dana sebesar Rp12,5 miliar tersebut penggunaannya untuk operasional per Juni 2019. "Masa akhir penggunaan anggaran sampai Oktober 2019," katanya.

Sementara untuk anggaran dana Pilkada 2020 mendatang, Ketua Bawaslu Rembang Totok Suparyanto mengaku mengajukan anggaran dana sebesar Rp15 miliar.

Namun saat penetapan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) pada Rapat Paripurna DPRD Rembang beberapa waktu lalu, Bawaslu hanya mendapatkan alokasi dana sebesar Rp 4,5 miliar.

Menurut Totok, berdasarkan perhitungan yang pihaknya lakukan, paket hemat anggaran dana bagi Bawaslu paling tidak sebesar Rp7 miliar.

“Ya kalau paket hemat itu tujuh miliar. Kan harus ada pembentukan Badan Penyelenggara Ad Hoc, Pelantikan, Bintek SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas) itu semua wajib ada,” tegasnya.

Saat ini pihaknya masih mencoba berkomunikasi dengan Anggota DPRD Rembang yang baru khususnya Komisi A, untuk meminta tambahan anggaran dana, agar kinerja Bawaslu nantinya di Pilkada 2020 dapat maksimal. (sov/lis)

Oknum Pegawai Ditangkap, Kejari Rembang Akui Bersih-bersih

Wednesday, August 28, 2019 Add Comment
FOTO: Kasi Intel Bintarno
REMBANG - Kejaksaan Negeri Rembang menunjukkan respon positif atas ditangkapnya salah satu oknum pegawainya oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah beberapa waktu lalu. 

Oknum Kejari Rembang yang dimaksud yakni Ardiyan Nurcahyo, staf tata usaha Kejari Rembang. Dirinya diduga menggelapkan dana tilang senilai Rp 3 Milyar sejak tahun 2015 lalu.

Pihak Kejari menilai, penangkapan tersebut justru menjadi ajang pembuktian bahwa Kejari Rembang layak menyandang status wilayah bebas korupsi (WBK). 

"Justru inilah momen kita. WBK ini kita tunjukkan bahwa kita ini bersih. Untuk bisa bersih kan dimulai dari kita sendiri. Baru kita bisa membersihkan orang lain," kata Kasi Intel Kejari Rembang, Bintarno beberapa waktu lalu.

Dia pun menyebutkan, Kejaksaan Negeri Rembang sendiri telah mendeklarasikan diri untuk berstatus WBK sejak tahun 2018. Atas pencanangan itu Kejari telah merubah sejumlah sistem pembayaran, termasuk di bidang tilang.

Disinggung apakah oknum tersebut mencoreng institusi Kejari Rembang yang notabene mencanangkan WBK, ia menyebut hal itu justru sebagai ajang pembuktian kepada masyarakat dan momen mengembalikan kepercayaan warga.

“Itulah dari bagian WBK kami, kita sudah melaksanakannya itu sejak 2018 itu sudah cikal bakal. 2019 kita pencanangan, kita sudah mulai. Kita sudah cashless, orang bayar tilang itu sudah tidak pakai cash, tapi via bank. Tapi ya tetap kita kecolongan itu,” tandasnya. (sov)

Cegah Stunting Melalui Kelas Calon Pengantin

Wednesday, August 28, 2019 Add Comment
CEGAH STUNTING: Pihak Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang melakukan berbagai upaya untuk mencegah stunting, salah satunya melalui kelas calon pengantin.
REMBANG - Para remaja terutama calon pengantin kini secara intensif diberikan sosialisasi pencegahan stunting yang disebabkan gizi buruk pada anak. Di Puskesmas Kaliori contohnya, pencegahan stunting secara dini diberikan melalui kelas calon pengantin.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Kaliori, Suzana Asih Iranti, saat sosialisasi stunting tingkat Kecamatan Kaliori, di balai Desa Karangsekar belum lama ini. Sosialisasi diikuti oleh kader kesehatan, perangkat desa, dan juga Tim Penggerak PKK desa.

Pada sosialisasi disebutkan beberapa akibat stunting yang berakibat jangka panjang, yaitu mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang. Sedangkan saat tua berisiko terkena penyakit yang berhubungan dengan pola makan, fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang dan postur tubuh tidak maksimal.

Suzana mengatakan, sebelumnya calon pengantin yang mengurus pendaftaran nikah cukup mendatangi KUA. Namun saat ini diharuskan mendatangi Puskesmas untuk diberi beberapa tindakan. Hal tersebut menjadi bagian dari kelas calon pengantin.

“Sekarang kalau reportan (mengurus pendaftaran nikah) di Puskesmas kok agak lama. Itu karena sekarang ada kelas calon pengantin. Kalau dulu tindak reportan kan ke KUA. Sengaja sekarang kita kumpulkan, dudukkan kita kasih edukasi. Kalau tidak kayak itu, kapan kita ketemu ke mereka. Kalau tidak kita edukasi, tau-tau ketemu sudah hamil dengan kondisi gizi buruk. Kan terlambat,” Imbuhnya.

Selain sosialisasi, pencegahan stunting lainnya juga dilakukan oleh Puskesmas Kaliori, yakni melalui program Aja Kesusu Meteng, Nginceng Wong Meteng, dan program Nyusu Ibu Sing Kenceng. Sedangkan pertumbuhan anak dipantau agar tumbuh lenceng dan distimulasi yang cespleng.

Kepala Desa Karangsekar, Jasmani menjelaskan, untuk mencegah stunting pihaknya melakukan kelas ibu hamil, senam ibu hamil, makanan tambahan ibu hamil dan pemberian makanan tambahan bagi bayi. (sov/lis)

Pemdes Pasuruhan Lor Adakan Pegaleran Ketoprak

Wednesday, August 28, 2019 Add Comment
MENYAPA WARGA: Plt Bupati Kudus H.M Hartopo didampingi Sekda Kudus Sam’ani Intakoris menyapa warga, saat menghadiri pagelaran ketoprak di Lapangan Desa Pasuruhan Lor, Jati Kudus.
KUDUS - Pemerintah Desa (Pemdes) Pasuruan Lor Kecamatan Jati Kabupaten Kudus menggelar Pagelaran Kesenian Ketoprak, Minggu (25/8) malam di Lapangan Desa setempat. Even tersebut dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke 74.

Pada kesempatan itu, Plt Bupati Kudus H.M Hartopo juga turut hadir didampingi Sekda Kudus Sam’ani Intakoris, Camat Jati Andreas Wahyu Adi dan Kepala Desa (Kades) se Kecamatan Jati. Tak ketinggalan, warga Desa Pasuruhan Lor dan sekitarnya juga turut menyaksikan pagelaran ketoprak Manggolo Budoyo dari Kabupaten Pati, dengan lakon Marmoyo Marmadi itu. 

Kepala Desa Pasuruhan Lor, Noor Badri dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada Plt Bupati Kudus H.M Hartopo yang sudah bersedia hadir ditengah kesibukannya, untuk menyaksikan ketoprak yang digagas Pemdes Pasuruhan Lor. Ucapan terimakasih juga diberikan, karena sudah mau berbaur dengan masyarakat desa setempat.

"Semoga kehadiran Bapak Hartopo ini mendatangkan manfaat bagi kami, dan seluruh masyarakat Desa Pasuruhan Lor,” ujarnya. 

Dia menambahkan, selain pagelaran ketoprak, Minggu pagi kemarin Pemdes Pasuruhan Lor juga mengadakan jalan sehat yang diikuti oleh seluruh warga. Hal ini juga untuk memerihakan HUT Kemerdekaan RI.

Sementara, Plt Bupati Kudus H.M Hartopo memberikan apresiasi kepada Pemdes Pasuruan Lor, dalam upaya nguri-nguri budaya. Menurutnya, kesenian budaya merupakan alat pemersatu bangsa, ajang pariwisata dan ajang silaturahmim untuk warga masyarakat.

"Pagelaran ketoprak ini, salah satu upaya untuk nguri-nguri budaya. Kami atas nama Pemerintah Daerah, tentu sangat mengapresiasi. Karena budaya merupakan alat persatu Bangsa,’’ kata Hartopo.

Lebih lanjut, pada peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun ini, Pemeritnah mengambil tema Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia Maju. Makna dari tema itu adalah bahwa pembangunan SDM sangat diperlukan. Pihaknya berharap, semua unsur masyarakat memiliki peran, terutama orang tua untuk kemajuan pendidikan para generasi penerus bangsa.

"Kita harapkan untuk para orang tua dapat mensupport anak-anaknya dalam hal pendidikan, sehingga dapat tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang unggul dan cerdas,’’ pungkasnya. (han)

Lomba Kampung Sayur Semarakkan HUT RI

Wednesday, August 28, 2019 Add Comment
FOTO BERSAMA : Warga Desa Jati Kulon berfoto bersama dalam rangka lomba kampung sayur untuk memperingati HUT RI Ke-74.
KUDUS - Sebagai salah satu desa tematik yang ada di Kabupaten Kudus, Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati mengadakan lomba bernuansa alam untuk memperingati HUT ke-74 Kemerdekaan RI. Yaitu, lomba kampung sayur dan lomba kebersihan lingkungan yang digelar pada Minggu (17/08).

Lomba kampung sayur ini diikuti oleh 29 dasa wisma (dawis) desa setempat yang sudah terpilih atau masuk dalam nominasi terbaik. Dari jumlah tersebut, kemudian dipilih 9 juara, yang rinciannya adalah sebagai juara 1, 2, dan 3, juara harapan 1, harapan 2 dan harapan 3, serta juara inovatif 1, inovatif 2, dan inovatif 3.

“Alhamdulillah, dari sekian dasa wisma ada 29 yang masuk kategori layak,” ujar Sugeng Prayitno,Kepala Desa Jati Kulon.

Dirinya menyampaikan, selain untuk meramaikan HUT RI ke-74, lomba kampung sayur ini juga dilaksanakan karena merasa prihatin dengan perilaku ana-anak remaja yang tidak suka makan sayur. Bahkan, mereka justru cenderung lebih menyukai makanan cepat saji.

Oleh sebab itu, dirinya berinisiatif untuk menggerakkan warganya dengan program menanam sayur bagi masing-masing rumah, agar setiap keluarga terbiasa dekat dengan sayur-sayuran. Sehingg nantinya, dapat berimbas pada kemauan anak-anak sekaligus keluarga yang tinggal di rumah untuk gemar makan sayur.

“Kalau kita petik sendiri apa yang kita tanam, ada rasa memiliki. Jadi anak-anak juga diikutkan untuk menanam, memotongnya juga biar mereka sendiri, supaya mereka merasakan hasil dari apa yang mereka tanam. Jadi dia mau makan sayur,” tuturnya.

Selain itu, program ini juga digalakkan bagi ibu-ibu rumah tangga sebagai bentuk atau cara menghemat belanja harian. Dengan memiliki tanaman sayur sendiri, mereka tidak perlu repot-repot untuk pergi ke pasar dan tinggal memetik hasil tanamannya yang sudah mereka tanam di dekat rumah.

“Dan juga, kalau kita nanam sendiri itu tidak pakai pestisida tetapi pakai pupuk organik, jadikan otomatis lebih sehat,” pungkasnya. (mii/lis)

Ngembalrejo Usung Program Kampung Gila

Wednesday, August 28, 2019 Add Comment
BANK SAMPAH: Bank Sampah di Desa Ngembalrejo masuk ke dalam program inovasi desa Kampung Gila.
KUDUS - Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus usung program Kampung Gila yang saat ini sudah masuk dalam program inovasi desa. Kampung Gila sendiri memiliki singkatan yaitu Kampung Gagasan Ide Lingkungan Asri yang dicetuskan oleh kelompok masyarakat peduli perubahan lingkungan (Pokmas Dulbahlin) di desa setempat.

Kepala Desa Ngembalrejo Zakaria menyampaikan, pencetusan Kampung Gila ini berawal dari keprihatian Pokmas Dulbahlin atas lingkungan sekitar yang terkena dampak dari banjir bandang pada 2014 silam. Selain itu, pada musim kemarau, Sungai Dawe berbau tidak sedap karena membawa aliran limbah tahu dari daerah atas. Dari situlah muncul ide-ide untuk melestarikan kembali lingkungan yang sudah tercemar.

Pada Kampung Gila ini terdiri dari beberapa program lingkungan yang sudah berjalan dengan baik. Di antaranya, yaitu program kampung iklim, bank sampah, resapan biopori, dan kelompok peduli sungai.

“Untuk proklim atau kampung iklim ini kita sudah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan sempat ikut ajang perlombaan tingkat nasional,” ujarnya.

Pada program Kampung Iklim, lanjutnya, ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang asri  dengan melakukan gerakan penanaman pohon penghijauan turus dan pekarangan. Untuk penyerapan air, desa setempat juga melakukan pelestarian tanaman penyerap air dengan menanam pohon yang besar.

Kemudian, pada bank sampah di Desa Ngembalrejo sudah ada pada tahap pengolahan sampah. Bahkan, sampah-sampah yang disulap menjadi kerajinan tangan sudah dipasarkan secara luas, meskipun pasarnya masih berada di sekitar Kudus saja.

Selanjutnya, untuk resapan biopori ini sudah dibuat dengan skala yang besar. Saat ini, jumlah biopori yang ada di Desa Ngembalrejo sudah berjumlah ribuan. Kata Zakaria, setelah dibuat biopori ini, desa setempat sudah tidak lagi mengalami kendala air, baik saat musim hujan maupun musim kemarau.

Terakhir, ada kelompok peduli sungai yang mendapatkan apresiasi tinggi Kementerian Lingkungan Hidup. Di mana, kelompok ini memberikan aksi yang nyata untuk melestarikan sungai yang kerap tercemar oleh sampah atau limbah secara kompak. Sehingga, selain memberikan dampak yang baik terhadap sungai, kelompok ini juga menunjukkan sikap masyarakat yang guyub rukun serta cinta lingkungan dan kebersamaan yang saat ini mulai luntur di perdesaan.

“Harapannya, semoga program-program ini bisa membawa Desa Ngembalrejo lebih maju lagi dan lebih sejahtera lagi,” tuturnya. (mii/lis)

Siswa SDN Margomulyo Juara Unjuk Prestasi

Monday, August 26, 2019 Add Comment
FOTO BERSAMA : Kepala SDN Margomulyo 02 Sudarno foto bersama siswa berprestasi.
PATI -  Salah satu peserta didik dari SDN Margomulyo 02,Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, berhasil unjuk prestasi pada lomba menyanyi di tingkat Kecamatan Juwana.Siswa atas nama Mutiara berhasil meraih juara harapan 1 pada ajang lomba dalam rangka memeriahkan HUT RI tersebut.

Kepala SDN Margomulyo 02 Sudarno menyampaikan apresiasi yang tinggi atas prestasi yang diraih oleh peserta didiknya itu. Hal itu diharapkan bisa memacu semangat siswanya tersebut, untuk terus meraih prestasi.

"Meski belum berhasil meraih juara 1, namun ini merupakan prestasi yang patut kita apresiasi. Setidaknya, Mutiara masih berada di empat besar dalam lomba tersebut," ujarnya.

Dirinya menyampaikan, jika potensi yang dimiliki oleh peserta didiknya itu perlu disupport, agar nantinya bisa diasah dengan maksimal. Sehingga, potensi itu mampu memberikan manfaat bagi peserta didiknya.

Lanjutnya, di sekolah sendiri, pihaknya juga memberikan wadah bagi peserta didik untuk mengembangkan pontesi atau bakat yang dimiliki siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler. Dalam bidang ini, siswa diberikan kesempatan untuk mengasah kemampuannya dengan bimbingan atau binaan guru di sekolah tersebut.

Katanya, ada ragam kegiatan ekstra kurikuler yang digelar di SDN Margomulyo 02. Baik itu dalam bidang akademik maupun nonakademik. Baik dalam bidang kesenian maupun olahraga..

"Kami berharap, melalui wadah ini, siswa mampu dengan maksimal menyalurkan minat dan bakatnya masing-masing. Sehingga, sejak dini potensi yang dimiliki anak-anak dapat terasah," ungkapnya.

Kepsek juga menyampaikan, ke depan, pihaknya akan terus berupaya mendukung potensi dari siswanya. "Setiap siswa saya yakin punya potensi. Nah hal itu yang perlu kita gali dan kita berikan bimbingan," pungkasnya. (lis)

Siswa Diberikan Wawasan Tentang Kepramukaan

Monday, August 26, 2019 Add Comment
UPACARA : Pembina upacara memberikan sambutan terkait dengan pramuka.
PATI - Berbagai element masyarakat, khususnya di instansi pendidikan mengadakan upacara bendera pada Hari Pramuka yang berlangsung belum lama ini. Seperti halnya yang ada di SDN Gesengan 01, Kecamatan Cluwak, Pati, yang juga menggelar upacara bendera.

Pada kesempatan tersebut, Pembina Upacara Agil Purwanto menyampaikan kepada peserta upacara mengenai sejarah dan tujuan dari pramuka. Untuk perkembangan Pramuka di Indonesia sendiri, katanya, terjadi pada tiga periode, yaitu mulai dari masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang, dan paska kemerdekaan Indonesia.

"Gerakan Pramuka Indonesia lahir pada tahun 1961, merujuk pada Keppres RI No. 112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka.Organisasi kepanduan ini kemudian diperkenalkan secara resmi kepada masyarakat Indonesia pada 14 Agustus 1961, tak lama setelah Presiden RI memberikan anugrah Panji Gerakan Pramuka melalui Keppres RI Nomor 448 Tahun 1961. Sejak saat itu, tanggal 14 Agustus dianggap sebagai Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka dan diperingati setiap tahun hingga saat ini," ujarnya.

Dirinya menyampaikan, pada dasarnya kegiatan Kepramukaan memiliki tujuan untuk melatih generasi muda agar memaksimalkan setiap potensi yang ada di dalam dirinya, baik itu intelektual, spiritual, sosial, dan fisik.

"Kalau mengacu pengertian di atas, tujuan dari pramuka itu di antarnaya membentuk karakter atau kepribadian dan akhlak yang mulia para generasi muda sejak dini. Kemudian, juga menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa," imbuhnya.

Selanjutnya, melalui pramuka juga bertujuan untuk menggali potensi diri dan meningkatkan keterampilan peserta didik, sehingga menjadi individu yang bermanfaat bagi masyarakta dan Negara.

Dirinya berharap, nilai-nilai positif yang ada di kepramukaan ini bisa diterapkan oleh peserta didik. Baik itu terkait dengan kedisiplinan, kemandirian, keterampilan dan lain sebagainyya. (lis)

Semarak HUT RI di SDN Ngarus 02

Monday, August 26, 2019 Add Comment
LOMBA: Siswa mengikuti lomba dalam rangka menyemarakkan HUT RI.
PATI - Berbagai elemen masyarakat menggelar perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia. Tak terkecuali di SDN Ngarus 02, Kecamatan Pati, yang juga melaksanakan peringatan HUT RI. 

Ragam acara digelar untuk menyemarakkan HUT RI tersebut. Yakni, mulai dari upacara bendera hingga ragam lomba khas Agustusan. Seperti halnya lomba memasukkan pensil dalam botol, estafet tepung, joget balon dan lain sebagainya.
Untuk upacara sendiri, digelar di halaman sekolah setempat yang diikuti siswa dan guru. Pun demikian, dengan petugas upacara juga merupakan siswa yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya.

Selain upacara pengibaran bendera merah putih, juga digelar beragam lomba. Baik untuk kelas kecil maupun kelas besar. Untuk kelas kecil yakni kelas 1-3, sedangkan untuk kelas besar yakni kelas 4-6.

"Untuk kelas kecil, lomba yang digelar di antaranya memasukkan pensil ke dalam botol, kemudian untuk kelas besar itu ada lomba estafet tepung, estafet kaos, estafet kacang hijau menggunakan sumpit dan lain sebagainya," ujar Siti Juwariah, Kepala SDN Ngarus 02.

Dirinya menyampaikan, dengan adanya upacara maupun perlombaan yang bertemakan HUT RI tersebut, diharapkan siswa bisa mengenal sejak dini tentang sejarah bangsanya, khususnya terkait dengan proses perjuangan para pahlawan untuk memerdekakan Indonesia dari penjajahan.

Ia mencontohkan, dari upacara bendera yang dilakukan. Yakni, bagaimana peserta didik bisa menghayati nilai-nilai perjuangan untuk bangsa Indonesia agar bisa lepas dari penjajah. 

"Kemudian, untuk lomba-lomba yang kami adakan juga khas Agustusan. Selain menghibur, tentu kami juga menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan perjuangan dalam lomba tersebut. Yakni, bagaimana siswa bisa bekerja sama dalam mengikuti perlombaan. Karena lomba ini ada yang dilakukan oleh tim," ungkapnya.

Selanjutnya, bagaimana siswa dilatih untuk bisa mandiri dan berjuang hingga akhir. Yakni, bagaimana menyelesaikan lomba secara fair dan bertanggung jawab.

Dirinya juga menyampaikan, selepas upacara bendera juga ada penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba.Baik hal itu untuk peserta yang perorangan ataupun yang tim. Diharapkan, apresiasi itu bisa menjadi penyemangat bagi peserta didik untuk terus berprestasi. (lis)