Pengurus KSP Dibekali Ilmu Manajemen Keuangan

Wednesday, July 31, 2019 Add Comment
PELATIHAN: Dinasker Perinkop dan UMK Kabupaten Kudus mengelar Pelatihan Manajemen Keuangan, yang diikuti 30 perwakilan dari KSP di Kabupaten Kudus.

KUDUS - Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi dan UKM Kabupaten Kudus menggelar Pelatihan Manajemen Keuangan yang terpusat di Gedung Dekopinda Kabupaten Kudus yang beralamat di komplek Perkantoran Mejobo. 

Kegiatan pelatiha ini digelar selama 5 hari, mulai Senin (29/7) sampai dengan Jumat (2/8) mendatang. Pelatihan tersebut diikuti oleh 30 peserta perwakilan pengurus Koperasi Simpan Pinjam (KSP) aktif yang terdaftar di bidang koperasi Disnaker Perinkop dan UKM Kabupaten Kudus.

Kepala Disnaker Perinkop dan UKM, Bambang Tri Waluyo melalui Plt Kabid Koperasi Rofiq Fachri mengatakan, selama lima hari mengikuti pelatihan. 30 peserta ini akan mendapat berbagai ilmu terkait akuntanis dan manajemen keuangan. Setelah mengikuti pelatihan, ilmu yang sudah diterima diterapkan dalam KSP tempatnya bekerja.

‘’Kegiatan ini untuk membantu para pengurus KSP, agar bisa memahami akuntansi perkoperasian,’’ jelas Rofiq kepada Jateng Pos Biro Pati, Senin (29/7) kemarin.

Rofiq menambahkan, setelah 3 hari mengikuti pelatihan, para peserta pelatihan tersebut diajak mengunjungi sejumlah KSP di Muntilan Magelang. Menurutnya, KSP di wilayah Muntilan cukup bagus manajemennya, dan dapat berkembang dengan baik. Mulai dari segi manajemen hingga pengelolaan keuangannya.

Setelah mengunjungi KSP di Muntilan, Dia berharap, ilmu yang didapat dari kunjungan itu bisa diterapkan KSP masing-masing peserta. Selain itu, KSP di wilayah Muntilan bisa memotivasi peserta agar bisa menjadikan koperasinya lebih baik dari sebelumnya.

‘’Setidaknya KSP yang mengikuti pelatihan ini, dapat termotivasi saat melakukan kunjungan,’’ ujarnya.

Adapun jadwal Pelatihan Manajemen Keuangan, jelas Rofiq, dimulai pada Senin (29/7) peserta diberi materi tentang Pengantar Laporan Keungan dengan narasumber Puji Lestari, dan Laporan Keungan dengan pemateri Edi kuswantoro. Kemudian pada Selasa (30/7) mendapat materi tentang Kelembagaan Koperasi dengan pemateri Wardayadi Chomsa dan materi Pengawasan Koperasi oleh Budiyono.

Selanjutnya pada Rabu (31/7) hari ini, diberikan materi Praktek Laporan Keuangan yang dimbimbing oelh Sadi, dan materi Penilaian Kesehatan Koperasi yang dipandu oleh Edi Kuswantoro. Kemudian pada hari keempat, Kamis (1/8) mendatang, seluruh peserta diajak studi banding ke KPRI Berkah di Kabupaten Magelang.

 ‘’Hari terakhir, dari seluruh rangkaian kegiatan pelatihan yang diikuti akan dievaluasi, sekaligus penutupan kegiatan pelatihan,” paparnya. (han)

Momen Sedekah Bumi Persatukan Warga

Thursday, July 25, 2019 Add Comment
SESERAHAN: Juru kunci Makam Mbah Ketib menyerahkan pusaka kepada kepala desa untuk selanjutnya dikirab.
PATI - Sedekah bumi selain sebagai wujud syukur akan hasil pertanian juga dijadikan momentum untuk mempersatukan warga. Dengan menggelar doa bersama, seluruh warga diajak untuk bersama-sama memperingatinya. Semangat itu seperti yang terlihat di Desa Pasuruhan, Kecamatan Kayen, Sabtu (20/7).

Ribuan warga nampak antusias dalam mengikuti prosesi sedekah bumi yang digelar di makam sesepuh desa, yakni Ahmad Rifai atau yang dikenal sebagai Mbah Ketib. Terlebih dalam tradisi itu juga turut digelar arak-arakan gunungan hasil bumi baik berupa padi dan palawija.

Setelah doa bersama, gunungan itu direbutkan oleh warga desa. Proses rebutan gunungan itu jugalah yang kemudian turut menjadi daya tarik tersendiri.

Kepala Desa Pasuruhan Warsito mengatakan, kegiatan sedekah bumi dan arak-arakan gunungan memang menjadi wujud syukur masyarakat setempat. Mereka bersyukur atas hasil bumi yang melimpah.

“Kami berharap dengan bersyukur tentu akan ditambah nikmatnya,” terangnya. Dia pun menceritakan momen sedekah bumi sudah menjadi kegiatan rutin.

Dalam ajang tersebut, sebagian besar warga desa biasanya akan tumpah ruah untuk mengikutinya. Tak terkecualis anak-anak dan orang tua. “Hal itu juga yang mendasari kenapa gunungan ini dibawa atau diarak keliling desa.Karena ini simbol kebersamaan. Menjadi sarana persatuan antarwarga,” terangnya. 

Gunungan yang diarak dalam sedekah bumi tersebut, katanya, semuanya merupakan swadaya masyarakat dengan memberikan hasil buminya.

Setiap rukun tetangga (RT) biasanya akan membuat satu gunungan. “Selain arak-arakan kami juga menggelar doa bersama dan ada pula kesenian tradisional seperti pertunjukkan wayang kulit,” tandasnya. (lis)

Pawai Budaya di Pekalongan Berlangsung Meriah

Thursday, July 25, 2019 Add Comment
GUNUNGAN: Gunungan tampak ikut dikirab warga dalam rangka sedekah bumi.
PATI - Haul Ki Ageng Rante Kencono Wulung dan Sedekah Bumi Desa Pekalongan, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, disemarakkan dengan pawai budaya yang berlangsung pada Minggu (21/7) lalu.

Beragam kreativitas ditampilkan pada kegiatan pawai budaya tersebut. Di antaranya peragaan kostum batik, pakaian adat, penampilan tokoh pewayangan dan lain sebagainya.

Tampak pula, ada gunungan yang juga ikut dikirab oleh warga.Pada akhir acara, gunungan yang dikirab tersebut kemudian diakhiri dengan ngunduh gunungan. Yakni, isi gunungan yang berupa hasil bumi tersebut menjadi rebutan masyarakat yang hadir pada acara pawai budaya itu.


Kepala Desa Pekalongan Ukhwatur Roi mengatakan, kemeriahan pawai budaya tersebut tak lepas dari partisipasi masyarakat Desa Pekalongan, yang sangat antusias untuk ikut menyemarakkan acara yang setahun sekali digelar itu.


"Pawai budaya ini merupakan rangkaian dari kegiatan sedekah bumi dan Haul Ki Ageng Rante Kencono Wulung. Tak hanya pawai budaya saja, namun ada kegiatan lainnya juga yang masih dalam konteks sedekah bumi dan Haul Ki Ageng Rante," ujarnya.

Beberapa kegiatan tersebut, di antaranya adalah pagelaran seni, khataman Alquran, selamatan dan pagelaran budaya, voli ball, mural batik dan lain sebagainya.

Dalam hal ini, kades menyampaikan, jika sedekah bumi tersebut sebagai salah satu bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rezeki berlimpah, di antaranya berupa hasil bumi.

Tidak hanya itu saja, sedekah bumi itu juga merupakan upaya dari masyarakat untuk melestarikan budaya, yang telah ada secara turun temurun. Sehingga, diharapkan budaya seperti itu tidak luntur.

"Menguri-uri budaya itu perlu. Karena, kalau tidak dilestarikan, tentu budaya seperti ini akan punah dan nantinya generasi seterusnya tidak tahu jika kita memiliki kearifan lokal yang bagus seperti ini," ungkapnya. (lis)

Wayang Golek Kudur Tak Tergerus Zaman

Thursday, July 25, 2019 Add Comment
PENTASKAN WAYANG: Dalang Ki Bowo Asmoro mementaskan wayang golek saat sedekah bumi di Desa Kudur, Kecamatan Winong, baru-baru ini.
PATI - Tidak sedikit kesenian tradisional yang lahir dan berkembang di Pati. Kini, tinggal beberapa saja yang masih bertahan. Ketoprak dan wayang kulit merupakan sebagian kesenian tradisional yang terbilang masih eksis.

Pegiat dua jenis kesenian itu sumringah saat musim sedekah bumi, seperti saat ini. Tradisi bersih desa di hampir semua belahan Pati selalu menghadirkan ketoprak atau wayang kulit.

Apit dalam penanggalan Jawa merupakan bulan yang dimanfaatkan warga desa di Pati untuk menggelar acara syukuran dan berdoa bersama melalui sedekah bumi. Kebiasaan itu telah berjalan sejak lama, meneruskan tradisi yang diwariskan leluhur.

Kudur adalah satu dari 401 desa di Pati yang masih menjaga tradisi itu. Seperti daerah lain, desa yang masuk wilayah Kecamatan Winong tersebut juga menggelar bancakan dan kirab budaya dengan gunungan.

Namun, ada yang berbeda dari Kudur. Sedekah bumi di desa ini menampilkan wayang golek. Kebetulan, kesenian tradisional itu masih ada di wilayah setempat.

Dalang wayang golek Ki Bowo Asmoro mengemukakan, kesenian yang dibawakannya tidak setiap saat ditampilkan. Wayang golek Kudur hanya dipanggungkan saat bersih desa. Dia menyebutkan, wayang golek di Pati hanya tinggal di Kudur. Kesenian itu diwariskan leluhur mereka.

”Sebenarnya saya bukan warga asli sini. Akan tetapi, hati saya tergerak untuk ikut melestarikan wayang golek karena jarang yang tertarik menjaga keberadaannya,” ujarnya. 

Wayang golek yang terbuat dari kayu memiliki detail menarik.Karakter di dalamnya berbeda dengan wayang golek Sunda, meskipun dari konstruksinya hampir sama. Wayang golek Kudur hanya tersisa seperangkat saja.

Di luar itu tidak ada. Pegiatnya juga tidak banyak. Sampai saat ini tidak ada pembuat wayang golek. Jika rusak, hanya diperbaiki karena sulit mencari ganti yang baru. ”Pementasannya hampir sama dengan wayang kulit.Namun perlu pelatihan khusus agar dapat memainkan secara mahir,” jelasnya.

Upaya regenerasi pun dilakukan. Hanya, Ki Bowo mengaku kesulitan mengajarkan secara intensif kepada generasi muda lantaran tidak memiliki perangkat wayang golek. (lis)

Langse Kini Bangkit dan Terus Berinovasi

Thursday, July 25, 2019 Add Comment
TUNJUK: Kepala Desa beserta perangkat Desa Langse saat tunjukkan bangunan tua.
PATI – Desa Langse yang terletak di Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, punya sejarah tersendiri. Pasalnya, daerah ini merupakan daerah yang sangat dikenal pada masanya. Secara historis, pada tahun 1830, di Desa Langse terdapat pabrik gula terbesar dan megah di kawasan Pantura.

Masa kejayaan Langse, sudah lengkap dengan sarana prasarana yang sangat memadahi. Nama Langse sudah dikenal di kancah Internasional, dan ada saluran telepon kala itu. Akan tetapi, pabrik yang ada harus dibakar dan tinggal ‘langes-nya’ (abu dari sisa pembakaran, Red). Sehingga, harus gabung dengan Pabrik Gula Rendeng dan juga Trangkil. Dari kata ‘langes’ situlah nama Langse muncul. Yang dalam bahasa Jawa Langse berarti tinggal langese, yakni hanya tersisa hasil bakarannya.

“Walaupun dalam buku Belanda dikatakan Langse adalah tanah masa depan. Land berarti tanah dan see adalah penglihatan yang jauh. Jadi Langse yang  yang dulunya jaya, kemudian menjadi abu sisa pembakaran. Dan kini kami akan mencoba untuk bangkit kembali,” ungkap Amrudin, Kepala Desa Langse.

Amrudin menyebut, pada era dahulu, Langse merupakan daerah tertinggal, terpencil, tertindas dan diabaikan. Sementara di kancah lobi politik dan sosial, Langse tak pernah dihiraukan ketika angkat suara. Pendapat dan saran dikesampingkan, karena tak pernah dilirik.

“Selang beberapa tahun ini, mulai 2008, kita baru memulai membangun segala infrastuktur. Jadi keterpurukan yang adahulu hanya menjadi pijakan dan harus kita perbaiki sekarang. Kami ingin berusaha bangkit. Sejarah kelam hanya menjadi catatan kami,” jelasnya.

Sejauh ini, Desa Langse sudah menunjukkan kejayaan kembali. Pasalnya, desa itu merupakan desa yang penuh inovasi dan mandiri. Dengan berbagai penataan, Langse mempunyai Energi bioreaktor sebagai pengganti listrik ataupun genset. Dengan inovasi itu, Langse mewakili Kabupaten Pati untuk mengikuti lomba di tingkat provinsi sebagai desa energi.

“Selain itu, Langse tengah proses membangunan waterboom. Kami juga punya batik dan bioreaktor. Sudah banyak yang berkunjung di sini untuk studi banding, dari Boyolali, Karanganyar dan juga Rembang,” tambah Amrudin.

Saat ini Langse tengah gencar untuk menjadikan sebagai desa mandiri dan wisata edukasi. Tentunya hal tersebut akan ditunjang menggunakan dana desa. Dari hal itu, tentunya akan menjadikan semangat tersendiri untuk Langse dalam rangka memaksimalkan segala potensi yang dimiliki. (lis)

116 Desa Ikuti Pilkades Serentak

Thursday, July 25, 2019 Add Comment
RAPAT: Bupati Pati Haryanto saat menghadiri rapat belum lama ini.
PATI - Sebanyak 116 desa lebih di Kabupaten Pati pada akhir 2019 mendatang akan menyelenggarakan pemilihan kepala desa (pilkades) yang dilaksanakan secara serentak. Saat ini, Pemkab Pati juga sedang mempersiapkan kelengkapan perangkat regulasi untuk penyelenggaraannya.

“Sedang untuk pelaksanaan Pilkades sendiri, Pemerintah Kabupaten Pati telah merencanakan pada Desember 2019 mendatang. Kita baru menyusun jadwal, belum kita rapatkan. Karena kenapa belum kita rapatkan, agar masyarakat tidak menjadikan objek kalau ada pesta demokrasi seolah-oleh dijadikan ajang Beras Utah Kapal Pecah,” jelas Bupati Pati Haryanto usai memimpin rapat persiapan prosesi Hari Jadi Pati, di Ruang Rapat Pragola Setda Pati, belum lama ini.

Haryanto mengatakan, pada pilkades serentak 2019 mendatang, akan ada 116 desa yang akan menyelenggarakan suksesi kepemimpinan. Dia berharap, penyelenggaraan pilkades serentak itu, lebih menyatukan masyarakat dalam berdemokrasi. 

Haryanto menambahkan, dari total desa yang sudah pasti akan bertambah satu atau desa desa lagi yang akan menyelenggarakan pilkades.

“Ini karena masa berakhirnya masa jabatan kades setempat memungkinkan untuk segera dilakukan pilkades. Makanya kita buat seolah-olah suasana adem bahwa pesta demokrasi itu hal yang biasa. Sebab ini baru selesai pilpres, pileg dan disibukkan lagi pilkades jumlahnya juga banyak,” tandasnya. (lis)


Dinas Perdagangan Canangkan Kota Tertib Ukur

Wednesday, July 24, 2019 Add Comment
TERA ULANG: Penera dari Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus melakukan tera ulang timbangan milik pedagang, di sejumlah pasar tradisional milik Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus belum lama ini.
KUDUS - Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus tengah mencanangkan gerakan Kudus sebagai Kota Tertib Ukur, yang akan direalisasikan pada 2021 mendatang. Menyusul diterbitkannya surat izin tentang kemampuan tera ulang alat-alat ukut, tajar, timbang dan perlengkapannya (UTTP) dari Direktorat Meteologi Kementrian Perdagangan RI. 

Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Sudiharti melalui Sekretaris Dinas Andi Imam Santoso mengaku akan melakukan perbaikan, untuk mewujudkan gerakan tersebut di Kabupaten Kudus. Salah satunya perbaikan pada petugas pengurus timbangan atau penera, yang saat ini masih didampingi oleh penera Provinsi Jateng di Pati.

"Kami hanya memiliki dua tenaga penera, dan itu masih mendapat pendampingan dari Provinsi Jateng,’’ kata Andy baru-baru ini.

Tidak hanya itu, lanjutnya, beberapa kendala juga harus segera dicarikan solusi, baik kendala di internal maupun eksternal. Untuk kendala internal meliputi tenaga penera, dan petugas reparasi timbangan. Kedua petugas ini juga harus memiliki lisensi dari lembaga terkait dan bisa dipertanggungjawabkan. 

Sedangkan kendala ekternal, kata Andy, berkaitan dengan kesadaran pedagang di pasar tradisional di bawah naungan Dinas Perdagangan Kudus. Sampai saat ini, tingkat kepatuhan pedagang untuk melakukan uji tera ulang masih dikisaran 50 persen.

"50 persen lainnya masih belum sadar, untuk melakukan tera ulang,’’ tandasnya.

Sementara Kepala Seksi Promosi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kudus, Atok Darmo Broto mengatakan, proses tera ulang sudah dilaksanakan sejak April lalu. Sejauh ini sudah ada empat pasar tradisional yang dilakukan tera ulang, yakni Pasar Bitingan 407 timbangan, Pasar Kliwon 184 timbangan, Pasar Jekulo 263 timbangan dan Pasar Brayung 80 timbangan.

Proses tera ulang ini menyasar di pasar tradisional milik Pemkab Kudus dulu,’’ jelasnya.

Adapun hasilnya, lanjut Atok, timbangan yang sudah dilakukan tera ulang lulus sertifikasi. Sebagian timbangan juga ditemukan harus direparasi, sebelum mendapat sertifikat lulus uji. Pedagang bisa saja menolak jika diminta untuk melakukan tera ulang. Namun ada konsekwensi yang harus diterima, yakni larangan menggunakan timbangan yang belum lulus uji.

"Ada juga sanksi pidana dan denda yang harus diterima pedagang, jika menolak untuk tera ulang,’’ tegasnya.

Atok menambahkan, setelah selesai melakukan uji tera ulang di empat pasar tersebut. Pihaknya akan kembali menjadwalkan untuk tiga pasar milik Pemkab Kudus di wilayah Kecamatan Kaliwungu. Sedangkan untuk tera ulang nozel SPBU, takaran PDAM dan perlengkapan ukur lainnya menyusul.

"Kami lakukan secara bertahap, karena tenaga penera yang kami miliki hanya dua orang,’’ pungkasnya. (han/gus)

Rembang Kembali Sabet Penghargaan KLA

Wednesday, July 24, 2019 Add Comment
BANGGA: Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyerahkan penghargaan kepada Istri Bupati Rembang yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Hasiroh Hafidz dalam puncak acara Peringatan Hari Anak Nasional disalah satu hotel di Makasar, Selasa (23/7).
REMBANG - Kabupaten Rembang kembali mengukir prestasi di Hari Anak Nasional (HAN), dengan Dua penghargaan sekaligus, yaitu sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) tingkat Nindya dan Penghargaan Puskesmas Kragan 2 sebagai puskesmas Ramah Anak.

Penghargaan yang diserahkan langsung dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tersebut diterima oleh Istri Bupati Rembang yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Hasiroh Hafidz dalam puncak acara Peringatan Hari Anak Nasional disalah satu hotel di Makasar, Selasa (23/7).

Penghargaan KLA kali ini merupakan yang ke tujuh, yakni, tingkat Nindya pada tahun 2011 dan tingkat Madya pada 2012, 2013, 2015, 2017, 2018 dan kembali meraih tingkat nindya ditahun ini.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Sri Wahyuni menjelaskan, Kabupaten Layak Anak ini dinilai dari komitmen pemerintahan daerah yang peduli terhadap perlindungan dan pemenuhan hak anak.

Ia juga menegaskan bahwa penghargaan ini diraih bukan hanya usaha dari Dinsos PPKB saja melainkan juga melibatkan anggota OPD dan organisasi terkait, sehingga penghargaan ini diraih atas kerja keras Pemerintah Kabupaten Rembang.

"Sebenarnya yang dinilai adalah yang pertama ini komitmen Pemerintahan Daerah mengenai perlindungan anak, yang pertama ini misalnya tentang regulasi-regulasi yang disiapkan oleh pemerintah daerah dalam dalam rangka untuk Perlindungan Anak ini, kemudian pemenuhan hak-hak anaknya ini dilakukan oleh gugus tugas yang diketuai oleh Bappeda, sekretariatnya di Dinsos PPKB anggotanya semua OPD, usaha lembaga-lembaga terkait organisasi. jadi ini sebenarnya merupakan kerja kita semua bukan dinsos PPKB saja," jelasnya 

Dalam kesempatan yang sama Kabupaten Rembang juga meraih penghargaan Puskesmas ramah anak tingkat nasional, yang dalam kategori ini diberikan kepada Puskesmas Kragan 2.

Ada 15 indikator untuk penilaian puskesmas ramah anak, beberapa diantaranya adanya tenaga medis yg memahami hak anak dan kesehatan anak, tersedianya pelayanan khusus anak dan konseling, ruang laktasi sesuai standar, ruang bermain anak yg memadai, cakupan layanan kesehatan anak, gizi imunisasi dan lain sebagainya.

Penilaian ini berlangsung selama empat bulan, dimulai dari bulan April sampai Juli 2019 dan akhirnya membuahkan hasil. Harapannya dengan pencapaian ini mampu memberikan motivasi dan menciptakan inovasi yang baru bagi seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Rembang. 

Sementara itu Bupati Rembang Abdul Hafidz    mengaku bangga atas penghargaan tersebut. Menurutnya penghargaan KLA tingkat Nindya itu dapat diraih atas kerja sama dan komitmen banyak pihak. 

"Komitmen kami memang menjadi terus lebih baik untuk memberikan pelayanan kepada anak- anak.  Ini juga kado bagi Rembang di usia yang ke 278 tanggal 27 Juli besok, " pungkasnya. (sov/gus)

Atasi BABS Dengan Arisan Jamban

Wednesday, July 24, 2019 Add Comment
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin.
REMBANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin mendorong masyarakat agar bisa membentuk kelompok arisan. 

Hanya saja, kelompok arisan yang disarankan itu beda dengan yang lain. 
Jika arisan pada umumnya mengundi atau mengkocok dengan hadiah uang atau barang, namun kelompok ini nantinya akan mengundi fasilitas jamban.

Demikian diungkapkan Wagub saat peresmian gerakan pilot bantuan jamban keluarga, yang merupakan upaya gerakan satu juta jamban di Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Rabu (24/7) kemarin.

Nantinya, kata Taj Yasin jamban hasil arisan bisa digunakan salah satu kelompok yang belum mempunyai fasilitas untuk buang air besar (BAB).

"Di setiap kabupaten ada (percontohan) gerakan berantas buang air besar sembarangan, sedangkan di sini Jamkrida  (perusahaan penjamin) memiliki desa binaan, Jamkrida di Blora juga ada binaannya," kata Wagub Taj Yasin.

Demi meningkatkan potensi pemeberantasan BABS, masyarakat diharapkan dapat aktif dalam penanganan terkait BABS tersebut.

"Kita upayakan kalau melihat potensi aksi pemberantasan BAB sembarangan Jawa Tengah sudah clear dan ini pun masih sebatas akses, sehingga ini kita tingkatkan," kata dia.

"Memang pemerintah tidak memfasilitasi semua. Sehingga masayarakat bisa membentuk arisan jamban, berapa dulu gitu, secara mandiri, dan di Wonosobo juga sudah. Bahkan satu tahun selesai," imbuhnya.

Hingga kini, kata dia, kebiasaan masyarakat buang air besar sembarangan di Jawa Tengah secara umum dapat teratasi dan turun drastis.

"Kita di Jateng sudah banyak turun, kita tak hafal prosentasenya berapa, dan khususnya di Kabupaten Rembang sudah bebas buang air besar di sembarang tempat," tandasnya.(sov/gus)

Dua JCH Pati Tertunda Berangkat ke Tanah Suci

Wednesday, July 24, 2019 Add Comment

Ilustrasi gambar jamaah haji (dok: Antara)
PATI - Dua orang Jamaah Calon Haji (JCH) asal Pati tertunda keberangkatannya ke tanah suci karena alasan kesehatan. Hal itu terungkap saat Bupati Pati Haryanto, pagi ini (24/7), memberangkatkan kloter terakhir asal Pati yang hendak menuju Asrama Haji Donohudan. 

Sesuai dengan laporan, menurut Bupati, mestinya ada 44 JCH yang berangkat di kloter tersebut, akan tetapi ada dua orang yang tertunda diberangkatkan. 

"Dua JCH yang tertunda sudah barang tentu pasti terganggu kesehatannya, oleh karena itu yang paling penting bagi Bapak Ibu sekalian adalah menjaga kesehatan karena kita lihat banyak jamaah yang berusia lanjut. Jangan sampai merasa mampu tetapi ternyata nggak mampu yang nanti justru merugikan keselamatan diri. Tidak usah kuatir akan tetapi jangan dipaksakan, misal mampunya kasih roda ya pakailah kursi roda", jelasnya. 

Berbeda dengan kloter lain yang d I lepas di Halaman Kantor Setda, upacara pelepasan 42 JCH kloter 61 ini diadakan di Pendopo Kabupaten. 

"Bukan untuk mengistimewakan, tapi memang karena jumlahnya yang sedikit dan mampu ditampung di Pendopo. Nah kalau kloter lainnya kan jumlahnya banyak, jelas tidak cukup dan kurang efisien bila ditempatkan di Pendopo" jelasnya.

Mengingat jumlahnya yang hanya 42 orang, nantinya kloter 61 ini akan bergabung dengan JCH lain asal Kabupaten Jepara. 

Meski demikian, para pejabat yang turut melepas keberangkatan rupanya tak jauh berbeda dengan kloter lainnya. 

"Seluruh Forkompimda maupun yang mewakili tetap komplit ikut melepas", terang Haryanto. 

Bagi keluarga yang ditinggal Haryanto pun berpesan, agar tidak usah khawatir. "Insya Allah akan dijaga oleh Allah SWT sebab salah satu kemuliaan adalah ketika menjadi tamunya Allah, jadi tidak usah khawatir, kita serahkan semua kepada Allah SWT", tutur Bupati. (mas)

Warga Temukan Mayat di Kolong Jembatan

Wednesday, July 24, 2019 Add Comment
BUSUK: Lokasi penemuan mayat di bawah kolong jembatan.
PATI - Warga di Desa Maregorejo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Rabu (24/7), digegerkan dengan temuan mayat mengapung di bawah Jembatan Pulombo, desa setempat. Pasalnya, mayat tersebut ditemukan sudah dalam kondisi membusuk.

Warga yang mengetahui kejadian itu kemudian berbondong menyaksikan mayat yang membusuk. Diduga, mayat tersebut adalah warga Desa Pegandan, Kecamatan Margorejo, Pati.

Berdarsarkan informasi yang dihimpun, ada seorang warga Desa Pegandan yang dikabarkan sudah hilang sejak sepekan. Sementara pekerjaannya setiap hari adalah mencari rongsokan untuk dijual kembali.

Namun kabar tersebut belum bisa dipastikan, karena proses evakuasi tengah dilangsungkan. Selain itu, kondisi mayat juga sudah mulai membusuk sehingga sulit dikenali.

“Katanya orang Pedandan. Tapi proses evakuasi kan baru dilakukan. Kita juga belum melihat wajahnya,” kata salah satu saksi di lokasi penemuan yang tak mau disebut namanya.

Saat ditemukan, kondisi mayat dalam keadaan telungkup dan dipenuhi dengan sampah. Badan korban juga nampak sudah mengalami pembengkakan dan mengeluarkan bau tak sedap.

Saat berita ini diturunkan, pihak kepolisian tengah mengevakuasi korban. Setelah itu, petugas berencana akan langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dan memeriksa identitas mayat tersebut. (gus)

Job Fair Efektif Kurangi Pengangguran

Wednesday, July 24, 2019 Add Comment
JOB FAIR: Bupati Haryanto mengujungi salah satu stand pameran kesempatan kerja yang digelar Disnaker Kabupaten Pati, Rabu (24/7).
PATI - Salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi tingkat pengangguran khususnya di Kabupaten Pati ialah dengan setiap tahun menggelar Job Fair atau bursa kerja.

Hal itu disampaikan oleh Bupati Pati Haryanto saat menghadiri pembukaan bursa kerja yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Pati bersama dengan sejumlah unsur terkait, Rabu (24/7), di UPTD BLK Pati.

"Kami berharap kegiatan ini tidak hanya seremonial belaka. Karena bursa kerja ini memang terbukti dapat mempertemukan para pencari kerja dengan perusahaan-perusahaan pencari tenaga kerja", jelasnya.

Haryanto menyebut, sejak awal dia menjabat hingga kini memasuki periode kedua kepemimpinannya, tingkat pengangguran di Kabupaten Pati cenderung mengalami penurunan.

"Berdasarkan data yang ada, di tahun 2011, angka pengangguran masih diatas 10%, tahun 2012 masih berada di atas 9%. Kemudian 2013 turun menjadi 7,3%, tahun 2014 6,9%, tahun 2015 di angka 6,7%, dan di tahun 2016 juga mengalami sedikit penurunan", imbuhnya.

Sedangkan mulai tahun 2017 hingga tahun 2019  ini, lanjut Bupati, angka tingkat pengangguran turun drastis menjadi hanya 3,61%, masih lebih bagus ketimbang Jawa Tengah.

Hal ini, menurut Bupati lantaran program investasi. "Ini bukti bahwa upaya Pemkab dalam mengurangi tingkat pengangguran sangat tertata", ujarnya.

Kabupaten Pati hingga saat ini, menurut Haryanto banyak dilirik investor. "Ada yang sedang proses pembebasan lahan di Margorejo, prosesnya juga sudah 50% namun sudah ada kepastian yaitu garment tepatnya pembuatan jas. Sedangkan di Batangan ada juga, yakni pabrik sepatu yang membutuhkan lahan 20 hektar. Itu belum termasuk perusahaan-perusahaan kecil lainnya", lanjutnya.

Tak terasa semua investasi yang ada tersebut, lanjut Bupati, akhirnya berdampak pada penurunan angka pengangguran yang ada di Kabupaten Pati.

Sementara itu, Kepala Disnakertrans Kabupaten Pati Tri Haryama menyampaikan bahwa kegiatan bursa kerja yang digelar setiap tahunnya ini dilaksanakan sebagai upaya memfasilitasi para pencari kerja dalam mendapat pekerjaan.

"Berdasarkan data yang masuk di Disnaker Kabupaten Pati, jumlah pengangguran sampai dengan bulan Juli 2019, sebanyak 8.715 orang yang terdiri dari laki - laki sebanyak 5.301 orang dan perempuan sebanyak 3.414 orang", ungkapnya.

Dari data tersebut, lanjutnya, pengangguran SD sebesar 3,10%, SMP sebesar 2,12%, SMA sebesar 74,38%, dan perguruan tinggi sebesar 20,40%.

"Pada bursa kerja kali ini kami bekerjasama dengan 40 perusahaan yang menyediakan berbagai lowongan dengan berbagai klasifikasi pendidikan" tutupnya. (gus)

Pacu Desa untuk Terus Berinovasi

Wednesday, July 24, 2019 Add Comment
BUPATI: Bupati Kudus M. Tamzil saat mengikuti rapat koordinasi terkait program inovasi desa, Selasa (17/07).
KUDUS - Pemerintahan pusat terus mendorong desa untuk berinovasi dalam menghadapi globalisasi. Karena persaingan yang ketat antarnegara dalam bidang ekonomi, sosial, maupun teknologi, inovasi harus terus dilakukan, agar tak tertinggal oleh negara lain, termasuk sampai di tingkat desa.

Hal ini kemudian yang menjadi pembahasan dalam rapat koordinasi tim inovasi kabupaten terkait program inovasi desa yang diselenggarakan di Aula Hotel @Hom, Selasa (16/7) pagi.

Kepala Dinas Peberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kudus  Adi Sadhono menyampaikan, terdapat 75 peserta yang mengikuti rapat. Terdiri dari 24 orang dari kabupaten, 15 anggota tim inovasi desa, 22 tenaga pendamping dan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD), 9 orang PPID kecamatan, dan 7 panitia penyelenggara.

Rapat yang diadakan 4 hari tersebut, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian desa. "Program ini kami harap dapat mendorong produktivitas desa," ucapnya.

Sementara itu, Bupati Kudus M. Tamzil menyampaikan, bahwa inovasi desa dapat menstimulasi pembangunan secara berkualitas dan produktif. Selama lima tahun, program inovasi tersebut dinilai sukses, tentunya dengan dukungan penggelontoran dan desa, baik dari APBN maupun APBD.

"Program inovasi desa angat strategis, karena mendorong desa agar lebih maju dan bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Dana desa tersebut harus dimanfaatkan semaksimal mungkin," ujarnya. 

Inovasi desa juga sejalan dengan visi dan misi Tamzil-Hartopo yang salah satunya mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang teknologi. 

Pihaknya mencontohkan, seperti pameran inovasi desa yang diadakan tahun lalu. Di mana dirinya sangat mngapresiasi tinggi atas inovasi-inovasi desa yang ditampilkan pada saat itu. Dan pihaknya berharap pameran inovasi desa dapat dilaksanakan pada tahun ini.

"Tak perlu inovasi yang terlalu susah, cukup inovasi sederhana yang tepat sehingga masyarakat dapat mengembangkan dengan baik," imbuhnya.

Pihaknya juga berharap agar Dinas PMD selalu bahu-membahu mendampingi dan memfasilitasi tim inovasi desa. (mii/lis)

Taman Bunga Si Pucung Jadi Wisata Destinasi Baru

Wednesday, July 24, 2019 Add Comment
TAMAN BUNGA: Kepala Desa Jati Kulon Sugeng Prayitno berfoto di Taman Bunga Si Pucung yang ada di Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.
KUDUS - Salah satu program rintisan pasar desa di Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus akan luncurkan destinasi wisata alam berupa Taman Bunga Si Pucung. Tidak hanya menyuguhkan keindahan alam saja, taman ini akan dilengkapi dengan kuliner tempo dulu khas desa setempat, seperti nasi jagung dan getuk Jati.

Kepala Desa Jati Kulon Sugeng Prayitno mengatakan, rintisan taman bunga ini ditujukan sebagai daya tarik dari program pasar desa, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan perekonomian desa. Sehingga, konsep taman yang akan disuguhkan nanti berupa hasil bumi desa setempat, seperti buah, sayur, dan kuliner tempo dulu yang bisa dinikmati langsung oleh para pengunjung.

“Ini sudah mulai berjalan (pasar desa, red), nah supaya pengunjung mau datang ke sini, kita buatkan tempat-tempat selfi seperti ini. Di samping itu ada perkebunan buah melon, sayur-mayur dan bisa petik sendiri nanti,” tuturnya.

Mengenai pembuatan taman ini, lanjutnya, sudah dilakukan sejak bulan Juni lalu. Ada sejumlah 8 ribu tanaman bunga celosia atau sejenis bunga jengger ayam yang ditanam di atas lahan kurang lebih satu hektare tersebut.

Jenis bunga ini dipilih oleh Sugeng, sapaan akrabnya, karena cara merawatnya dirasa sangat mudah. Iklim untuk pertumbuhan tanaman ini juga sangat cocok dengan iklim di Desa Jati Kulon. Ditambah, keelokan dari bunga celosia benar-benar dirasanya dapat memanjakan sepasang mata.

“Jadi, rencananya nanti dibuat gubuk-gubuk kecil juga untuk tempat bersantai, dan di depan taman, nanti kita buat juga kuliner dengan konsep lesehan,” imbuhnya.

Harapannya, Taman Bunga Si Pucung ini bisa menjadi embrio dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) unit pasar desa, yang mana nantinya bisa menambah pendapatan asli desa serta perekonomian warga setempat. Sehingga, target menjadi desa mandiri untuk 2020 nanti dapat dicapai oleh desa secara maksimal.

“Rencananya, untuk warga luar Jati Kulon nanti ada karcisnya Rp 10 ribu, kalau warga sendiri akan kami gratiskan,” katanya. (mii/lis)

Posyandu Remaja Jadi Wadah Sosialisasi

Wednesday, July 24, 2019 Add Comment
PENGECEKAN KESEHATAN: Warga Desa Megawon tengah melakukan pengecekan kondisi kesehatan di Posyandu Melati desa setempat.
KUDUS - PKK Desa Megawon, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, kembali menunjukkan program inovasi di bidang kesehatan. Di mana, desa setempat membentuk unit Posyandu Remaja, yang sasaran utamanya adalah dari kalangan remaja-remaja desa.

Di Posyandu Remaja ini, tidak hanya berisikan kegiatan terkait pengecekan kesehatan saja, akan tetapi di dalamnya juga berisi pengajaran dan pemberian materi terkait pernikahan dan kekeluargaan.

“Yang terpenting itu pemahaman remaja nanti ke jenjang perkawinan atau keluarga, makanya di dalam Posyandu Remaja ini, dari kami memberikan pemahaman mengenai pendidikan. Seperti halnya bagaimana kita kalau sudah menikah, termasuk sebelum menikah,” ujar Nurasag selaku Kepala Desa Megawon, saat ditemui di Posyandu Melati, Jumat (20/07) kemarin.

Dengan adanya Posyandu Remaja ini, lanjutnya, diharapkan para remaja memiliki bekal pemahaman bahwa untuk menuju pernikahan atau berkeluarga dibutuhkan persiapan yang matang. Sehingga, kasus mengenai pernikahan dini ataupun kasus yang terjadi di luar nikah, dapat ditekan sedini mungkin oleh pihak pemerintahan desa.

“Karena kita punya pengalaman, jadi kami menuntut adanya Posyandu Remaja ini. Sehingga, kami bisa mengantisipasi agar anak-anak dimungkinkan untuk tidak menikah dini, atau hal-hal di luar nikah bisa dihindari,” lanjutnya.

Terkait dengan pihak pematerinya, Nurasag mengatakan, bahwa dari awal program ini dibuka, materi terkait dengan kesehatan serta pernikahan diberikan oleh bidan dan dokter dari UPT Puskesmas Ngembal Kulon. Sementara, materi terkait dengan kenakalan remaja diberikan oleh Bhabinkantibmas.

Awal pembukaan Posyandu Remaja dulu, remaja juga sempat merasa kebingungan untuk apa dan bagaimana Posyandu Remaja itu. Bahkan, partisipasinya masih sedikit dan belum mendapat tanggapan yang sesuai harapan dari pemerintahan desa.

Akan tetapi, setelah berjalannya sosialisasi dan kegiatan posyandu, kini sudah ada 20 anggota Posyandu Remaja yang aktif melakukan kegiatan sebulan sekali di malam hari. Mereka juga memiliki grup WhatsApp sebagai wadah berkonsultasi yang bisa dilakukan di luar jadwal rutin Posyandu Remaja.

“Jadi harapannya nanti,seorang remaja itu paham terkait dasar-dasar dalam pernikahan dan berkeluarga. Utamanya, tentang kesehatan itu sendiri, karena sehat itu mahal,” pungkasnya. (mii/lis)

Satu Calhaj Gagal Berangkat

Wednesday, July 24, 2019 Add Comment
PELEPASAN : Bupati Rembang Abdul Hafidz saat melepas calon jemaah haji dari Gedung Haji Rembang.
REMBANG - Ratusan calon jemaah haji asal Kabupaten Rembang mulai diberangkatkan Senin (22/7) siang. Calon jemaah haji yang diberangkatkan tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 56 dilepas oleh Bupati Rembang Abdul Hafidz.

Sedangkan untuk calon jemaah haji yang tergabung dalam kloter 57 dan 58 diberangkatkan pada Senin malam.

Sebelum diberangkat dari Gedung Haji Kompleks Islamic Center di jalan Pemuda Rembang, para jemaah terlebih dahulu berkumpul di masing-masing kantor kecamatan yang sudah ditunjuk oleh otoritas terkait.

Mereka diberangkatkan dengan menggunakan bus, yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Rembang. Pemkab Rembang juga memberikan fasilitas transportasi berupa bus keberangkatan dari Rembang menuju Embarkasi Solo. Selain itu, saat kepulangan jemaah, dari Solo ke Rembang.

Kepala Kementerian Agama Kabupaten Rembang Athoillah Muslim mengatakan, ada satu jemaah yang gagal berangkat, karena harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Calon jemaah haji tersebut adalah Pasikan, warga Desa Lodan Kulon, Kecamatan Sarang. Ia divonis oleh dokter terkena gejala struk, sehingga disarankan untuk menunda keberangkatan sebagai calon haji Kabupaten Rembang pada musim haji tahun 1440 H / 2019 M.

Athoillah menambahkan, pihaknya baru mendapatkan kabar tersebut dari tim kesehatan calon jemaah haji, beberapa hari menjelang keberangkatan.

“Satu sakit, sementara dilakukan penundaan, karena sakit. Kalau tim kesehatan menyarankan untuk menunda kami tidak bisa apa-apa karena menyangkut kesehatan. Sebetulnya usianya belum terlalu tua, karena banyak yang lebih tua lagi. Kalau tahun depan sudah sehat mungkin kita berangkatkan lagi,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Rembang Abdul Hafidz mengaku, pihaknya sudah memberikan pendampingan, dokter dan tim kesehatan yang memadahi. Mengingat calon jemaah haji asal Kabupaten Rembang yang diperkirakan 80 persen terdiri dari Lansia.

"Ya memang calon jemaah haji Rembang itu 80 Lansia. Oleh karena itu, kami menugaskan Dinas Kesehatan untuk mendampingi jemaah haji dengan dokter dan petugas kesehatan sesuai kebutuhan. Saya berpesan agar senantiasa menjaga kesehatan selama di tanah suci. Jangan lupa jaga sikap selama di tanah suci," katanya.

Total jemaah haji asal Kabupaten Rembang yang berangkat sebanyak 613 calhaj, dengan didampingi 6 orang petugas pendamping haji. Kloter 57 dan 58 diberangkatkan menggunakan 8 bus utama dan 2 bus cadangan.

Adapun jumlah jemaah haji yang tergabung pada kloter 56, berjumlah 126 calon jamaah dari Blora, dan 229  calon jemaah dari Kabupaten Rembang. Mereka diberangkat dengan menggunakan 5 bus utama dan satu bus sebagai cadangan Rombongan kloter 57 berjumlah 355 orang calon jemaah haji yang semuanya berasal dari Kabupaten Rembang. Jika satu orang gagal berangkat, maka kloter ini akan berkurang satu menjadi 354 orang.

Untuk calon jemaah haji yang tergabung dalam kloter 58, semuanya berjumlah 355 orang. Dengan rincian 30 orang jemaah dari Kabupaten Rembang, sedangkan  325 orang berasal dari calon jemaah haji dari Kabupaten Pati. (sov/lis)

Persiku Tundukkan Persibangga 2-1

Monday, July 22, 2019 Add Comment
KEMBALI MENANG: Kesebelasan Persiku Kudus kembali meraih kemenangan, saat menantang Persibangga di Stadion Goentoer Darjono Purbalingga dalam laga lanjutan Liga 3 Zoan Jawa Tengah, Minggu sore kemarin.
KUDUS - Persiku Kudus tampil luar biasa saat bertandang menantang Persibangga Purbalingga di Stadion Goentor Darjono Purbalingga dalam laga lanjutan Liga 3 Zoan Jawa Tengah, Minggu (21/7) sore kemarin. Kesebelasan Macan Muria Kudus berhasil menekan Laskar Jenderal Sudirman, dengan skor akhir 2-1.

Pada pertandingan itu, Tri Hartanto ditunjuk sebagai kapten menggantikan Ahmad Farid yang harus absen karena kartu merah saat menjamu BR USM Semarang di Stadion Wergu Wetan Kudus, Rabu (17/7) lalu. Meski tanpa sang kapten, Ambon sapa akrab Ahmad Farid, Persiku berhasil kembali meraih tiga poin.

Dengan pola permainan 3-5-2, ujung tombak serangan dipercayakan pada dua pelari cepat yaitu Afrizal Dwi dan Wisnhu Wardani. Sedangkan di posisi tengah, dijaga oleh Wirdan Jaka, Tri Hartanto, Fernandho Hilvan, Ahmad Muzzaki dan Dhanu Syahputra. Kelima pemain tersebut ditugasi menggulirkan bola dari tengah dan pinggir lapangan, menuju area lawan.

Sedangkan lini belakang untuk menjaga benteng pertahanan, dijaga Seftia Hadi, Teguh Susanto dan Ajudya Eka. Diketahui, Ajudya baru saja pulih dari cidera, dan pada laga away perdana kemarin, harus bekerja keras menghentikan serangan lawan. Kemudian sebagai penjaga gawang Persiku Kudus, dipercayakan kepada Aldhila Redondo.

Dari pantauan di lapangan, Persiku Kudus bermain santai sebagai tim tamu. Umpan yang dilambungkan berjalan dengan baik, meksi sempat beberapakali menerima counter attack. Karena Permainan di lini tengah cukup solid dan kokohnya pertahanan dari Seftia dan Teguh, membuat Redondo nyaman di bawah gawang.

Masuki menit 23, Persiku berhasil menekan pemain lawan sampai batas pertahanan, dan membuat lini belakang Persibangga goyah. Kesempatan itu diambil anak asuh Subangkit yakni Wirdan, dan berhasil membuat gol pertama untuk Persiku di stadion Goentoer Darjono. Hingga turun minum babak pertama, Persiku masih unggul dengan skor 1-0.

Pada babak kedua, mesin permainan tim tuan rumah mulai memanas. Kedua tim kesebelasan saling menyerang. Persiku menunjukan permainan umpan terobosan, sedangkan Persibangga menunjukkan serangan kejutnya. Saat melakukan serangan, Fernando dijatuhkan pada menit ke 73 di dalam kotak terlarang milik Persibangga.

Atas pelanggaran tersebut, wasit memberikan hukuman untuk Persibangga dan memberikan kesempatan bagi Persiku melakukan tendangan penalty. Wirdan yang ditunjuk sebagai eksekutor, enggan menyia-nyiakan kesempatan itu. Dengan sikap tenang, berhasil menjebol gawang Persibangga untuk kedua kali. Skor 2-0 untuk Persiku jelang akhir pertandingan.

Tidak mau menanggung malu di kandang sendiri, tim dari Persibangga berhasi membalas satu gol melalui tending apik dari Anggi Prabowo. Tim dari Persiku kembali memperkuat lini tengah dan belakang. Hingga akhir laga, Persiku meraih kemenangan atas Persibangga dengan skor akhir 2-1.

Pelatih Kepala Persiku Kudus, Subangkit mengaku bersyukur atas kemenangan tersebut dan berhasil meraih tiga poin di kandang lawan. Meski sudah berhasil menang dua kali dalam laga perdana Liga 3 Zona Jawa Tengah, pihaknya masih ingin mengevaluasi pola permainan anak asuhnya pada saat melakukan finishing.

"Lagi-lagi kami harus mempoles finishing,’’ ujar Bangkit.

Diakui, pihaknya tetap mengapresiasi karena sduah berani tampil offensive, meski berada di kandang lawan. Hal ini tentu yang dia harapkan, mental yang kuat dan konsentrasi yang tidak gampang buyar.

"Kami akan perbaiki dan kembangkan semua potensi anak-anak. Laga ke depan, tentu sama beratnya dengan laga-laga sebelumnya,’’ jelasnya. (han/lis)

Bangunan Liar di Sepadan Sungai Ditertibkan

Monday, July 22, 2019 Add Comment
BONGKAR: Tim gabungan terpadu melakukan penertiban bangunan liar di sepadan sungai/ irigasi di Kecamatan Juwana.
PATI - Pendangkalan dan penyempitan saluran irigasi terjadi di Daerah Irigasi (ID) Pangkalan Kecamatan Juwana akibat sampah dan banyaknya bangunan liar yang didirikan di sepadan saluran tersebut. Senin pagi (22/7), Tim Terpadu Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Pemakaian Sepadan sungai/irigasi Kabupaten Pati melakukan pembersihan sampah dan bangunan liar di saluran irigasi Pangkalan.

Setelah apel di halaman Balai Desa Dukutalit, Kecamatan Juwana, tim terpadu yang terdiri dari DPU-TR, Dinas Lingkungan Hidup, Disperkim, Satpol PP, TNI dan Polri menuju ke lokasi pembersihan dari ujung Jembaran Kembar, Desa Langgenharjo hingga ke ujung Desa Bajomulyo. 

Saat memimpin pembersihan, Kepala DPU-TR Pati A Faisal diwakili Kasi Bina Manfaat Bidang SDA Ari Yustiva mengatakan, pembersihan saluran irigasi kegiatan rutin yang dilakukan sejak 2017 serta penertiban wilayah sepadan sungai dan saluran irigasi.

“Ini kita sosialisasi sudah sejak 2018 termasuk kesepakatan dari warga untuk bongkar mandiri sudah disepakati pada April 2019. Cuma ada beberapa yang belum dilakukan bongkar mandiri sehingga kita laksanakan teguran I, II sampai III hingga sampai ke taraf bongkar bersama-sama sekaligus untuk normalisasinya,” tuturnya.

Pembongkaran bangunan-bangunan dilakukan, kata Ari Yustiva, terutama yang berada di atas tanah sepadan saluran yang ada di kanan-kiri saluran irigasi yang semestinya dilarang untuk didirikan bangunan. Baik berbentuk rumah, ruko, maupun warung kecuali jembatan untuk akses masuk ke rumah atau tempat usaha, serta tempat ibadah dan fasilitas pendidikan. 

“Sesuai rencana ini akan dilakukan sampai ke Desa Bajomulyo, melihat kondisi-kondisi di lapangan. Kalau memang sepanjang ini ada sedimentasi sampai bersih targetnya 3 KM mungkin satu dua minggu baru selesai tergantung tingkat kesulitannya,” kata Ari Yustiva.

Kasi Bina Manfaat Bidang SDA DPU-TR Kabupaten Pati Ari Yustiva mengatakan, sepanjang saluran irigasi dari Desa Langgenharjo hingga Desa Bajomulyo terdapat tiga ratusan pengguna sepadan saluran yang semestinya harus ditertibkan, baik warung maupun kios. (gus/lis)

Berikan Wadah Pengembangan Bakat Siswa

Monday, July 22, 2019 Add Comment
ESKTRA KURIKULER : Salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang ada di SDN Karangawen.
PATI - Ada beragam kegiatan ekstra kurikuler yang dimiliki SDN Karangawen, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati. Di antaranya adalah membatik, kaligrafi, futsal,menari, dan beberapa cabang seni dan olah raga lainnya.Keberadaan ekskul tersebut, bertujuan untuk memberikan wadah dalam pengembangan minat dan bakat anak sejak dini.

Kepala SDN Karangawen Patman mengatakan, keberadaan beragam kegiatan ekskul tersebut diharapkan bisa memacu anak-anak dalam menggali potensi yang dimiliki sejak dini. Sehingga, nantinya potensi tersebut dapat diarahkan untuk dibina secara maksimal.

"Kita berharap, ekskul yang kita berikan terhadap anak-anak itu, bisa menjadikan mereka lebih semangat. Karena, saya yakin semua anak memiliki bakat, dan tergantung kita yang mengasahnya. Apakah itu dalam bidang seni, olahraga ataupun lainnya," ujarnya.

Sebagai institusi pendidikan, pihaknya memiliki tanggung jawab untuk memberikan layanan pendidikan terhadap peserta didiknya secara maksimal, termasuk bagaimana memberikan wadah bagi anak-anak dalam mengeksplorasi minat maupun bakat yang dimiliki.

Dirinya berharap, dengan adanya pembinaan sejak dini, anak-anak nantinya bisa mengembangkan potensi yang dimiliki tersebut secara maksimal di kemudian hari. Sebab, sejak dini pula sudah mendapatkan arahan.

"Saya berharap, tumbuh kembang anak-anak pada usia sekolah dasar ini bisa maksimal. Untuk itu, melalui adanya ekskul ini, diharapkan mampu menjadi media dalam membantu memaksimalkan anak untuk tumbuh dengan potensi yang dimiliki," ungkapnya.

Lanjutnya, dalam hal ini, dukungan dari orang tua juga menjadi penting dalam hal pengembangan bakat anak. Sebab, orang tua memiliki peran yang tergantikan, khususnya ketika berada di lingkungan rumah. (lis)