INFOJATENGPOSKUDUS – Kemunculan nama Calon Presiden dan Wakil
Presiden (Capres-Cawapres) “fiktif” 2019 Nur Hadi-Aldo (Dildo), belakangan ini
menjadi trending di berbagai platform media social (medsos).
Bahkan elektabilitas paslon yang diusung Partai Untuk Kebutuhan Iman
tersebut, hampir menyaingi tingkat ketertarikan publik kedua paslon Capres dan
Cawapres sebenarnya yakni Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno.
Meski hanya untuk lucu-lucuan saja, Dildo sapaan Hadi-Aldo, dinilai bisa
menurunkan tensi politik dan membuat adem masa kampanye Pemilu 2019 saat ini.
Apalagi slogan yang dibawanya yaitu Indonesia Tronjal Tronjol Maha Asyik, membuat
masyarakat tertawa dan tidak sedikit yang membagikan meme Capres tersebut ke
akunnya sendiri dan teman-temannya.
Saat ditemui di ruko pijitnya di Pasar Brayung Mejobo Kabupaten Kudus,
Capres fiktif Nur Hadi tidak pernah menyangka, namanya melejit dan banyak
dibicarakan ribuan warganet. Selain itu, visi-misi yang diangkat dan diunggah
di medsos, juga banyak dibagikan oleh warganet diberbagai platform medsos
setiap harinya.
“Yang buat akun instagram itu mas Edwin orang Yogyakarta. Saya sendiri juga
belum pernah ketemu orangnya sampai sekarang,” ucap Hadi dengan ramah.
![]() |
PIJIT REFLEKSI: Nur Hadi Capres fiktif asal Kudus, sedang memijat salah satu pelanggannya di ruko Pasar Brayung Kudus. FOTO: BURHANUDDIN FIRDAUS/JATENG POS |
“Saya tidak pernah menyangka,” tambahnya.
Warga RT 6 RW 4 Desa Golantepus Kecamatan Mejobo ini menceritakan, akun
instagram bernama Hadi-Aldo itu dibuat Desember 2018 lalu oleh orang yang
mengaku bernama Edwin asal DI Yogyakarta. Pembuat akun tersebut mengaku ngefans
dengan Hadi, yang menjadi anggota Komunitas Angka 10 di facebook dan twitter
sejak 2011 lalu.
Sebelum membuat akun Hadi-Aldo, lanjutnya, Edwin menghubunginya melalui
telefon, untuk meminta izin. Awalnya, pemuda asal Kota Gudeg tersebut meminta izin
dipakai desain kaos sablon produksinya.
Kemudian berlanjut digunakan untuk meme Paslon Capres RI nomor urut 10.
Alasan memilih pria berkumis tersebut, karena kata-katanya di medsos dinilai
lucu, bijak dan bisa memotivasi anggota di komunitas Angka 10.
“Katanya (Edwin, red) kata-kata saya lucu, bijak dan bisa memotivasi untuk
yang (anggota) lain,” paparnya.
Terkait Aldo selaku Cawapresnya, hingga kini Hadi juga tidak mengenal pria
berkacamata tersebut. Pria berbadan tambun itu tidak pernah mempersoalkan, jika
foto dan namanya dipakai orang lain. Selama itu bisa menghibur masyarakat dan
tidak melanggar norma agama dan aturan di Negara Indonesia.
"Tidak apa-apa dipakai, asal bisa menghibur dan tidak melanggar aturan
agama atau Negara. Saya sendiri tidak kenal Aldo itu siapa," imbuh pria
kelahiran Kudus, 10 Agustus 1969.
Hadi menambahkan, sejak fotonya viral sebagai Capres nomor urut 10, setiap
hari mencapai sampai 100 nomor tak dikenal mengirimkan pesan whatsapp di
smartphonenya. Meski demikian, Dia tetap membalasnya dengan ramah. Bahkan ada
juga yang memberikan tawaran interview dan keperluan lainnya.
“Ada (pesan, red) yang mengaku dari Banten, Jakarta, dan daerah lainnya
yang menghubungi saya,” akunya.
Ayah empat anak ini mengaku, sudah menekuni profesinya sebagai tukang pijit
refeleksi sejak 15 tahun silam. Sejak fotonya menjadi tranding di medsos, Dia
tidak pernah merasa tinggi hati dan terpengaruh. Untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangganya, Hadi tetap menjalani aktivitas kesehariannya dan memenuhi panggilan
pijit refleksi.
Hadi berharap, siapapun yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden
RI periode 2019-2024 mendatang, harus memiliki kinerja yang baik, amanah dan
adil. Selama masa kampanye ini, Dia berpesan agar tim sukses dan pendukungnya
tidak menghalalkan segala cara demi kemenangan paslonnya di Pemilu 2019
mendatang.
“Jangan saling serang informasi hoak. Siapapun yang terpilih, harus baik,
amanah, dan adil. Termasuk para kroninya dan semua pejabat di Negara ini,”
pungkasnya. (han)
EmoticonEmoticon