INFOJATENGPOS/KUDUS – Dua rumah warga Desa Honggosoco,
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus, Selasa (15/1) pagi kemarin, didatangi
rombongan yang terdiri dari Tim Penggerak PKK, Dinas Sosial P3AP2KB dan Dinas
Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus. Tujuannya, untuk melihat perkembangan
kesehatan dua anak penderita hidrosefalus, dan guna memastikan sudah mendapat
perhatian dari Pemkab Kudus melalui instansi terkait.
Ketua Tim Penggerak PKK Kudus Rina Budi Ariyani
mengatakan, kedatangannya ke rumah M Ulil Albab (4) adalah sebagai bentuk
kepedulian Pemkab Kudus terhadap warganya. Setelah melihat kondisi anak kedua
dari pasangan suami-istri Ngasimin (30) dan Mariyatul Qibtiyah (30) warga RT 7
RW 2 Desa Honggsoco. Dia menyempatkan diri berkomunikasi dan memberikan semangat
kepada kedua orang tuanya.
"Insya Allah menjadi ladang ibadah bagi bapak ibu
(Ngasimin dan Mariyatul Qibtiyah), ini sebagai ujian di dunia. Jenengan berdua
pasti lulus," ucap Rina kepada kedua orang tua Ulil Albab.
Ditemui usai menyerahkan santunan, Rina mengaku akan
segera melaporkan kepada Bupati Kudus hasil kunjungannya Selasa pagi kemarin.
Pihaknya juga meminta kepada Dinas Sosial P3AP2KB dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Kudus, untuk membantu keluarga penderita hidrosefalus,
"Dinsos saya minta membantu, utamanya tentang
bantuan sosial. Kemudian, untuk Dinkes, terkait pelayanan akses kesehatan di
Kudus. Kalau perlu dibantu sampai RS. Kariadi Semarang," pintanya.
Sementara itu, Ngasimin, penyakit yang diderita Ulil
Albab, kemungkinan disebabkan terjatuhnya sang ibu saat usia kandungan 8 bulan.
Saat terjatuh, posisi sang ibu tengkurap. Sehingga Dia menduga terjadi infeksi,
yang menjadi pemicu kelainan di dalam kandungan. Degan terpaksa, proses
kelahirannya menggunakan cara sesar.
“Sudah Sembilan kali dioperasi di RSUP Kariadi
Semarang. Namun hingga saat ini, kondisinya tak kunjung membaik,” katantya.
Saat diajak komunikasi, lanjutnya, responnya
juga berkurang. Pihaknya pun sudah pasrah dengan kondisi yang dialami anak
tercintanya tersebut,"Saya hanya bisa berdoa. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Tamzil, yang sudah perhatian dengan kami," kata Ngasimin dengan
raut wajah sedih.
Ditempat terpisah, Zaky Firzatullah (11) anak pertama
dari pasangan suami-istri Siswanto (35) dan Alfiah warga RT 4 RW 2 juga
mengalami kondisi serupa. Namun masih bisa diajak komunikasi, meskipun tidak
terlalu lancar. Menurut Legiman (50) kakek Zaky, pertama kali diketahui
mengidap penyakit hydrosefalus pada usia 4 bulan.
“Pertama kali hanya terlihat benjolan di kepalanya,
saat usia 4 bulan,” kata Legiman.
Setelah menginjak usia 3 tahun, lanjutnya, baru
ketahuan kalau cucunya tersebut menghidap penyakit hydrosefalus dan langsung
dilakukan penindakan pertama di RSUP Kariadi Semarang. Setelah itu, tidak ada
lagi tindakan, karena terbentur dengan biaya operasi.
Dijelaskan, ayah dari Zakky yakni Siswa hanya seorang
buruh bangunan di Jepara, sedangkan ibunya sudah meninggal dunia selah 40 hari
setelah kelahiran adik kembarnya yaitu Vina dan Vani Damayanti. Saat ini, adik
kembarnya tersebut sudah sekolah TK besar di Desa setempat.
“Setiap hari saya dan neneknya (Kusrini) secara
bergantian mengasuh Zakky. Ayahnya seminggu sekali pulang ke rumah,” jelasnya.
(han)
EmoticonEmoticon