Terkesan Jadi Petugas Paskibra

Thursday, December 26, 2019 Add Comment
Nabilla Erviana Putri
MENJADI seorang pasukan pengibar bendera (Paskibraka) tentu menjadi prestasi tersendiri yang ingin diraih seorang pelajar. Tak terkecuali bagi Nabilla Erviana Putri, yang mengaku belum melupakan kesan bertugas menjadi Paskibra pada lalu, sebagai pembawa baki sang saka merah putih.

Gadis asli Leteh, Rembang, yang tahun ini dinobatkan menjadi Mba Rembang tersebut mengaku telah bercita-cita sejak kecil ingin menjadi Paskibra. Meski membutuhkan stamina dan mental yang kuat karena disiplin latihan yang dijalani, baginya bukan masalah. Sebab siswi kelas XII SMA 1 Rembang juga rutin berolahraga.

Di antara hobinya, yakni bermain basket ternyata juga menorehkan prestasi. Tim di sekolah yang diperkuatnya pernah menjadi juara 1 pekan olahraga pelajar daerah (Popda) tahun 2016, dan juara 3 SMANSA CUP 2016. 

“Kalau menjadi Paskibra sudah cita-cita sejak SMP. Kalau melihat di TV ada pasukan pembawa bendera sangat keren jadi pengen bisa. Orang tua juga mendukung setiap cita-cita yang baik saya,” ungkap Nabilla yang juga hobi tarik suara.

Kesan tak terlupakan Nabilla mengaku rela dijemur terik matahari di lapangan, untuk mempersiapkan fisiknya agar dapat terpilih sebagai pasukan pengibar bendera pada 17 Agustus 2018.

“Kebetulan saya suka panas-panasan di lapangan untuk main basket. Jadi itu jadi modal saya untuk mengikuti seleksi Paskibra,” bebernya.

Disinggung soal cita-citanya setelah lulus sekolah, Nabilla mengaku ingin menjadi pramugari. Dia pun mempersiapkan diri dengan menjadi lebih baik setiap harinya. (sov/lis)

Proyek River Tourism Direalisasikan Awal 2020

Thursday, December 26, 2019 Add Comment
NORMALISASI SUNGAI GELIS: Normalisasi dan penataan bantaran Sungai Gelis mulai dilakukan, mengingat proyek river tourism akan dimulai pada awal 2020.
KUDUS - Pemkab Kudus bakal memulai proyek river tourism di kawasan bantaran Sungai Gelis Kudus pada awal tahun 2020 mendatang. Penataan lokasi dan sosialisasi kepada masyarakat terdampak, juga segera dilakukan pemkab setempat melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus.

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus, Hartopo mengatakan, penataan bantaran Sungai Gelis akan dilakukan secepatnya, menyusul adanya kucuran dana dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sebesar Rp 100 miliar. Pemukiman liar yang masih berada di lokasi, juga akan segera di relokasi di rumah sosial Hadipolo.

"Secepatnya akan saya koordinasikan dengan pihak terkait, agar tidak terjadi kesalahpahaman antara masyarakat, pemerintah daerah dan pihak BBWS,” ujar Hartopo saat ditemui di Pendapa Kabupaten Kudus, Kamis (26/12).

Diketahui, tahap awal untuk memulai proyek wisata sungai di Kota Kretek itu, yakni melakukan normalisasi sungai dengan anggaran sebesar Rp 10 miliar. Hal itu dilakukan karena penampang basah sungai di beberapa titik Sungai Gelis, dinilai terlalu sempit.

Dia menambahkan, program pembangunan wisata sungai itu juga mendapat dukungan dari perusahaan rokok di Kudus. Untuk itu, tahapan pelaksanaan proyek tersebut harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pada tahapan pertama adalah fokus pada pengembalian fungsi Sungai Gelis.

"Tahun berikutnya mulai dilakukan pengembangan bantaran sungai, seperti menambah fasilitas agar bisa menjadi tempat wisata dengan total anggaran Rp 100 miliar,” paparnya.

Terpisah, Kepala Dinas PKPLH Kabupaten Kudus, Agung Karyanto mengatakan, untuk penataan Sungai Gelis baru akan dikoordinasikan dengan pihak BBWS Pemali Juana. Kemudian melakukan audiensi dengan masyarakat yang bermukim di sekitar bantaran sungai tersebut.

Kami akan koordinasikan dulu dengan pihak BBWS,” katanya.

Menurutnya, audiensi dengan warga harus melibatkan BBWS yang memiliki wewenang pengelolaan sungai. Dengan demikian, langkah audiensi dengan balai besar wilayah sungai secepatnya akan dilakukan, agar proyek river tourism bisa segera dimulai pada awal 2020.

"Secepatnya akan koordinasikan dengan BBWS,” tegasnya. (han/lis)

Warga Payak Diajari Buat Urban Farming

Thursday, December 26, 2019 Add Comment
DAUR ULANG SAMPAH : Peserta sedang berlatih membuat souvenir yang berbahan dasar sampah plastik.
PATI - Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Desa Payak, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati, mengadakan  Pelatihan Pemberdayaan dan Keterampilan. Kegiatan yang digelar pada 21-22 Desember tersebut, diikuti TP PKK, Kader PAUD, Kader Posyandu dan perwakilan dari masing-masing RT di desa setempat.

Koordinator Kegiatan Eka Pulihati menyampaikan, pada kesempatan itu, warga diberikan pelatihan bagaimana teknik pembuatan urban farmin dan juga keterampilan daur ulang sampah plastik.

“Di hari pertama, peserta diajarkan bagaimana teknik membuat urban farming. Dalam hal ini, pematerinya adalah Pak Bambang Aris Munandar, dari Komunitas R5 Sekarjalak,” ujarnya.

Nara sumber, pada kesempatan itu mengajarkan bagaimana cara membuat pupuk organik cair (POC), kemudian diajarkan tentang cara mengolah lahan sempit, namun menghasilkan. Yakni melalui teknik urban farming, hidroponik dan lain sebagainya.

Kemudian, pada hari kedua, peserta diberikan pelatihan tentang oembuatan souvenir yang berbahan dasar sampah plastik. Di antaranya adalah pembuatan bros, gantungan kunci, tas dan lain sebagainya.

Ketua TP PKK  Desa Payak  Setyaningsih menyampaikan, pelatihan yang diadakan PKK tersebut, sebagai salah satu upaya untuk memberdayakan masyarakat. Diharapkan, nantinya warga bisa mempraktikkan ilmu yang telah didapatkan dari pelatihan tersebut.

“Pelatihan ini memang kami upayakan bisa memberikan pengetahuan baru terhadap warga. Yakni bagaimana mengolah lahan, mendaur ulang plastik dan sebagainya. Harapannya, tentu nantinya ibu-ibu khususnya, bisa berkreasi dan menghasilkan nilai ekonomi melalui kreasi yang dihasilkan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Payak Karnoto menyampaikan apresiasinya yang tinggi atas digelarnya pelatihan tersebut. Pihaknya sangat mendukung adanya upaya pemberdayaan terhadap warganya itu.

“Saya sangat mendukung acara ini dan memotifasi mereka, agar setelah pelatihan semua menindaklanjuti. Apalagi, peserta sudah diberi bibit,” katanya.

Dirinya berharap, warga nantinya mau mempraktikkan apa yang telah dipelajari. Lahan pekarangan rumah bisa dimanfaatkan untuk menanam sayuran atau lainnya. Pun demikian, sampah plastik yang banyak di lingkungan rumah, bisa dimanfaatkan dengan baik oleh warga untuk sesuatu yang memiliki nilai ekonomi. (lis)

Desa Kedungbulus Jadi Kampung Kelor

Thursday, December 26, 2019 Add Comment
FOTO BERSAMA: Warga berfoto bersama sebelum tanam kelor.
PATI - Tanaman kelor memnag mempunyai sejuta manfaat. Selain bisa dikonsumsi sebagai sayuran, kelor juga bisa dimanfaatkan untuk pengobatan.

Hal inilah yang mendasari Kepala Desa Kedungbulus, Kecamatan Gembong untuk membuat Kampung Kelor. Ribuan bibit kelor ditanam sepanjang jalan desa tersebut.

Tak hanya itu, sebagian warga yang sudah mengetahui manfaatnya pun juga menanam kelor di pekarangan rumah. Bahkan ada pula yang menanam untuk nantinya dijual.

Kades Kedungbulus Ngatman mengatakan, penanaman kelor ini sebagai upaya agar masyarakat bisa mengambil manfaatnya. Apalagi, daun kelor kering juga mempunyai nilai jual tinggi.

"Untuk satu kilogram daun kelor kering, harganya bisa mencapai Rp 250 ribu. Ini kan cukup fantastis. Warga bisa menanam kemudian mengambil daun kelornya untuk di jual," katanya.

Lebih dari itu, dirinya juga berharap, dengan penanaman kelor disepanjang jalan Desa Kedungbulus itu, nantinya bisa mengekspor. Sebab, permintaan dari luar negeri juga tergolong banyak.

"Ini kan juga bisa menambah perekonomian warga. Sehingga, nantinya masyarakat bisa lebih sejahtera melalui bisnis daun kelor," imbuhnya.

Selain itu, apabila daun kelor ini dimanfaatkan untuk kuliner juga sangat bisa. Sudah ada beberapa warga yang memanfaatkan itu, seperti membuat mie daun kelor, nuget kelor, cendol kelor, bahkan ada juga nasi kelor.

"Karena itulah, kami mengajak seluruh masyarakat untuk menanam kelor di pinggir- pinggir jalan. Karenan nantinya yang memanfaatkan juga masyarakat sendiri," tutupnya. (lis)

UMKM Didorong Manfaatkan Aplikasi Online

Thursday, December 26, 2019 Add Comment
MATERI: Kepala Desa Pasuruhan Warsito saat memberikan materi kepada pelaku UMKM.
PATI - Munculnya persoalan pemasaran di kalangan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) cepat direspon oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker). Setelah mengembangkan aplikasi online, mereka pun membekali para pelaku UMKM untuk memanfaatkan tekhnologi tersebut.

Kegiatan itu seperti yang dilakukan di Kantor Kecamatan Kayen belum lama ini.Balai Besar Peningkatan Produktivitas Kemenaker mengundang ratusan pelaku UMKM untuk diperkenalkan dengan aplikasi Prodin atau singkatan dari Produk Indonesia. Dua orang instruktur dari balai besar yakni Lilik Sumarli dan Fadilla turut dihadirkan untuk memberikan pendampingan secara langsung.

Lilik Sumarli salah seorang instruktur balai besar peningkatan produktivitas mengatakan, sosialisasi tersebut dilakukan lantaran banyaknya pelaku UMKM yang mengaku kesulitan untuk memasarkan produk atau barangnya.

“Oleh karena itulah dibuat aplikasi ini. Diharapkan dapat menjadi wadah pemasaran bersama seluruh produk UMKM yang ada di Indonesia ini. Tahun ini sendiri kami menargetkan 10 kabupaten. Seperti Pati, Sukabumi, Kulonprogo, Blitar, Subang, Bandung, Wonosobo, dan Indramayu,”terangnya.

Konsep aplikasi itu sendiri diakuinya serupa toko online. Namun dipastikan lebih lengkap dan berasal dari para pelaku UMKM. Aplikasi itupun telah berjalan dan ditargetkan tahun ini ada sekitar 10 ribu UMKM yang bergabung.

“Di tahun 2020 mendatang kami juga akan melihat. Karena dari aplikasi tersebut nantinya juga ada data yang lengkap. Kami akan lihat sudah sejauh mana mulai modal, keuangan, jenis produknya seperti apa. Bila masih terkendala di pemasaran nantinya akan dibimbing sehingga produknya bisa diterima di pasaran,”tambahnya.

Sementara itu Warsito, Kepala Desa Pasuruhan, yang juga ketua panitia penyelenggara menyambut baik langkah yang dilakukan balai besar peningkatan produktivitas Kemenaker tersebut. Pasalnya sebagian besar pelaku UMKM memang diketahui banyak yang stagnan atau sulit berkembang. Salah satunya lantaran persoalan pemasaran.

“Kalau aplikasi online yang dikelola pemerintah tentu kami memiliki harapan besar. Apalagi potensi UMKM di Pati sangat kaya. Terutama produk kopi, makanan ringan, maupun yang lain,”tambahnya.

Bahkan dikatakannya dengan teregister di Kemenaker dikatakannya peluang untuk ekspor pun terbuka. Balai Besar Peningkatan Produktivitas pun mengundang calon buyer dari luar negeri. Sehingga bisa diketahui produk apa yang diinginkan dari pasar luar negeri.

“Tak hanya untuk aplikasi online saja nantinya pelaku UMKM juga akan dibantu terkait persoalannya. Kalau pemasaran sekarang ini ada aplikasi online, untuk perijinan nantinya juga akan dibantu kepengurusan, sedangkan untuk permodalan akan diarahkan ke bank,”tambahnya. (lis)

Gerindra Kabupaten Pati Gelar Konsolidasi

Thursday, December 26, 2019 Add Comment
KONSOLIDASI: Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Pati, H. Hardi saat memberikan pengarahan politik kepada para kader Partai Gerindra. 
PATI - DPC Partai Gerindra Kabupaten Pati menggelar konsolidasi dengan para kadernya. Selain diikuti para pengurus DPC , kegiatan temu kader yang berlangusng di Halroom Hotel Gitrary, Senin (26/12) kemarin,  juga diikuti oleh sejumlah perwakilan pengurus PAC dan pengurus Ranting serta dihadiri para Anggota DPRD Pati dari fraksi Partai Gerindra.

Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Pati, Hardi mengatakan, kegiatan temu kader atau konsolidasi tersebut untuk menyegarkan kembali mesin politik Partai Gerindra di Kabupaten Pati agar lebih solid untuk berjuang dan membesarkan nama partai.

"Kegiatan konsolidasi ini untuk menumbuhkan kembali semangat para kader setelah  pada pemilu tahun 2019 kemarin. Partai Gerindra di Kabupaten Pati kehilangan dua kursinya di DPRD, yang tadinya berjumlah delapan , saat ini tinggal enam kursi saja,” kata Hardi.

Dia menambahkan, selain konsolidasi dalam kegaiatan kemarin juga diisi dengan pemberian pendidikan politik yang diberikan kepada kader serta struktural pengurus sayap organisasi partai agar dapat berkiprah membesarkan nama Partai Gerindra.

"Pendidikan politik ini sangat penting untuk diberikan kepada para kader muda, terutama bagi mereka yang tergabung dalam keanggotaan organisasi sayap partai,” ujar Hardi.

Lebih lanjut, Hardi  menjelaskan, dalam mesin politik Partai Gerindra juga mempunyai organisasi sayap partai seperti Gerakan Muslim Indonesia Raya (GEMIRA), Perempuan Indonesia Raya(PIRA), Satuan Relawan Indonesia Raya (SATRIA)  dan organisasi  kepemudaan lainya.

Meurut Hardi,  kedepan sayap organisasi partai ini akan lebih dimaksimalkan perananya untuk terjun dan membantu ke tengah masyartakat serta mengibarkan nama besar Partai Gerindra.

"Ini adalah merupakan persiapan dan langkah awal, yakni dengan melakukan evaluasi.  Bagi para pegurus struktural partai baik di tingakt  DPC, PAC maupun ranting yang tidak lagi mempunyai semangat akan kita ganti,  temasuk peran sayap organisasi  partai juga  akan dimaksimalkan,” terang Hardi.

"Semua kader Partai Gerindra harus mempunyai semangat untuk memajukan  bangsa Indonesia dan untuk mewujudkan itu adalah dengan cara  berjuang bersama memenangkan Ketua Umum Partai Greridra Prabowo Subianto menjadi Presiden RI pada Pemilu 2024 mendatang,” tegas Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Pati. (gus/lis)

Hartopo Serahkan 48 SK Pensiun

Thursday, December 26, 2019 Add Comment
SERAHKAN SK PENSIUN: Plt Bupati Kudus Hartopo serahkan SK Pensiun kepada 48 ASN di lingkup Pemkab Kudus, yang akan memasuki masa purna per Januari 2020 mendatang.
KUDUS - Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus Hartopo serahkan Surat Keputusan (SK) pensiun kepada 48 Aparatur Sipil Negara (ASN), yang telah memasuki masa purna per satu Januari 2020 mendatang, di  Command Center Kamis, (26/12).

Hartopo berharap, ASN yang sudah pensiun aktif mengikuti kegiatan di masyarakat, dan bergabung di dalam organisasi kemasyarakat atau sosial di kampung halamannya. 

"Teruslah berbakti walau tidak lagi sebagai ASN,” ujarnya.  

Selain itu, dia menyarankan agar menjalankan pola hidup sehat dan berolahraga, agar kesehatannya tetap terjaga dengan baik. Di samping itu, ASN yang sudah pensiun, tetap menyumbangkan gagasannya untuk pembangunan di desa.

"Kami yakin, mereka masih bisa diandalkan dalam hal ini,’’ jelasnya.

Dari 48 ASN, katanya, satu di antaranya adalah Camat Kaliwungu yakni Joko Sugono, yang telah menjabat sejak Mei 2019 lalu.  Dengan demikian, kursi Camat Kaliwungu akan segera dicarikan dan akan menjabat sebagai pelaksana tugas (Plt) Camat Kaliwungu.

Hartopo meminta ada tiga nama yang disetorkan, untuk segera dirundingkan secara internal oleh pihak terkait.’’Hanya hingga kini, saya belum disodorkan nama-nama pengganti (Camat Kaliwungu),’’ ungkapnya.

Dia berharap, Camat Kaliwungu pengganti Joko Sugono adalah pejabat yang berkompeten pada bidang ini,’’Ya kami harap memang yang diajukan adalah yang berkompeten," lanjutnya.

Diketahui, ASN yang purna pada satu Januari mendatang didominasi oleh ASN di lingkup Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus. Sisanya berasal dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Pertanian dan Pangan, dan dinas lain di lingkup Pemkab Kudus. (han/lis)

47 Petahana Tumbang di Pilkades Pati

Thursday, December 26, 2019 Add Comment
PATI - 121 desa di Kabupaten Pati usai menggelar pilkades serentak pada 21 Desember lalu. Dari total sebayak 282 kontestan yang mengikuti pilkades, terdapat 96 calon petahana. Namun sayang, lebih dari separuh incumbent yang mencalonkan tumbang setelah dikalahkan  lawanya.

Kasubbag Pemerintahan Desa Setda Kabupaten Pati Indah Pebriana mengatakan, ada 47 calon incumbent gagal di pilkades

“Dari 96 calon kepala desa incumbent yang berhasil memenangkan pilkades sebanyak 49 orang, dan sebanyak 47 orang calon lainya dinyatakan gagal,” kata Indah.


Sementara dari hasil rekap kades terpilih, indah menyebut ada 110 kades laki-laki dan 11 perempuan.


Para calon kades terpilih, selanjutnya  akan diberikan pendidikan dan pelatihan (diklat) sebelum dilantik. Pelantikan kades terpilih dijadwalkan pada bulan Maret 2020 mendatang. (gus/lis)

Kotaku Prioritaskan Sanitasi dan Pengolahan Sampah

Thursday, December 26, 2019 Add Comment
SANITASI: Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Kabupaten Rembang tahun 2019 ini digelar di enam desa yang masjh terdapat wilayah perkampungan kumuh.
REMBANG - Bupati Rembang Abdul Hafidz meresmikan hasil program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) tahun 2019 di Kabupaten Rembang, Kamis (26/12).

Tahun ini program Kotaku dilaksanakan di enam Desa, yakni Tanjungsari, Padaran, Tritunggal Kecamatan Rembang dan Babagan , Gedongmulyo, Sumbergirang Kecamatan Lasem.

Bupati dalam kesempatan itu meminta pelaksana Kotaku dan pemerintah desa selalu berkoordinasi. Agar pembangunan di desa yang menjadi sasaran Kotaku bisa terarah. Yakni dalam hal pembuatan saluran, pengolahan sampah dan setelah pembangunan dirasa sudah lengkap, program itu bisa untuk membuat sesuatu yang bisa mempercantik desa.

"Program itu bisa juga untuk mempercantik desa, untuk buat hiasan-hiasan di desa biar masyarakat senang tetapi itu terakhir. Yang terpenting dulu bagaimana saluran dari hulu sampai hilir ini bisa terencana dengan baik, mulai dari rumahnya warga ditampung dalam satu saluran dan hilirnya bisa membuang bahkan bisa mengolah jadi kotoran itu bisa diolah malah lebih baik, " pintanya.

Besarnya dana desa, kata Hafidz, membuat Program Kotaku harus lebih terencana dan bersinegi untuk mempercepat suskesnya program. Sehingga tidak ada perilaku yang mengganggu jalannya program kota tanpa kumuh.

Sementara itu menurut Sujono, Asisten Kota Mandiri Kotaku Rembang mengungkapkan, target program tahun 2019 adalah mengurangi wilayah kumuh seluas 73,17 hektare.

Sejak 2016 hingga tahun ini wilayah kumuh berkurang 100,04 hektare dari target 119 hektare. "Masih ada 19 hektar yang perlu dituntaskan yakni di Desa Gegunung Kulon, gegunung wetan, Kabongan Lor dan Sukoharjo Kecamatan Rembang," katanya.

Adapun anggaran program Kotaku tahun 2019 di enam desa menelan Rp 6,5 miliar. Dana tersebut digunakan untuk pembuatan drainase, pengelolaan sampah dan jalan beton. (sov/lis)

Gunakan Kertas Film Rontgen

Thursday, December 26, 2019 Add Comment
LIHAT GERHANA : Warga sedang melihat gerhana matahari menggunakan kertas film rontgen.
PATI - Fenomena matahari cincin memang dinantikan banyak orang. Bahkan sebagian masyarakat menggunakan berbagai cara untuk melihat keindahan cincin yang melingkari matahari itu.

Begitu juga dengan warga Kabupaten Pati, untuk melihat gerhana matahari cincin itu, mereka menggunakan kertas film rontgen. Hasilnya pun diakui cukup memuaskan.

Salah seorang warga Pati yang menyaksikan gerhana matahari cincin adalah Erna Vitasari. Dia mengaku, ketika melihat matahari dengan mata telanjang maka efenya akan langsung membuat mata berkunang dan terasa perih.

Namun, ketika dia menggunakan kertas film rontgen, justru gerhana matahari cincin nampak jelas. Bahkan bisa juga di abadikan menggunakan handphone.

"Kalau saya baru pertama kali (lihat gerhana matahari cincin). Awlanya saya tidak tahu, saya kita bisa dilihat langsung dengan mata, tetapi malah mmebuat mata perih. Tapi kalau menggunakan kertas film rontgen, mataharinya malah jelas," katanya, Kamis (26/12).

Dia menjelaskan, saat pantauan pertama, dia melihat matahari seperti bulan tsabit. Kemudian disekelilingnya nampak gelap. Pada pantauan kedua, matahari sudah mulai membentuk lingkaran, tetapi belum penuh.

"Hingga pukul 12.53 WIB, matahari kembali seperti bulan tsabit, tetapi sudah menunjukkan adanya mata cincin pada matahari," imbuhnya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Febriyani Oktaviana. Selain matahari nampak seperti bulan, dia juga mengaku snagat kagum dengan fenomana langka ini. Apalagi, dia juga baru pertama kali melihat gerhana matahari cincin.

"Sangat indah dan saya sendiri sangat kagum. Baru kali ini melihat gerhana matahari," tutupnya.

Warga Lakukan Shalat Kusuf
Sementara itu, sebagian masyarakat muslim Kabupaten Pati, dalam menyambut gerhana matahari cincin ini, mereka melakukan shalat kusuf atau slahat gerhana matahari. Mereka melakukannya secara berjemaah di Masjid Much Dahlan Pati.

Ketua Bidang Dakwah dan Pengkajian Agama pada Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Pati Muhammad Rifqi Arriza selaku imam dan Khotib mengatakan, Allah telah menampakkan salah satu kuasanya, yakni gerhana matahari.

"Tentunya fenomena ini bukanlah hal yang biasa. Allah ingin mengingatkan kita atas kuasa-Nya," kata Rifqi saat khutbah.

Bahkan dia menyebut, gerhana matahari ini adalah bagian dari fenomena akhir zaman yang menguatkan ajaran ulama untuk memegang teguh sunnah Nabi. Hal iti agar ajaran dan tuntunan nabi tetap lestari.

"Salah satunya adalah dengan melaksanakan shalat kusuf atau gerhana matahari," tegasnya.

Dengan adanya fenomena itu, dia juga mengingatkan akan adanya beberapa pelajaran penting. Pertama, gerhana matahari termasuk kekuasaan Allah, maka sudah sepatutnya untuk direnungi, resapi dan dirasakan Kemahakuasaan Allah.

Kedua, bahwa gerhana matahati dan fenomena alam lain tidak ada kaitannya dengan kematian ataupun kehidupan seseorang. Ketiga, perlu sekiranya untuk memperbanyak ibadah, shadaqoh dan hal-hal kebaikan lain yanh diajarkan oleh agama.

"Semoga fenomena gerhana matahari ini dapat semakin mendekatkan kita kepada Allah, membesarkan hati kita untuk iklas menolong, serta menjaga kita agar selalu ramah terhadap alam sekitar," tutupnya. (lis)

Gerhana Matahari Tampak Sebagian

Thursday, December 26, 2019 Add Comment
MELIHAT GERHANA MATAHARI: Sejumlah warga Kudus terlihat antusias melihat fenomena gerhana matahari di halaman Masjid Agung Kudus, menggunakan teleskop maupun kacamata khusus.
KUDUS - Warga Kudus terlihat antusias menyaksikan fenomena gerhana matahari sebagian, di halaman Masjid Agung Kudus, Kamis (26/12) siang kemarin. Untuk melihat penampakan gerhana matahari itu, warga menggunakan teleskop atau kacamata khusus yang dilengkapi filter milik Lembaga Falakiyyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Kudus.

Warga yang ingin melihat fenomena langka tersebut, telah memenuhi halaman Masjid Agung Kudus menjelang waktu salat dzuhur hingga pukul 13.00 WIB. Mengingat puncak gerhana matahari pada pukul 12.50 WIB dan praktik pengamatan gerhana akan ditutup pada pukul 14.30 WIB.

Ketua LFNU Kudus, Azhar Lathif Nasiran mengatakan, pengamatan dilakukan mulai pukul 10.57 WIB hingga pukul 14.30 WIB di halaman Masjid Agung Kudus. Kegiatan ini bekerja sama dengan Ma’had Aly Taswiquth Thullab Salafiyyah (TBS) dan pengurus Masjid Agung Kudus. Fenomena gerhana matahari yang tampak di Kudus hanya sebagian, sekitar 60 sampai 80 persen.

"Kalau tampak gerhana matahari cincin, bisa diamati dari daerah lain,” ujar Azhar.

Dia menjelaskan, secara hisab, gerhana matahari cincin mulai muncul pada 10.57 WIB, dan saat dilakukan praktik pengamatan waktunya tepat karena didukung dengan cuaca yang cerah. Sedang puncaknya sampai pada pukul 12.50 WIB setelah salat dzuhur.

Tahun ini, lanjut Azhar, fenomena gerhana matahari yang bisa dilihat di Kudus hanya kali ini dan sebelumnya terjadi fenomena gerhana bulan. Sedang untuk tahun 2020, diperkirakan akan terjadi gerhana matahari sebanyak dua sampai tiga kali kejadian, namun tidak bisa dilihat di sekitar Kabupaten Kudus.

"Untuk yang bisa diamati di Kudus hanya kali ini. Kejadian pada 2020 bisa diamati di daerah lain,” tandasnya.

Dia mengimbau, masyarakat yang ingin melihat fenomena gerhana matahari secara langsung, bisa menggunakan teleskop atau kacamaya yang dilengkapi filter untuk menghindari mata sakit atau kerusakan di bola mata,’’Kalau ingin mengamati jangan melihat secara langsung. Harus menggunakan kacamata yang ada filternya, agar matanya terjaga dan tidak sakit,” ujarnya.

Salah seorang warga Kudus, Afriani Susanti mengaku senang bisa melihat fenomena gerhana matahari itu secara langsung di halaman Masjid Agung Kudus. Bahkan dia bisa mengenalkan kejadian tersebut kepada anaknya,”Tadi pakai kacamata. Senang bisa melihat karena memang jarang sekali terjadi dan bisa melihat secara langsung,” imbuhnya. (han/lis)


Bupati Ikut Nyoblos di Raci

Sunday, December 22, 2019 Add Comment
MENCOBLOS: Bupati Pati Haryanto bersama keluarga usai mencoblos di Desa Raci, Kecamatan Batangan, Sabtu (21/12).
PATI - Sebagai salah satu upaya untuk menyukseskan Pilkades Serentak 2019, Bupati Pati Haryanto kemarin ikut menggunakan hak pilihnya di Desa Raci, Kecamatan Batangan. 

"Sejak pagi kami monitoring mulai dari Payang, Tlogomojo, Srikaton, sekalian juga saya menggunakan hak pilih saya di Desa Raci. Untuk memberikan contoh, sekalipun di Raci ini sebenarnya calon tunggal karena yang maju suami-istri, tapi saya tetap berpartisipasi karena kami ingin menjadi salah satu bagian masyarakat yang patuh berdemokrasi," jelas bupati. 

Banyaknya cakades suami-istri, lanjutnya, menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat cukup tinggi.

"Pembangunan jalan dan pelayanan masyarakat yang baik, menjadikan masyarakat tidak ada pilihan lain dan tidak ada yang berani maju untuk menjadi lawan dalam cakades, sehingga mau tidak mau istri, anak atau lainya maju hanya  untuk sekedar memenuhi syarat," tutur Haryanto. 

Meski telah beberapa kali  melakukan monitoring persiapan jelang pilkades serentak, bupati beserta Forkompimda, kemarin, juga tetap terjun ke lapangan untuk memantau secara langsung pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Pati. 

"Kita telah melaksanakan monitoring mulai H-7 sampai hari H ini dan alhamdulillah semua berjalan lancar. Jika ada insiden kecil-kecil, menurut saya itu satu hal yang biasa karena pilkades memang semacam itu," ujarnya. 

Dari sisi keamanan, bupati pun menilai kesiapannya cukup mampu mengatasi apabila ada gejolak. 

"Atas perintah Kapolda, dari kepolisian tetangga juga diturunkan  untuk memback up beberapa wilayah yang dianggap rawan dalam pelaksanaan Pilkades ini. Tapi alhamdulillah semua lancar," ujar Haryanto. 

Dan hal itu dibenarkan oleh Kapolda Jateng Irjen Pol Ryco Amelza Dahniel, yang juga kemarin menyempatkan datang Iangsung ke Pati untuk memantau pelaksanaan Pilkades Serentak di Kabupaten Pati. 

Dari tinjauan di lapangan menurut Kapolda, pemilihan kepala desa di Pati ini  pelaksanaanya dinilai aman dan kondusif. 

"Baik surat suara ataupun penjagaan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur," terangnya. 
Kapolda juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kabupaten Pati karena telah turut berpartisipasi dalam pilkades serentak ini secara tertib, aman dan lancar. 

"Kalah atau menang kita tetap saudara , dan semoga masyarakat Pati mendapat pemimpin yang amanah," pungkasnya. (mas/gus/lis)

Target Pendapatan Parkir 2020 Dinaikkan

Sunday, December 22, 2019 Add Comment
FOTO ILUSTRASI PARKIR RAMAYANA: Kepala Dishub Kudus Abdul Halil didampingi Sekretaris Dishub Kudus Udi Waluyono saat meninjau kantong parkir di belakang Mall Ramayana Kudus.
KUDUS - Target pendapatan daerah dari sektor parkir yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Kudus, mulai 2020 mendatang akan dinaikan. Meski realisasi pendapatannya pada tahun ini sangat minim yakni hanya Rp 1,379 miliar dari beban target sebesar Rp 4,596 miliar yang bersumber dari parkir tepi jalan umum tempat khusus.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus, Abdul Halil mengakui capaian pendapat dari kantong parkir tahun ini sangat rendah. Namun Pemkab Kudus justru menambah beban target pendapatan dari sektor parkir 2020 menjadi Rp 8,884 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 93 persen.

‘’Target pendapatan itu, untuk parkir khusus Rp 4,221 miliar dan parkir tepi jalan umum Rp 4,663 miliar,” jelas Halil belum lama ini.

Sedang total PAD, lanjut Halil, pada 2020 mendatang Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus dibebani sebesar Rp 10,548 miliar, terdiri dari penerimaan parkir Rp 8,884 miliar, dan selebihnya bersumber dari selebihnya dari retribusi sampah, pengujian kendaraan bermotor (PKB), penggunaan kekayaan daerah (PKD) dan retribusi tempat giat usaha terminal.

Khusus untuk target retribusi parkir, Halil mengaku akan terus berusaha agar bisa terealisasi 100 persen meski terasa berat. Salah satu upaya yang akan dilakukan nanti adalah pengelolaan parkir jalan umum, tidak lagi diserahkan kepada pihak ketiga seperi tahun ini.

‘’Parkir nanti akan dikelola internal Dishub, serta membentuk satuan tugas (Satgas) yang tersebar di lima zona yakni tengah, barat, timur, selatan dan utaran,” paparnya.

Dia mengakui, sebelumnya juga sudah ada satgas, namun hanya dua orang. Sedang tahun depan akan ditambah sebanyak 18 petugas. Adapun tugas dari satgas tersebut, yaitu mengumpulkan dana dari juru parkir di lapangan yang berjumlah 224 orang agar tidak terjadi kebocoran.

Terpisah, Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Kudus, Eko Djumartono membenarkan adanya kenaikan pendapatan dari sektor parkir, baik yang dikelola Dishub, Dinas Perdagangan Kudus, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat.

“Kenaikan targetnya memang cukup besar, tetapi dengan optimalisasi pengelolaan lebih baik realisasi penerimaannya bisa lebih maksimal,” harapnya. (han/lis)

Jalan Lingkar Selatan Pati Diresmikan

Sunday, December 22, 2019 Add Comment
PERESMIAN: Bupati Pati Haryanto meresmikan proyek penuntasan pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS) Pati. 
PATI - Bupati Pati Haryanto meresmikan proyek penuntasan pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS) Pati, Jumat (20/12). 

Menurut bupati, jalan nasional yang menjadi kewenangan pemerintah pusat ini, pembuatannya membutuhkan proses yang panjang yaitu sekitar 13 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2006. "Yang mana Pemerintah Kabupaten Pati mulai dari proses membebaskan lahan, perizinan, penimbunan serta pemadatan," kenang Haryanto. 

Bupati menambahkan, pihaknya maupun masyarakat umum tidak bisa membayangkan apabila  jalan lingkar selatan ini tidak ada. Pasti akan terjadi macet di titik lokasi seperti di Pusat Kuliner, alun – alun maupun tempat – tempat perbelanjaan.

“Namun alhamdulillah, dengan pembebasan lahan kurang lebih 12,38 Km ini, dapat dibangun jalan lingkar hingga tuntas sepenuhnya menjadi dua jalur di tahun 2019 ini," ujar bupati.

Haryanto berharap agar jalan ini dapat dinikmati para pengguna jalan, khususnya kendaraan lintas provinsi dan juga sekaligus sebagai pengurai kemacetan.

"Penuntasan jalan lingkar ini momennya juga sangat tepat yaitu saat di mana pemerintah sedang mempersiapkan jalur transportasi untuk mudik menjelang Hari Natal dan Tahun Baru 2020,"  imbuhnya. 

Oleh karena itu, bupati mengucapkan terima kasih kepada Kementerian PUPR yang diwakili oleh Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII, sebab jalan ini selain dapat dinikmati warga Pati juga efektif untuk mengurai kemacetan dalam kota Pati. 

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII, Ahmad Cahyadi menyampaikan, bahwa pembangunan jalan lingkar Pati ini adalah melanjutkan pembangunan yang sebelumnya telah dimulai oleh Pemkab Pati. 

"Kemudian dilanjutkan oleh pemerintah pusat, yakni Kementrian PUPR Direktorat Bina Marga yang  mulai menangani pada tahun 2007 hingga sekarang. Dan pada tahun 2019 ini telah tuntas diselesaikan,” ujarnya saat diwawancarai.

Panjang jalan lingkar selatan ini menurutnya ialah 12,38 Km dan memiliki lebar 4 lajur yang mana jika diukur dari dari tepi sampai tepi saluran air sekitar 19 meter. 

Ia juga mengatakan bahwa jalan telah didesain sedemikian rupa a agar sesuai dengan standard.

“Untuk anggarannya sebesar Rp 229 milyar ditambah dengan pembebasan lahan yakni sekitar Rp 17 miliar. Sehingga total anggaran Rp 246 milyar, atau hampir Rp 250 miliar,” paparnya. (mas/gus/lis)

Kongres Advokat Indonesia Gelar UKDPA dan PKPA

Sunday, December 22, 2019 1 Comment
FOTO BERSAMA: Presiden KAI Tjoetjoe Sandjaja Hermanto (tengah) foto bersama peserta kegiatan UKDPA dan PKPA di gedung Fakultas Hukum UMK.
KUDUS - Kongres Advokat Indonesia (KAI) menggelar Ujian Kompetensi Dasar Profesi Advokat (UKDPA) dan Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) bekerjasama dengan Universitas Muria Kudus (UMK), diikuti oleh 20 peserta yang sebelumnya telah dinyatakan lulus ujian di gedung Fakultas Hukum UMK, Sabtu (21/12) lusa kemarin.

Presiden KAI, Tjoetjoe Sandjaja Hermanto mengatakan, kegiatan PKPA ini sangat penting diikuti oleh advokat yang baru saja lulus ujian, guna mengenal seluk beluk dunia advokat. Selain itu, untuk menambah ilmu pengetahuan terkati profesi pengacara atau kuasa hukum.

"Kegiatan ini untuk upgrade pengetahun peserta yang lolos ujian,’’ ungkapnya saat membuka kegiatan PKPA.

Dalam kegiatan PKPA ini, kata Tjoejoe, banyak materi yang akan diberikan, antara lain peran dan fungsi pengacara, kode etik, hukum acara perdata dan pidana. Kemudian materi keilmuan tentang hukum agraria, hukum acara abritase hingga hukum acara pradilan tindak pidana korupsi.

Menurutnya, melihat banyaknya materi yang diberikan, kegiatan PKPA ini tidak bisa selesai dalam sehari. Sehingga akan dilaksanakan dalam empat kali pertemuan, Minggu ini dana minggu depan, kegiatan PKPA akan dilaksanakan. Sedang narasumbernya dari KAI dan dosen Fakultas Hukum UMK.

"Setelah ujian dan PKPA, masih ada dua tahap yang harus diikuti, yakni pengangkatan advokat dan penyumpahan. Sehingga untuk menjadi anggota KAI, semua tahapan tersebut harus dilalui dengan baik,” paparnya.

Dia menambahkan, jumlah peserta dalam kegiatan PKPA kali ini terbilang cukup banyak. Mengingat dia pernah memiliki pengalaman menghadiri PKPKA di Kendari yang ikut hanya tiga orang saja. Meski demikian, minimnya peserta tidak menjadi persoalan karena baginya yang penting semuanya harus dimulai.

"Buktinya, kini anggota KAI di Kendari sudah mencapai 200 orang dan tiap kegiatan PKPA dilaksanakan jumlah pesertanya selalu naik,” tandasnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum UMK,Sukresno menambahkan, menurutnya untuk menjadi seorang pengacara yang baik, butuh jam terbang yang banyak. Untuk itu harus terus belajar dari pengalamanyang pernah dialami.

"Jadi tidak bisa langsung jadi advokat handal, harus memiliki jam terbang yang tinggi,’’ ujarnya.

Sukresno berpesan, agar dalam menjalankan profesi advokat paling penting adalah jujur sebagai modal penting. Dengan demikian, harus menata niatnya dulu dengan baik. Disamping itu, advokat juga harus profesional dan memiliki performance yang menarik.

"Jangan sampai, advokat saat berpakaian tidak menarik. Asal pakai. Namun harus berpakain yang rapi. Sisi pakaian harus diperhatikan, karena performa seseorang itu penting,’’ kata Sukresno. (han/lis)

Jual Pil Penenang, Diancam 10 Tahun Penjara

Thursday, December 19, 2019 Add Comment
PENANGKAPAN: Aparat Reserse Narkoba Kepolisian Resor Rembang meringkus dua orang pengedar pil jenis Eximer yang dijual kepada para pelajar di Kecamatan Kragan dan sekitarnya.
REMBANG - RY (20) dan SS (22) harus mendekam di tahanan Polres Rembang. Pasalnya kedua pemuda itu diduga mengedarkan obat anti depresi jenis eximer secara ilegal.

Keduanya diketahui warga Kecamatan Kragan. Mereka dibekuk Satresnarkoba di tempat berbeda. Selain itu, mereka juga tidak saling mengenal satu sama lain.

Polisi mengungkapkan jika RY dibekuk di sebuah toko modern di Desa Karangturi, Kecamatan Lasem. Sedangkan SS ditangkap saat melakukan transaksi di sebuah lokasi di Plawangan. Penangkapan keduanya dilakukan pada bulan November 2019.

“Dari tangan RY diamankan 16 butir pil eximer, sedangkan dari tangan SS 200 butir pil excimer yang dibungkus dua plastik berbeda,” kata Waka Polres Rembang Kompol Thamlikhan.

Dia melanjutkan, dari tangan kedua tersangka ditemukan ratusan pil eximer yang akan diedarkan di wilayah Kecamatan Kragan dan sekitarnya. Dengan sasaran para pelajar.

“Pil tersebut memiliki efek dapat mempengaruhi kesadaran peminumnya. Karena oleh tim medis digunakan untuk obat penenang bagi pasien depresi dan gangguan jiwa,”kata dia.

“Polres Rembang melaksanakan giat jelang natal dan tahun baru 2020. Kita menemukan obat berbahaya berupa pil berwarna putih ini sangat berbahaya dibandingkan obat yang lain seperti ekstasi, sebanyak 216 butir yang dikemas tiga plastik berbeda,” katanya.

Berdasarkan pengungkapan polisi, kedua pelaku berperan sebagai pengedar pil aximer. Barang – barang tersebut didapat dari seorang pemasok di Jawa Timur. Oleh polisi kedua pelaku dijerat dengan ancaman hukuman penjara 10 tahun, dan denda Rp 15 miliyar.

Sementara itu, pelaku kepada polisi mengaku menjual 10 butir pil eximer dengan harga Rp 35 ribu. Saat ini keduanya sudah berstatus menjadi tersangka, dan ditahan oleh pihak polres Rembang.

Selain ratusan pil eximer, polisi juga menyita handphone milik kedua pelaku, dan uang tunai ratusan ribu yang diduga merupakan hasil penjualan dari pil tersebut. (sov)

Tandai Dimulainya Operasi Lilin Candi 2019

Thursday, December 19, 2019 Add Comment
CEK RANMOR DINAS: Wakapolres Kudus Kompol Ibnu Bagus Santoso didampingi Kabag Ops Polres Kudus AKP Catur Kusuma Adhi dan instansi terkait, mengecek kendaraan dinas Polres Kudus.
KUDUS - Polres Kudus bersama instansi terkait memusnahkan barang bukti hasil operasi penyakit masyarakat (Pekat) 2019, berupa botol minuman keras (Miras) berbagai merek sebanyak 1.500 botol di halaman Mapolres Kudus usai Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Candi 2019, Kamis (19/12).

Kapolres Kudus AKBP Catur Gatot Efendi melalui Waka Polres Kudus Kompol Ibnu Bagus Santoso mengatakan, barang bukti botol miras yang dimusnahkan itu, hasil Operasi Pekat bersama jajaran Satpol PP Kudus dan instansi terkait lainnya yang digelar hampir enam bulan terakhir.

"Kami ingin memberikan rasa aman dan nyaman untuk masyarakat,” ungkap Kompol Ibnu kepada wartawan.

Lebih lanjut, kata Ibnu, operasi Lilin Candi 2019 ini dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dan keamanan di sejumlah titik objek vital serta tempat ibadah selama perayaan Hari Raya Natal dan tahun baru (Nataru) tahun ini.


Untuk gereja, sambungnya, akan ditempat dua personil dilengkapi body sistem, untuk pengamanan selama 1x24 jam di 36 gereja yang tersebar di Kabupaten Kudus. Menurutnya, pengamanan gereja ini sudah dilakukan sejak 10 hari lalu hingga pasca perayaan Nataru.

"Kami berharap, adanya pengamanan ini masyarakat bisa melaksanakan ibadah maupun kegiatan lain dengan aman dan nyaman,” jelasnya.

Dia menjelaskan, pada kegiatan pengamanan Operasi Lilin Candi 2019 ini, Polres Kudus sudah menyiapkan 527 personel anggota Polri, satu pos terpadu di Terminal Jati Kudus dan pos pelayanan di komplek Simpang Tujuh Kudus. Sebagai antisipasi gangguan keamanan di Kota Kretek, juga akan dilakukan black patroli bersama anggota TNI, Satpol PP dan instansi lain yang menyasar di tempat-tempat rawan.

"Tindak kejahatan yang kami waspadai adalah curas, curat, curanmor dan penipuan,” terangnya.

Sedangkan untuk kejahatan terorisme, Ibnu menegaskan akan selalu berkoodinasi dengan anggota Brimob, tim gegana dan tim antiterorisme,’’Dari Polda Jawa Tengah juga akan membackup tim dari satuan wilayah atau Polres se Jateng,” kata Ibnu.

Sementara itu, Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Kudus, AKP Catur Kusuma Adhi mengatakan, barang bukti miras yang dimusnakah hasil kegiatan rutin yang ditingkatkan periode 26 Juni sampai dengan 18 Desember total 1.500 botol miras berbagai merk dan 498 liter putihan.

"Kami juga berhasil menangani sejumlah kasus, seperti balap liar 13 kasus, penjual miras 97 tersangka, peminum miras 79 tersangka, kenakalan 39 tersangka dan kasus-kasus lainnya,’’ paparnya. (han/lis)

Lima Ribu Botol Miras Dimusnahkan

Thursday, December 19, 2019 Add Comment
MIRAS: Jajaran Forkompipda Kabupaten Pati melakukan pemusnahan miras berbagai merk hasil operasi petugas Polres Pati.
PATI - Sebanyak  5.172 botol miras dari berbagai merk dan jenis dimusnahkan. Ribuan botol minuman dengan kadar alkohol tinggi itu merupakan barang bukti (BB) hasil sitaan operasi yang dilakukan oleh petugas dari Polres Pati.

Kegiatan pemusnahan miras tersebut dilakukan di halaman Stadion Joyokusumo,   Kamis pagi (19/12).  Pada kegiatan kemarin dihadiri jajaran Forkopimda Kabupaten Pati untuk menyaksikan proses pemusnahan miras.

Sebelum dimusnahkan dengan cara digilas dengan alat berat, secara simbolis Bupati Pati Haryanto, Ketua DPRD Pati Ali Badrudin, Ketua Kejaksaan Negeri Pati bersama Kapolres Pati AKBP Bambang  Yudhantara dan Komandan Kodim 0718/Pati Letkol Czi Adi Ilham Zamani melakukan pemecahan botol dengan cara dilempar sebagai tanda mereka mendukung  penuh atas upaya pemusnahan miras sebagai upaya untuk mejaga kondusifitas keamanan di Kota Bumi Mina Tani.

Kapolres Pati AKBP Bambang Yudhantara mengatakan, ribuan botol miras yang dimusnahkan adalah hasil operasi yang dilakukan anggotanya sejak November hingga pertengan Desember ini.

“Hari ini kita menggelar dua kegiatan yakni apel gelar pasukan dalam pelaksanaan Operasi Lilin Candi 2019 untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru, setelah itu dlanjutkan dengan  kegiatan pemusnahan barang bukti berupa  miras hasil sitaan operasi kemarin,” kata Kapolres Pati.

Pemusnahan miras ini, lanjut AKBP Bambang, adalah sebagai salah satu bukti bahwa Polres Pati serius untuk menekan peredaran miras  di masyarakat, karena selama ini keberadaan minuman keras kerap menjadi pemicu timbulnya permasalahan seperti perkelahian, tawuran antar warga dan kecelakaan serta banyak dampak negatif lainya.

Sementara itu, Bupati Pati Haryanto pada kesempatan kemarin mengatakan, pihaknya sangat mendukung apa yang telah dilakukan oleh jajaran Polres Pati dalam menekan peredaran dan penjualan miras di Kabupaten Pati.

Menurut Haryanto, keberadaan penjual miras harus benar-benar ditangani secara serius dan harus ada aturan yang dapat menindak tegas para penjualnya, karena selama ini ancaman hukuman bagi para penjual miras sangat ringan .

“Tentunya saya berterima kasih kepada jajaran Polres Pati, dengan adanya kegiatan ini secara langsung telah membantu Pemkab Pati dalam menciptakan kodusifitas kemanan  menjelang pelaksanaan pilkades serentak dan perayaan Natal dan Tahun Baru. Selain itu harapan kedepanya agar ada ancaman hukuman yang tegas bagi para penjual miras  karena selama ini hukumannya sangat ringan jadi meski mereka tertangkap namun tidak kapok,” kata Bupati Haryanto.

Senada dengan Bupati Pati, Ketua DPRD Pati Ali Badrudin juga setuju jika aturan tentang penjualan miras dipertegas. Menurut Ali saat ini DPRD Pati telah melakukan pembentukan perda yang berisi tentang aturan peredaran dan penjualan miras.

“Penjual miras sekarang ini sudah sampai desa-desa dan ini sangat memprihatinkan karena dampaknya tentu tidak baik. Karena itu saat ini Komisi A sedang mengajukan pembuatan perda inisiatif untuk mengatur penjualan miras. Harapanya ke depan jika disetujui, dalam perda nanti bisa diubah, jika dalam aturan perda yang sekarang diperbolehkan mejual minuman beralkohol dengan kadar maksimal 0,5%, kedepan bisa 0%. Artinya di Kabupaten Pati tidak boleh menjual minuman beralkohol sama sekali,” kata Ali Badrudin. (gus/lis)

PLN Diminta Tata Ulang Jaringan Kelistrikan

Thursday, December 19, 2019 Add Comment
AUDIENSI: Plt Bupati Kudus Hartopo melakukan audiensi dengan PT PLN UP3 Kudus dan PT Telkom didampingi instansi terkait, di Ruang Pringgitan Pendapa Kabupaten Kudus.
KUDUS - Menindaklanjuti kejadian bocah meninggal akibat tersengat arus listrik di tiang Penerangan Jalan Umum (PJU) di Jalan Jogorekso Raya turut Desa Kirig, Kecamatan Mejobo Kudus, Selasa (17/12) lalu. Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus Hartopo memanggil pihak PT PLN (Persero) UP3 Kudus di Ruang Pringgitan Pendapa Kabupaten Kudus, Kamis (19/12) siang kemarin.

Pada pertemuan itu, Hartopo meminta PLN kembali menata ulang jaringan listrik dan distribusi, terutama di desa-desa. Selain itu, trafo yang dekat dengan rumah warga agar dipindahkan demi kenyamanan masyarakat,”Jika bisa diisolasi, isolasi dengan baik,” pintanya.  

Pihaknya berharap, pemasangan kabel jaringan listrik di Kudus agar memperhatikan aturan keindahan kota dan keselamatan serta kenyamanan warga. Sehingga kejadian di Kirig lusa kemarin tidak terjadi lagi di daerah lain,”Saya ingin mensejahterakan masyarakat Kudus, jadi PLN juga harus memikirkan keselamatan masyarakat juga,” ujar Hartopo dengan nada tinggi.

Diakui, pada pertemuan dengan PT PLN dan PT Telkom siang kemarin, pihaknya mengaku kesal dan marah. Sebab yang diminta hadir adalah pimpinan dari kedua perusahaan BUMN tersebut, namun yang hadir adalah utusannya. Dengan demikian, tidak menemukan solusi yang baik untuk memecahkan persoalan yang saat ini terjadi.

"Besok saya akan jadwalkan lagi, akan kita undang lagi pimpinan PLN dan Telkom. Kalau tidak hadir, artinya tidak mau bersinergi dengan Pemda,’’ tegasnya.

Hartopo menambahkan, jaringan milik PT Telkom juga sama halnya kurang rapi, sehingga perlu ditata ulang. Disejumlah titik kabel optic PT Telkom terlalu pendek sehingga mengganggu lalu lintas pengguna jalan.

"Saya juga minta kepada PT Telkom, agar menata ulang jaringan kabelnya seindah mungkin. Kalau terlalu pendek mengganggu lalu lintas,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, bocah berusia 6,5 tahun Milati Akmilla putri dari Mahfudin Faiq warga Desa Kirig RT 04 RW 01 Kecamatan Mejobo, Kudus tewas kesetrum tiang lampu penenerangan jalan umum (LPJU) di Jalan Jogorekso Raya turut Desa Kirig, Kecamatan Mejobo, Selasa (17/12) sekira pukul 05.30 WIB. (han/lis)

Undaan Tengah Resmi Jadi Kampung Kalkun

Thursday, December 19, 2019 Add Comment
PETERNAKAN KALKUN: Plt Bupati Kudus Hartopo meninjau peternakan kalkun di Desa Undaan Tengah.
KUDUS - Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kudus Hartopo meresmikan sekaligus melaunching kampung kalkun yang bertempat di Desa Undaan Tengah, Kecamatan Undaan, Kudus Kamis (19/12) pagi. Kegiatan seremonial tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Komunikasi dan informatika, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Camat Undaan, Kepala Desa Undaan tengah, serta perwakilan dari akademisi Universitas Diponegoro.

Dalam sambutannya, Hartopo mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh Kelompok Petani Semarak Kalkun Kudus (SKK) tersebut. Menurutnya, saat ini masyarakat hanya mengenal Kalkun sebagai ayam hias, namun oleh SKK dapat dikelola dan dibudidayakan serta dapat diolah menjadi masakan yang lezat.

"Kedepan, saya berharap akan muncul lagi kampung kalkun baru di Kudus,” ujarnya.

Pihaknya juga berpesan kepada kelompok tani, agar terus menjalin komunikasi dan bersinergi dengan semua pihak baik dari pemerintah, perusahaan makanan maupun akademisi. Agar dapat mendapatkan motivasi maupun edukasi, sehingga peternak ayam kalkun di Kudus mampu berkembang pesat.

Lebih lanjut, kata Hartopo, sebagai perwakilan dari Pemda Kudus, pihaknya berkomitmen akan mendukung penuh usaha budidaya ayam kalkun di Undaan Tengah. Melalui pendampingan, pelatihan dan pemberian modal usaha dari Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, dia yakin usaha tersebut akan terus berkembang.

"Harapan saya, kalkun dapat menjadi Ikon baru di Kudus, sehingga masyarakat lebih mengenal kalkun sebagai tambahan ragam kuliner di kabupaten Kudus,’’ tandasnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Petani SKK, Suyatno mengatakan, hasil ternak ayam kalkun yang dikelola sampai saat ini, pemasarannya sudah sampai keluar daerah seperti Sumatera, Kalimantan hingga Makasar.

‘’Alhamdulillah, ayam kalkun ini pemasarannya sudah dipasarkan sampai kebeberapa daerah, seperti Sumatera, Kalimantan bahkan sampai ke Makasar,” kata Suyatno. (han/lis)