![]() |
Sudargo (kanan) saat foto bersama Kepala Desa Ronggo, Jaken, Sugandam (tengah) dan Ketua karang taruna "Karya Muda" Budiyono (kiri). Foto : AGUS RIYANTO/JATENG POS |
INFOJATENG POS/PATI - Karang Taruna memang dituntut untuk
kreatif dan inovatif dalam merespon isu lingkungan, terutama pertanian.
Apalagi, sebagian besar warga Kabupaten Pati adalah petani. Sehingga,
perhatian terhadap pertanian amat sangat penting.
Seperti halnya karang taruna Karya Muda Desa Ronggo, Kecamatan Jaken yang berhasil menciptakan pupuk yang ramah lingkungan. Terlebih, pupuk tersebut merupakan kombinasi antara pupuk organik dan pestisida nabati.
Sudargo, inovator pupuk ramah lingkungan mengatakan, awal mula inovasi ini bermula dari rasa keprihatinanya. Karena banyak orang disekitarnya yang terjangkit penyakit dari sisa bahan kimia yang berasal dari sayuran dan buah-buahan yang dikonsumsi.
Dari situlah, Sudargo lalu mencoba cara lain dengan cara meninggalkan pupuk dan pestisida berbahan kimia diganti dengan pupuk organik dan pestisida nabati.
Untuk membuat pupuk organik dan pestisida yang ramah lingkungan, Sudargo memanfaatka limbah alami sepeti kotoran ternak dan tumbuh-tumbuhan yang sudah membusuk.
“Dengan bahan-bahan itu kemudian diolah menjadi ramuan pupuk dan pestisida dengan komposisi yang tepat, ternyata sangat bagus sebagai alternatif penganti pupuk dan pestisida kimia,” kata Sudargo.
Mulanya ramuan pupuk organik dan pestisida nabati tersebut dibuat sendiri. Tapi setelah kades setempat mengetahui, pihaknya kemudian disuruh mengembangkan bahkan dia difasilitasi lahan untuk eksperimen.
“Setelah itu banyak petani tertarik untuk menggunakan pupuk organik dan pestisida nabati buatan saya,” katanya.(gus/mel)
Seperti halnya karang taruna Karya Muda Desa Ronggo, Kecamatan Jaken yang berhasil menciptakan pupuk yang ramah lingkungan. Terlebih, pupuk tersebut merupakan kombinasi antara pupuk organik dan pestisida nabati.
Sudargo, inovator pupuk ramah lingkungan mengatakan, awal mula inovasi ini bermula dari rasa keprihatinanya. Karena banyak orang disekitarnya yang terjangkit penyakit dari sisa bahan kimia yang berasal dari sayuran dan buah-buahan yang dikonsumsi.
Dari situlah, Sudargo lalu mencoba cara lain dengan cara meninggalkan pupuk dan pestisida berbahan kimia diganti dengan pupuk organik dan pestisida nabati.
Untuk membuat pupuk organik dan pestisida yang ramah lingkungan, Sudargo memanfaatka limbah alami sepeti kotoran ternak dan tumbuh-tumbuhan yang sudah membusuk.
“Dengan bahan-bahan itu kemudian diolah menjadi ramuan pupuk dan pestisida dengan komposisi yang tepat, ternyata sangat bagus sebagai alternatif penganti pupuk dan pestisida kimia,” kata Sudargo.
Mulanya ramuan pupuk organik dan pestisida nabati tersebut dibuat sendiri. Tapi setelah kades setempat mengetahui, pihaknya kemudian disuruh mengembangkan bahkan dia difasilitasi lahan untuk eksperimen.
“Setelah itu banyak petani tertarik untuk menggunakan pupuk organik dan pestisida nabati buatan saya,” katanya.(gus/mel)
Berita selengkapnya, baca koran harian jateng pos.
EmoticonEmoticon