![]() |
SALAH KAPRAH: Seorang PKL Menara Kudus mencuci peralatan masaknya di tempat cuci tangan darurat BPBD Kabupaten Kudus. |
Namun tempat cuci tangan darurat yang berara di depan Masjid Menara Kudus itu, justru dimanfaatkan pedagang kaki lima (PKL) untuk mencuci peralatan masaknya.
Salah satu pedagang tersebut adalah Kusmiyati (50), penjual martabak yang selalu mangkal di depan Masjid Menara Kudus dan tidak jauh dari lokasi penempatan tempat cuci tangan darurat milik BPBD Kudus tersebut.
‘’Di sini (tempat mencuci) lebih dekat, kalau di sana kejauhan,’’ katanya saat ditemui di lokasi baru-baru ini.
Dia menuturkan, sejak terjadi pandemi corona ini tidak pernah jualan lagi, karena pengunjung atau peziarah makam Sunan Kudus sepi. Kemudian dirinya baru jualan mulai pekan ini.
Kusmiyati mengaku sudah jualan martabak di depan Masjid Menara Kudus sejak dua tahun lalu. Sejak muncul corona virus ini, dia cukup merasakan dampaknya yakni pendapatannya semakin berkurang.
‘’Kalau pembeli sepi pendapatannya juga sedikit,’’ tandasnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan saat dikonfirmasi mengimbau kepada PKL atau masyarakat Kudus, untuk menggunakan tandon air tersebut sesuai fungsinya.
‘’Sebaiknya PKL jangan mencuci peralatan masaknya di sana (tempat cuci darurat),’’ tegasnya.
Dia menjelaskan, tandon air tersebut untuk cuci tangan masyarakat setelah beraktifitas atau berkegiatan. Hal itu sebagai upaya pencegahan penyebaran corona virus di Kudus. di tandon air tersebut juga sudah ditempeli stiker tata cara mencuci tangan yang benar untuk membiasakan diri hidup bersih.
Untuk itu, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan petugas di wilayah Kecamatan Kota untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan PKL menara Kudus. Sehingga PKL tidak lagi menggunakan tempat cuci tangan darurat itu untuk mencuci peralatan masaknya.
‘’Kita sudah koordinasikan dengan Camat Kota,’’ pungkasnya. (han/gus)
EmoticonEmoticon